RINGKASAN: INDRA SANTOSO E34 103043. Aplikasi Bakteri Methylobacterium sp. terhadap Pertumbuhan dan Perakaran Tunas Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Hasil In-vitro. Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan ALl HUSNI.
Aquilaria malaccensis Lamk. merupakan tumbuhan hutan yang memiliki kandungan resin dan bemilai ekonomi. Oleh banyak kalangan masyarakat, resin ini biasanya disebut “gaharu”, yang digunakan untuk obat-obatan seperti sakit perut, sesak napas, penguat kandungan dan rematik; bahan baku industri parfum dan kosmetik juga sebagai pelengkap obat. Seiring dengan majunya teknologi dan eksploitasi membuat komoditas gaharu menurun. Maka, oleh CITES dimasukkan ke dalam salah satu jenis langka.
Berbagai metode perbanyakan telah dilakukan termasuk pembiakan vegetatif secara kultur jaringan (bioteknologi) dengan bermacam-macam modifikasi perlakuan zat tumbuh, kondisi dan faktor pertumbuhan dan juga lingkungan tetapi perakaran tanaman gaharu masih mengalami banyak kendala.
Aplikasi bakteri Methylobacterium sp. yang dilaporkan menghasilkan fitohormon dan zat pengatur tnmbuh diharapkan mampu mengatasi kendala dalam perbanyakan ini. Tujuan dan penelitian mi adalah mempelajari penganuh, menentukan strain dan waktu perendaman efekti dan Methylobacterium sp. untuk pertumbuhan dan perakaran tunas Aquilaria malaccensis.
Metode pada tahap I, rendam tunas gaharu ke dalam empat suspensi strain bakteri Methylobacterium sp. (TD-U2, TD-TM3, PPU-PK2 dan TD-TB1) masing-masing 20 tunas selaina 4 jam. Lalu, dipindahkan ke dalam media tanam. Pada tahap II, perendaman menggunakan strain bakteri terbaik basil induksi tahap I, masing-masing 16 tunas dan ditambahkan Indole Butiric Acid (IBA) 20 ppm dengan waktu 0 jam (kontrol), 3 jam, 6 jam dan 9 jam, lain dipindahkan ke media tanam. Media tanam terdiri dan tanah, kompos, arang ekam dengan perbandingan 1:1/2:1 dan parameter pertumbuhan vegetatif yang diamati adalah daun, tunas, batang dan akar.
Pada penelitian tahap 1, bakteri strain TD-TB1 memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan jumlah daun, tapi berpengaruh tidak nyata pada batang sedangkan tunas tidak tumbuh sehingga tidak dilakukan uji satistik. Pada tahap II, rata-rata jumlah daun tertinggi. batang tertinggi, dan jumlah tunas berasal dan penlakuan perendaman bakteri strain TD-TB 1 selama 3 jam tapi nilai rata-rata terendah berasal dan perendaman selama 9 jam. Ini mengindikasikan bahwa perendaman 9 jam tidak memberikan pengaruh yang besar dan tidak berbeda nyata dengan kontrol.
Pada penelitian ini, bakteri ini membantu proses fisiolgis tanaman khususnya penyerapan dan transporatsi unsur hara dan media tanam, yang juga menghasilkan sitokinin zeatin, IAA, flksasi C02 dan menambat N2 sehingga tunas gaharu dapat hidup dengan kondisi baik. Pertuinbuhan tunas path tahap ini merupakan pertumbuhan tunas sainping (tunas lateral). Terlambatnya pertumbuhan tunas disebabkan karena asama absisik (ABA) yang muncul dan berkembang pada kondisi stres.
Penurunan jumlah daun pada penelitian ini terjadi karena absisi. Pertumbuhan akar hanya tcrjadi pada perlakuan perendaman bakteri strain TD-TB1 selam 3 jam dan hanya pada 1 tanaman saja (1,56 %). Pada akhir penelitian, tanaman yang tetap hidup adalah 16 individu. Penurunan ini disebabkan karena bakteri dan jamur patogen.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemberian bakteri Methylobacterium sp. Memberikan hasil yang baik terhadap pertumbuhan tunas gaharu. Perlakuan perendaman dengan strain TD-TB 1 memberikan hasil yang terbaik dibadingkan 3 strain lainya. Waktu yang paling efektif dan yang dapat menghasilkan akar adalah perendaman dengan bakteri strain TD-TB1 selama 3 jam.
