RINGKASAN: Ariani Dwi Astuti. E 34101020. 2005. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh NAA (Naphthalene Acetic acid) dan IBA (Indole Butryric acid) terhadap Perakaran Eksplan Tunas Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) dalam Kultur In Vitro serta Aklimatisasinya.
Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Edhi Sandra, M.Si, Pembimbing Anggota Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS.
Tumbuhan Gaharu (A. mulaccensis Lamk.) merupakan salah satu jenis tanaman hutan tropis yang menghasilkan resin atau produk damar yang bernilai ekonomi tinggi. Eksplorasi atau pemungutan hasil Gaharu hingga saat ini masih dilakukan hanya berorientasi pada hasilnya saja tanpa memperhatikan kelestariannya yaitu dengan cara menebang pohon Gaharu yang tumbuh secara alami di hutan. Cara pemungutan seperti mi dapat mengancam kelestarian dan jenis tanaman gaharu tersebut sehingga diperlukan upaya pelestarian.
Dalam penelitian ini dicoba pendekatan lain sebagai upaya pelestarian dengan konservasi in -vitro. Produksi tanaman Gaharu dengan teknik kultur jaringan dalam pembudidayaan, diharapkan memiliki keberhasilan aklimatisasi yang tinggi. Salah satu keberhasilan aklimatisasi antara lain dipengaruhi oleh kondisi eksplan, salah satunya keberhasilan perakaran, sehingga diperlukan suatu penelitian mengenai perakaran Gaharu secara in vitro dengan menggunakan zat pengatur tumbuh antara lain NAA dan IBA dengan berbagai macam konsentrasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh NAA dan IBA terhadap pertumbuhan dan perkembangan Gaharu secara in vitro khususnya pembentukan perakaran dengan berbagai macam konsentrasi serta mengetahui persentase hidup eksplan Gaharu pada saat aklimatisasi, sehingga hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah diperoleh metode perakaran Gaharu secara in vitro dalam upaya pengembangan pengadaan bibit untuk budidaya serta pelestarian Gaharu.
Penelitian dilakukan di Unit Kultur Jaringan Laboratorium Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Pengambilan data primer dilakukan selama 5 bulan dan bulan Februari 2005 sampai bulan Juni 2005.
Percobaan ini terdiri dari 2 faktor yaitu dengan penambahan NAA dan IBA pada media tanam MS 0. Bahan tanaman yang digunakan adalah Gaharu hasil sub kultur.
Peubah pertumbuhan yang diamati terbatas hanya pada pertumbuhan vegetatif yang meliputi pertumbuhan akar dengan melihat jumlah akar dan panjang akar yang tumbuh pada setiap eksplan, tinggi eksplan, jumlah tunas daun yang baru tumbuh dan jumlah daun yang tumbuh pada eksplan dengan kondisi yang sehat (tidak terinfeksi atau terserang penyakit). Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali sampai akhir pengamatan yaitu minggu ke-12 kecuali untuk panjang akar, jumlah akar dan tingi eksplan dilakukan pada saat penanaman dan akhir pengamatan.
Selama proses pertumbuhan secara in vitro, faktor zat pengatur turnbuh berperan penting dalam menunjang eksplan membentuk perakaran. Hasil dan semua faktor yang diuji menunjukkan bahwa pengaruh terhadap eksplaii Gaharu berbeda-beda.
Dan hasil percobaan di dapatkan hasil yang cukup baik dari dua perlakuan diantara perlakuan yang lainnya yaitu bahwa penambahan IBA I mg/i menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan panj ang akar tertinggi, pertambahan tunas tertinggi dan penambahan IBA 1,5 mg/I menunjukkan persentase berakar yang tertinggi, pertambahan daun yang tertinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya.
Apabila eksplan mempunyai persentase berakar dan panjang akar yang tinggi maka eksplan dapat meyerap unsur hara mineral yang cukup, dan adanya tunas dan daun yang cukup banyak maka akan menghasil zat hijau daun yang tinggi sehingga akan menghasilkan karbohidrat yang cukup untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu dengan keseimbangan panj ang akar dan banyaknya tunas serta daun yang dihasilkan akan semakin meningkatkan keberhasilan aklimatisasi eksplan Gaharu.
Keberhasilan aklimatisasi eksplan Gaharu pada percobaan sebesar 26,92%. Hal ini selain dipengaruhi oleh kondisi eksplan hasil kultur jaringan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu kelembaban, suhu dan intensitas cahaya.
Peubah pertumbuhan yang diamati terbatas hanya pada pertumbuhan vegetatif yang meliputi pertumbuhan akar dengan melihat jumlah akar dan panjang akar yang tumbuh pada setiap eksplan, tinggi eksplan, jumlah tunas daun yang baru tumbuh dan jumlah daun yang tumbuh pada eksplan dengan kondisi yang sehat (tidak terinfeksi atau terserang penyakit). Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali sampai akhir pengamatan yaitu minggu ke-12 kecuali untuk panjang akar, jumlah akar dan tingi eksplan dilakukan pada saat penanaman dan akhir pengamatan.
Selama proses pertumbuhan secara in vitro, faktor zat pengatur turnbuh berperan penting dalam menunjang eksplan membentuk perakaran. Hasil dan semua faktor yang diuji menunjukkan bahwa pengaruh terhadap eksplaii Gaharu berbeda-beda.
Dan hasil percobaan di dapatkan hasil yang cukup baik dari dua perlakuan diantara perlakuan yang lainnya yaitu bahwa penambahan IBA I mg/i menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan panj ang akar tertinggi, pertambahan tunas tertinggi dan penambahan IBA 1,5 mg/I menunjukkan persentase berakar yang tertinggi, pertambahan daun yang tertinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya.
Apabila eksplan mempunyai persentase berakar dan panjang akar yang tinggi maka eksplan dapat meyerap unsur hara mineral yang cukup, dan adanya tunas dan daun yang cukup banyak maka akan menghasil zat hijau daun yang tinggi sehingga akan menghasilkan karbohidrat yang cukup untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu dengan keseimbangan panj ang akar dan banyaknya tunas serta daun yang dihasilkan akan semakin meningkatkan keberhasilan aklimatisasi eksplan Gaharu.
Keberhasilan aklimatisasi eksplan Gaharu pada percobaan sebesar 26,92%. Hal ini selain dipengaruhi oleh kondisi eksplan hasil kultur jaringan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu kelembaban, suhu dan intensitas cahaya.