RINGKASAN: M. FIRDAUS E 08399036. Teknik Budidaya Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata. Lindl 1853), dibawah bimbinqan Ir. Edhi Sandra, MSi.
Keanekaragaman hayati. yang terhimpun dalam berbagai tipe ekosistem hutan merupakan kekayaan alam Indonesia, yang pemanfaatannya telah mengalami sejarah yang panjang sebagai bagian dari kebudayaan dan penunjang perekonomian bangsa. Dewasa ini diperkirakan terdapat 5000 jenis anggrek alam yang hidup di Indonesia. Tingginya tingkat keanekaragaman jenis anggrek akan tenus berkurang dengan adanya pengrusakan hutan sebagai habitat alami anggrek dan eksploitasi hasil hutan non kayu, khususnya anggrek yang berlebihan sehingga menyebabkan beberapa jenis anggrek alam terancam punah, diantaranya anggrek hitam (Coelogyne pandurata, Lindl). Selain kegiatan konversi habitat anggrek hitam, kelangkaan anggrek hitam disebabkan oleh karena tingkat regenerasi yang sangat terbatas sehingga perbanyakan anggrek hitam di alam terancam kelestariannya.
Kegiatan tugas akhir dilakukan di Taman Anggrek Indonesia Permai dan Unit Kultur Jaringan Laboraturium Konservasi Tumbuhan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Kegiatan yang dilakukan meliputi penanaman, pemeliharaan dan perbanyakan tanaman.
Penanaman anggrek hitam meliputi kegiatan pemindahan bibit botolan, pemindahan bibit kompot dan memindahtanamkan anggrek dewasa. Pemindahan bibit botolan dilakukan setelah bibit menyentuh botol. Langkah-Iangkah pemindahan bibit botolan yaitu, pengisian air kedalam botol dan dikoeok, mengeluarkan bibit dari botol, dicuci hingga bersih dan direndam dalam larutan fungisida selanjutnya ditanam pada media. Pemindahan bibit kompot secara tunggal pada pot individu setelah bibit meneapai tinggi 5 em atau lebih kedalam media tanam berupa peeahan batu bata, genting, pakis, arang dan sabut kelapa. Anggrek dewasa dapat ditanam pada pot seperti media kompot atau dapat juga ditanam pada potongan kayu, blok pakis dan batang pohon.
Pemeliharaan anggrek alam pada umumnya sama dengan anggrek budidaya pada umumnya yaitu pemupukan, penyiraman, pengaturan cahaya dan temperatur serta pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan anggrek muda supaya pertumbuhannya lebih baik dan cepat diberikan pupuk dengan perbandingan unsur N yang lebih tinggl misalnya Vitabloom 30 :10 :10, Untuk mempercepat anggrek berbunga maka diberikan pupuk dengan perbandingan P yanglebih tinggi dan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan pupuk yang diberikan dengan perbandingan N, P dan K yang seimbang.
Penyiraman anggrek sebaiknya dilakukan dengan menggunakan semprotan sehingga tidak menghanyutkan media tumbuh atau merusak batang dan bunga. Waktu penyiraman yang baik dan benar yaitu berada diantara kedua titik ekstrim (titik kekurangan air dan kelebihan air). Kebutuhan tanaman anggrek akan cahaya tergantung dari intensitasnya yaitu 50-60 % dan lama penyinaran 8-10 jam perhari. Temperatur yang dapat mendukung anggrek hitam dapat berkemban~ dengan baik yaitu 27 _30°C pada siang hari dan pada malam hari berkisar 20-24°C.
Timbulnya serangan hama antara lain disebabkan oleh faktor iklim (salah satu penunjang berbiaknya hama dan penyakit) dan faktor biologis (kemampuan hewan dan jasad renik untuk berkembangbiak). Hama yang biasa menyerang anggrek hitam adalah keong, semut, belalang dan kumbang gajah. Sedangkan penyakit tanaman anggrek disebabkan oleh cendawan, bakteri maupun virus. Beberapa jenis penyakit yang sering dijumpai pada anggrek hitam adalah penyakit buluk, penyakit busuk akar, penyakit layu dan penyakit bercak bercincin. Jenis-jenis hama tersebut dapat dikendalikan dengan cara mekanis maupun kimia.
