RINGKASAN: CITRA BETRIANINGRUM. E34104031. Kajian Pertumbuhan Eksplan Pucuk Gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) Melalui Teknik Ex Vitro. Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan WAODE HAMSINAH BOLU.
Pada tahun 1985, jumlah ekspor gaharu Indonesia mencapai sekitar 1487 ton, namun eksploitasi hutan alam tropis dan perburuan gaharu yang tidak terkendali telah mengakibatkan species-species gaharu menjadi langka. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi media yang sesuai untuk pertumbuhan eksplan dan untuk mendapatkan konsentrasi hormon tumbuh IBA (Indole Butyric Acid) yang optimal bagi pertumbuhan perakaran eksplan pucuk G.versteegii melalui teknik ex vitro. Berbagai macam media tumbuh dan berbagai konsentrasi hormon IBA dapat menghasilkan pertumbuhan yang berbeda-beda, sehingga dapat diketahui komposisi media dan konsentrasi hormon yang terbaik untuk pertumbuhan eksplan pucuk gaharu secara ex vitro.
Diharapkan dari hasil penelitian ini diperoleh informasi tentang media tumbuh yang sesuai dan konsentrasi hormon yang terbaik untuk pertumbuhan eksplan pucuk G. versteegii (Gilg) Domke, sehingga dapat diterapkan guna mendukung pelestarian plasma nutfah.
Dalam pelaksanaan penelitian, alat yang digunakan box mika, aqua gelas 240 ml, cutter, gunting tanaman, sungkup, paranet, papan iris, steples, speryer, dan kertas label. Bahan yang digunakan antara lain eksplan pucuk G. versteegii, hormon IBA (400, 450, 500, 550, 600 ppm), Vitamin B1, bakterisida, fungisida, media (tanah, pasir, dan kompos), Antracol, zat perekat, CaC03. Semua eksplan yang sudah direndam pada larutan (vitamin B1, sterilisasi, dan hormon dengan berbagai konsentrasi), serta dioles dengan pasta pada bagian pangkal eksplan, langsung ditanam pada masing-masing media (tanah tunggal, pasir tunggal, dan campuran tanah-pasir-kompos) yang sudah dimasukkan pada box mika. Selanjutnya box ditutup rapat dan disteples, kemudian simpan dalam sungkup.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah presentase hidup pada perlakuan sebesar 66,67%, sedangkan pada kontrol sebesar 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan hormon berpengaruh pada presentase hidup eksplan. Pertumbuhan tinggi pada eksplan sangat dipengaruhi oleh jenis media. Sedangkan hormon sangat berpengaruh terhadap perakaran. Persentase berakar pada perlakuan hormon sebesar 61,78% dan pada kontrol sebsesar 53,33%. Dilihat dari persentase berakar berdasarkan konsentrasi hormon, yang paling tinggi pada konsentrasi 550 ppm yaitu 14,22%. Namun, tidak jauh berbeda dengan konsentrasi 450 ppm dengan persentase berakarnya sebesar 13,11%.
Dari hasil sebelumnya dapat disimpulkan bahwa komposisi media yang baik untuk pertumbuhan eksplan gaharu adalah media tanah dengan persentase hidup 89,33%. Sedangkan hormon yang optimal untuk perakaran eksplan pucuk gaharu adalah dengan konsentrasi 550 ppm. Namun konsentrasi 450 ppm juga baik untuk perakaran, walaupun tidak seoptimal konsentrasi 550 ppm. Tetapi konsentarsi hormon 450 ppm ini dapat mengefisienkan biaya.
Key words: Gyrinops versteegii (Gilg) Domke, Material, Hormone
Pada tahun 1985, jumlah ekspor gaharu Indonesia mencapai sekitar 1487 ton, namun eksploitasi hutan alam tropis dan perburuan gaharu yang tidak terkendali telah mengakibatkan species-species gaharu menjadi langka. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi media yang sesuai untuk pertumbuhan eksplan dan untuk mendapatkan konsentrasi hormon tumbuh IBA (Indole Butyric Acid) yang optimal bagi pertumbuhan perakaran eksplan pucuk G.versteegii melalui teknik ex vitro. Berbagai macam media tumbuh dan berbagai konsentrasi hormon IBA dapat menghasilkan pertumbuhan yang berbeda-beda, sehingga dapat diketahui komposisi media dan konsentrasi hormon yang terbaik untuk pertumbuhan eksplan pucuk gaharu secara ex vitro.
Diharapkan dari hasil penelitian ini diperoleh informasi tentang media tumbuh yang sesuai dan konsentrasi hormon yang terbaik untuk pertumbuhan eksplan pucuk G. versteegii (Gilg) Domke, sehingga dapat diterapkan guna mendukung pelestarian plasma nutfah.
Dalam pelaksanaan penelitian, alat yang digunakan box mika, aqua gelas 240 ml, cutter, gunting tanaman, sungkup, paranet, papan iris, steples, speryer, dan kertas label. Bahan yang digunakan antara lain eksplan pucuk G. versteegii, hormon IBA (400, 450, 500, 550, 600 ppm), Vitamin B1, bakterisida, fungisida, media (tanah, pasir, dan kompos), Antracol, zat perekat, CaC03. Semua eksplan yang sudah direndam pada larutan (vitamin B1, sterilisasi, dan hormon dengan berbagai konsentrasi), serta dioles dengan pasta pada bagian pangkal eksplan, langsung ditanam pada masing-masing media (tanah tunggal, pasir tunggal, dan campuran tanah-pasir-kompos) yang sudah dimasukkan pada box mika. Selanjutnya box ditutup rapat dan disteples, kemudian simpan dalam sungkup.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah presentase hidup pada perlakuan sebesar 66,67%, sedangkan pada kontrol sebesar 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan hormon berpengaruh pada presentase hidup eksplan. Pertumbuhan tinggi pada eksplan sangat dipengaruhi oleh jenis media. Sedangkan hormon sangat berpengaruh terhadap perakaran. Persentase berakar pada perlakuan hormon sebesar 61,78% dan pada kontrol sebsesar 53,33%. Dilihat dari persentase berakar berdasarkan konsentrasi hormon, yang paling tinggi pada konsentrasi 550 ppm yaitu 14,22%. Namun, tidak jauh berbeda dengan konsentrasi 450 ppm dengan persentase berakarnya sebesar 13,11%.
Dari hasil sebelumnya dapat disimpulkan bahwa komposisi media yang baik untuk pertumbuhan eksplan gaharu adalah media tanah dengan persentase hidup 89,33%. Sedangkan hormon yang optimal untuk perakaran eksplan pucuk gaharu adalah dengan konsentrasi 550 ppm. Namun konsentrasi 450 ppm juga baik untuk perakaran, walaupun tidak seoptimal konsentrasi 550 ppm. Tetapi konsentarsi hormon 450 ppm ini dapat mengefisienkan biaya.
Key words: Gyrinops versteegii (Gilg) Domke, Material, Hormone