Kata kunci: Aquilaria malaccensis, Methylobacterium sp., Kultur in-vitro
Aquilaria malaccensis Lamk. merupakan tumbuhan hutan yang memiliki kandungan resin dan bemilai ekonomi. Oleh banyak kalangan masyarakat, resin ini biasanya disebut “gaharu”, yang digunakan untuk obat-obatan seperti sakit perut, sesak napas, penguat kandungan dan rematik; bahan baku industri parfum dan kosmetik juga sebagai pelengkap obat. Seiring dengan majunya teknologi dan eksploitasi membuat komoditas gaharu menurun. Maka, oleh CITES dimasukkan ke dalam salah satu jenis langka.
Berbagai metode perbanyakan telah dilakukan termasuk pembiakan vegetatif secara kultur jaringan (bioteknologi) dengan bermacam-macam modifikasi perlakuan zat tumbuh, kondisi dan faktor pertumbuhan dan juga lingkungan tetapi perakaran tanaman gaharu masih mengalami banyak kendala.
Aplikasi bakteri Methylobacterium sp. yang dilaporkan menghasilkan fitohormon dan zat pengatur tnmbuh diharapkan mampu mengatasi kendala dalam perbanyakan ini. Tujuan dan penelitian mi adalah mempelajari penganuh, menentukan strain dan waktu perendaman efekti dan Methylobacterium sp. untuk pertumbuhan dan perakaran tunas Aquilaria malaccensis.
Metode pada tahap I, rendam tunas gaharu ke dalam empat suspensi strain bakteri Methylobacterium sp. (TD-U2, TD-TM3, PPU-PK2 dan TD-TB1) masing-masing 20 tunas selaina 4 jam. Lalu, dipindahkan ke dalam media tanam. Pada tahap II, perendaman menggunakan strain bakteri terbaik basil induksi tahap I, masing-masing 16 tunas dan ditambahkan Indole Butiric Acid (IBA) 20 ppm dengan waktu 0 jam (kontrol), 3 jam, 6 jam dan 9 jam, lain dipindahkan ke media tanam. Media tanam terdiri dan tanah, kompos, arang ekam dengan perbandingan 1:1/2:1 dan parameter pertumbuhan vegetatif yang diamati adalah daun, tunas, batang dan akar.
Pada penelitian tahap 1, bakteri strain TD-TB1 memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan jumlah daun, tapi berpengaruh tidak nyata pada batang sedangkan tunas tidak tumbuh sehingga tidak dilakukan uji satistik. Pada tahap II, rata-rata jumlah daun tertinggi. batang tertinggi, dan jumlah tunas berasal dan penlakuan perendaman bakteri strain TD-TB 1 selama 3 jam tapi nilai rata-rata terendah berasal dan perendaman selama 9 jam. Ini mengindikasikan bahwa perendaman 9 jam tidak memberikan pengaruh yang besar dan tidak berbeda nyata dengan kontrol.
Pada penelitian ini, bakteri ini membantu proses fisiolgis tanaman khususnya penyerapan dan transporatsi unsur hara dan media tanam, yang juga menghasilkan sitokinin zeatin, IAA, flksasi C02 dan menambat N2 sehingga tunas gaharu dapat hidup dengan kondisi baik. Pertuinbuhan tunas path tahap ini merupakan pertumbuhan tunas sainping (tunas lateral). Terlambatnya pertumbuhan tunas disebabkan karena asama absisik (ABA) yang muncul dan berkembang pada kondisi stres.
Penurunan jumlah daun pada penelitian ini terjadi karena absisi. Pertumbuhan akar hanya tcrjadi pada perlakuan perendaman bakteri strain TD-TB1 selam 3 jam dan hanya pada 1 tanaman saja (1,56 %). Pada akhir penelitian, tanaman yang tetap hidup adalah 16 individu. Penurunan ini disebabkan karena bakteri dan jamur patogen.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemberian bakteri Methylobacterium sp. Memberikan hasil yang baik terhadap pertumbuhan tunas gaharu. Perlakuan perendaman dengan strain TD-TB 1 memberikan hasil yang terbaik dibadingkan 3 strain lainya. Waktu yang paling efektif dan yang dapat menghasilkan akar adalah perendaman dengan bakteri strain TD-TB1 selama 3 jam.
Kata kunci: Aquilaria malaccensis, Methylobacterium sp., Kultur in-vitro