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan cara mengambil dan membunuh hama yang terlihat, sedangkan cara kimia dengan menggunakan pestisida. Pengendalian serangan penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida yang disebabkan serangan jamur dan bakteri, sedangkan penyakit yang disebabkan virus tidak dapat disembuhkan dengan obat, penyakit ini hanya dapat dikendalikan dengan pencegahan yakni dengan menbuang bagian tanaman yang sakit serta mensterilkan semua alat-alat potong yang digunakan untuk merawat tanaman anggrek. Macam-macam pestisida yang digunakan dalam pengobatan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman anggrek.
Perbanyakan tanaman anggrek dapat dilakukan dengan cara perbanyakan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif merupakan perbanyakan yang umum dialami oleh semua organisme. Pada tanaman anggrek untuk penyerbukan bunga dapat diambil dari tepung sari dari bung a itu sendiri atau dapat juga dari bunga tanaman lain. Kadang-kadang setelah satu bunga diserbuki tetapi tidak diperoleh buah dan biji yang diharapkan, hal ini dapat disebabkan karena lemahnya tepung sari dari bunga tersebut sehingga tidak dapat tumbuh dan membuahi sel telur. Ada juga kegagalan yang disebabkan ketidakcocokan antara tepung sari dengan cairan yang ada di kepala putik atau dengan sel telurnya yang disebut dengan self incompatibility.
Perbanyakan vegetatif pada anggrek hitam dapat dilakukan dengan cara splitting, keiki dan kultur jaringan. Splitting dilakukan dengan cara membagi tanaman menjadi individu baru dan ditanam dalam pot yang berlainan. Keiki merupakan tanaman yang sering dijumpai tumbuh pada atau keluar dari
buku tanaman dewasa. Keiki ini dapat membentuk akar sehingga merupakan suatu individu yang terpisah. Setelah akar cukup banyak keiki dapat dipisahkan dari induknya dan ditanam didalam pot.
Perbanyakan dengan metode kultur jaringan membutuhkan sarana laboraturium yang terdiri dari beberapa ruangan yang dalam setiap kegiatan harus dalam keadaan steril. Untuk memudahkan pekerjaan dalam kegiatan kultur jaringan dilakukan pembuatan larutan stok media berupa unsur makro, mikro, vitamin, myo-inositol dan larutan stok zat pengatur tumbuh seperti auksin, sitokinin dan giberrelin. Media tanam kultur jaringan dapat berupa cair atau padat, pembuatan media tanam dapat dilakukan dengan pencampuran larutan stok yang telah disediakan ditambahkan dengan gula dan agar-agar.
Media yang sudah jadi perlu disterilisasikan untuk membunuh bakteri. Persiapan penanaman meliputi sterilisasi alat di autoclave selama 1 jam dengan tekanan 20 psi, alat-alat yang telah disterilkan dimasukkan kedalam laminar air flow cabinet yang telah disemprot dengan alkohol atau disterilkan dengan penyinaran ultra violet.
Bahan tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan berupa pucuk, meristem, daun muda, tunas muda dan bunga. Bahan eksplan disterilisasikan dengan perendaman kedalam HgCI dan clorox kemudian dibilas dan ditanam. Eksplan anggrek ditanam pada media cair, kultur cair tidak dapat diletakkan dalam keadaan diam secara terus menerus karena eksplan akan mati bila lerus didiamkan. Kultur yang telah tertutup rapat didalam botol harus diletakkan pad a shaker, dan dikocok terus menerus yang diletakkan pada suhu kamar sekitar 25° C. Eksplan yang ditanam pada media tersebut masih membentuk sel yang tidak dapat dibedakan. Supaya sel yang seragam tersebut dapat tumbuh menjadi jaringan yang dapat dibedakan, perlu dilakukan penambahan hormon tanaman tertentu seperti auksin, sitokinin alau gibberellin.
