Taman Nasional Wasur terletak di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, dengan luas kawasan seluas 413.810 ha. Keanekaragaman jenis tumbuhan yang terdapat di TN Wasur sebanyak 104 jenis dan 37 famili, 18 jenis diantaranya termasuk tumbuhan sarang semut. Tumbuhan sarang semut di kawasan tersebut dipanen dan dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya, namun data dan informasi tentang pemanfaatan tumbuhan sarang semut tersebut belum tersedia.
Berkaitan dengan hal tersebut dan guna memberikan masukan bagi pihak pengelola untuk melestarikan tumbuhan tersebut, maka penelitian ini perlu dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengetahuan dan budaya masyarakat Suku Marind Sendawi Anim dalam memanfaatkan secara tradisional sumber daya hutan tumbuhan obat khususnya Sarang Semut (Myrmecodia pendans). Penelitian ini dilaksanakan di TN Wasur dengan waktu penelitian adalah bulan April-Mei 2008.
Penelitian ini dilakukan di enam (6) desa di sekitar TN Wasur, meliputi Kampung Wasur, Yanggandur, Rawa Biru, Sota, Kuler-Tomerau kondo (5 perkampungan kecil), dan Poo. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini, meliputi: orientasi lapangan, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer (karakteristik masyarakat pemungut sarang semut, frekuensi pengambilan sarang semut, musim panen, lokasi pengambilan, cara pengambilan dan volume pemanfaatan, serta harga jual dan masyarakat sampai ke konsumen atau rantai konsumen) dan data sekunder (peta—peta, monograf desa, dan data umum lokasi). Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur; sedangkan pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara (snowball).
Karakteristik pemungut/pengumpul sarang semut sebagian besar berumur 36-45 tahun (20.8%), pendapatan > Rp. 1.000.000 (37.50), mata pencaharian pokok adalah petani (34%), jumlah tanggungan keluarga> 3 orang (58.33%).
Sedangkan, Karakteristik pemakai sarang semut sebagian besar berumur 40—49 tahun (29%), tingkat pendidikan SD (90,7%), bermata pencaharian pokok petani (40%), dan jumlah tanggungan <3 orang (55,8%). Sarang semut digunakan oleh masyarakat di sekitar TN Wasur sebagai pakan ternak, tumbuhan obat, dan sumber pendapatan.
Pelaku ekonomi sarang semut terdiri dan pemungut, pemungut (pengolah), pengumpul (pengolah), pengumpul 2 (di luar desa), dan konsumen. Bentuk produk yang ditawarkan adalah bentuk irisan (Kampung Wasur, Rawa Biru, dan Yanggandur) dan bentuk serbuk (Ndalir dan Poo). Di kampung Wasur hanya terdapat pelaku ekonomi pemungut dan pemungut (pengolah). Harga produk pada pemungut yaitu Rp. 5000/ umbi dan Rp. 25.000 — Rp.60.000 per- Kg.
Daerah yang memiliki alur tata niaga yang panjang adalah daerah Rawa Biru, Yanggandur, dan Ndalir. Pasaran obat herbal dapat dikategorikan musiman, begitu juga dengan pasaran sarang semut (M. pendans) di Papua khususnya Merauke mengalami ketidakstabilan. Sebagian besar responden (pelaku ekonomi) menyatakan bahwa kendala yang mereka hadapi adalah minat pembeli yang fluktuatif. Kata kunci Myrmecodiapendans, pakan ternak, obat, dan pemasaran.