Keanekaragaman hayati. yang terhimpun dalam berbagai tipe ekosistem hutan merupakan kekayaan alam Indonesia, yang pemanfaatannya telah mengalami sejarah yang panjang sebagai bagian dari kebudayaan dan penunjang perekonomian bangsa. Dewasa ini diperkirakan terdapat 5000 jenis anggrek alam yang hidup di Indonesia. Tingginya tingkat keanekaragaman jenis anggrek akan tenus berkurang dengan adanya pengrusakan hutan sebagai habitat alami anggrek dan eksploitasi hasil hutan non kayu, khususnya anggrek yang berlebihan sehingga menyebabkan beberapa jenis anggrek alam terancam punah, diantaranya anggrek hitam (Coelogyne pandurata, Lindl). Selain kegiatan konversi habitat anggrek hitam, kelangkaan anggrek hitam disebabkan oleh karena tingkat regenerasi yang sangat terbatas sehingga perbanyakan anggrek hitam di alam terancam kelestariannya.
Kegiatan tugas akhir dilakukan di Taman Anggrek Indonesia Permai dan Unit Kultur Jaringan Laboraturium Konservasi Tumbuhan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Kegiatan yang dilakukan meliputi penanaman, pemeliharaan dan perbanyakan tanaman.
Penanaman anggrek hitam meliputi kegiatan pemindahan bibit botolan, pemindahan bibit kompot dan memindahtanamkan anggrek dewasa. Pemindahan bibit botolan dilakukan setelah bibit menyentuh botol. Langkah-Iangkah pemindahan bibit botolan yaitu, pengisian air kedalam botol dan dikoeok, mengeluarkan bibit dari botol, dicuci hingga bersih dan direndam dalam larutan fungisida selanjutnya ditanam pada media. Pemindahan bibit kompot secara tunggal pada pot individu setelah bibit meneapai tinggi 5 em atau lebih kedalam media tanam berupa peeahan batu bata, genting, pakis, arang dan sabut kelapa. Anggrek dewasa dapat ditanam pada pot seperti media kompot atau dapat juga ditanam pada potongan kayu, blok pakis dan batang pohon.
Pemeliharaan anggrek alam pada umumnya sama dengan anggrek budidaya pada umumnya yaitu pemupukan, penyiraman, pengaturan cahaya dan temperatur serta pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan anggrek muda supaya pertumbuhannya lebih baik dan cepat diberikan pupuk dengan perbandingan unsur N yang lebih tinggl misalnya Vitabloom 30 :10 :10, Untuk mempercepat anggrek berbunga maka diberikan pupuk dengan perbandingan P yanglebih tinggi dan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan pupuk yang diberikan dengan perbandingan N, P dan K yang seimbang.
Penyiraman anggrek sebaiknya dilakukan dengan menggunakan semprotan sehingga tidak menghanyutkan media tumbuh atau merusak batang dan bunga. Waktu penyiraman yang baik dan benar yaitu berada diantara kedua titik ekstrim (titik kekurangan air dan kelebihan air). Kebutuhan tanaman anggrek akan cahaya tergantung dari intensitasnya yaitu 50-60 % dan lama penyinaran 8-10 jam perhari. Temperatur yang dapat mendukung anggrek hitam dapat berkemban~ dengan baik yaitu 27 _30°C pada siang hari dan pada malam hari berkisar 20-24°C.
Timbulnya serangan hama antara lain disebabkan oleh faktor iklim (salah satu penunjang berbiaknya hama dan penyakit) dan faktor biologis (kemampuan hewan dan jasad renik untuk berkembangbiak). Hama yang biasa menyerang anggrek hitam adalah keong, semut, belalang dan kumbang gajah. Sedangkan penyakit tanaman anggrek disebabkan oleh cendawan, bakteri maupun virus. Beberapa jenis penyakit yang sering dijumpai pada anggrek hitam adalah penyakit buluk, penyakit busuk akar, penyakit layu dan penyakit bercak bercincin. Jenis-jenis hama tersebut dapat dikendalikan dengan cara mekanis maupun kimia.
Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan cara mengambil dan membunuh hama yang terlihat, sedangkan cara kimia dengan menggunakan pestisida. Pengendalian serangan penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida yang disebabkan serangan jamur dan bakteri, sedangkan penyakit yang disebabkan virus tidak dapat disembuhkan dengan obat, penyakit ini hanya dapat dikendalikan dengan pencegahan yakni dengan menbuang bagian tanaman yang sakit serta mensterilkan semua alat-alat potong yang digunakan untuk merawat tanaman anggrek. Macam-macam pestisida yang digunakan dalam pengobatan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman anggrek.
Perbanyakan tanaman anggrek dapat dilakukan dengan cara perbanyakan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif merupakan perbanyakan yang umum dialami oleh semua organisme. Pada tanaman anggrek untuk penyerbukan bunga dapat diambil dari tepung sari dari bung a itu sendiri atau dapat juga dari bunga tanaman lain. Kadang-kadang setelah satu bunga diserbuki tetapi tidak diperoleh buah dan biji yang diharapkan, hal ini dapat disebabkan karena lemahnya tepung sari dari bunga tersebut sehingga tidak dapat tumbuh dan membuahi sel telur. Ada juga kegagalan yang disebabkan ketidakcocokan antara tepung sari dengan cairan yang ada di kepala putik atau dengan sel telurnya yang disebut dengan self incompatibility.
Perbanyakan vegetatif pada anggrek hitam dapat dilakukan dengan cara splitting, keiki dan kultur jaringan. Splitting dilakukan dengan cara membagi tanaman menjadi individu baru dan ditanam dalam pot yang berlainan. Keiki merupakan tanaman yang sering dijumpai tumbuh pada atau keluar dari
buku tanaman dewasa. Keiki ini dapat membentuk akar sehingga merupakan suatu individu yang terpisah. Setelah akar cukup banyak keiki dapat dipisahkan dari induknya dan ditanam didalam pot.
Perbanyakan dengan metode kultur jaringan membutuhkan sarana laboraturium yang terdiri dari beberapa ruangan yang dalam setiap kegiatan harus dalam keadaan steril. Untuk memudahkan pekerjaan dalam kegiatan kultur jaringan dilakukan pembuatan larutan stok media berupa unsur makro, mikro, vitamin, myo-inositol dan larutan stok zat pengatur tumbuh seperti auksin, sitokinin dan giberrelin. Media tanam kultur jaringan dapat berupa cair atau padat, pembuatan media tanam dapat dilakukan dengan pencampuran larutan stok yang telah disediakan ditambahkan dengan gula dan agar-agar.
Media yang sudah jadi perlu disterilisasikan untuk membunuh bakteri. Persiapan penanaman meliputi sterilisasi alat di autoclave selama 1 jam dengan tekanan 20 psi, alat-alat yang telah disterilkan dimasukkan kedalam laminar air flow cabinet yang telah disemprot dengan alkohol atau disterilkan dengan penyinaran ultra violet.
Bahan tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan berupa pucuk, meristem, daun muda, tunas muda dan bunga. Bahan eksplan disterilisasikan dengan perendaman kedalam HgCI dan clorox kemudian dibilas dan ditanam. Eksplan anggrek ditanam pada media cair, kultur cair tidak dapat diletakkan dalam keadaan diam secara terus menerus karena eksplan akan mati bila lerus didiamkan. Kultur yang telah tertutup rapat didalam botol harus diletakkan pad a shaker, dan dikocok terus menerus yang diletakkan pada suhu kamar sekitar 25° C. Eksplan yang ditanam pada media tersebut masih membentuk sel yang tidak dapat dibedakan. Supaya sel yang seragam tersebut dapat tumbuh menjadi jaringan yang dapat dibedakan, perlu dilakukan penambahan hormon tanaman tertentu seperti auksin, sitokinin alau gibberellin.