RINGKASAN: DARMA BONIFACIUS PARULIAN HUTABARAT. E 34101061. Persepsi Dan Sikap Masyarakat Kota Bogor Terhadap Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl) (Studi Kasus di Pedagang Tanaman Hias Kota Bogor), Dibawah Bimbingan EDHI SANDRA
Anggrek merupakan salah satu kekayaan hayati indonesia. Tergolong jenis anggrek hutan yang.langka dan diminati banyak orang. untuk koleksi, atau sebagai prospek bisnis. Hal ini akan mengancam anggrek hitam kepada kepunahan apabila terjadi pengeksploitasian secara terus menerus. Untuk itu, perlu diupayakan teknis budidaya dan pelestarian yang tepat. Sikap masyarakat terhadap anggrek hitam menjadi. satu hal yang perlu diketahui, dan persepsi seseorang terhadap anggrek hitam besar pengaruhnya, karena persepsi merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku.
Penelitian ini dilakukan di pedagang tanaman hias Kota Bogor, dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif. Alat dan bahan yang digunakan adalah alat tulis, kamera, tape recorder, dan kuisioner. Janis dan sumber data yang diteliti terbagi kedalam data primer yang mencakup karakteristik, sikap dan persepsi. Sementara data sekunder mencakup kondisi dan masyarakat kota bogor. Metode pengambilan responden dengan menggunakan Purposive Sampling dangan ukuran sampel Slovin (1990), dan teknik pengolahan data menggunakan skala Likert (STS, TS, CS, S, SS) serta rating.
Karakteristik responden yang memiliki persentase tertinggi adalah wanita (57%), 31-40 tahun (31%), tingkat pendidikan adalah perguruan tinggi (63%),jenis pekerjaan adalah wirausaha dan swasta (35%), pendapatan/bulan antara Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 dan status pernikahan adalah menikah (64%). Masyarakat Kota Bogor menunjukkan persepsi yang positif terhadap anggrek hitam. Dengan nilai tertinggi 420 (rata-rata 4,20), pada Anggrek hitam merupakan tanaman langka' dan persepsi terendah dengan nUai 343 (rata-rata 3,43), yaitu persepsi 'habitat asli’ anggrek hitam adalah hutan.
Pola sikap tertinggi adalah koleksi anggrek hitam (60%), hari dan waktu tidak tentu (30%) dan (66,6%), dilakukan di halaman rumah (83,3%), dengan keluarga (50%), dilakukan 1 x 1 bulan dalam 2 bulan terakhir (30%), sudah menjadi kebiasaan (91,6%) dengan tingkat kepuasaan sangat puas (53,3%) dan pola sikap terendah adalah Membaca literatur anggrek hitam (12%), dengan hari dan waktu tidak tentu (50%) dan (66,6%), dilakukan di rumah (41,6%), sendiri (75%), tidak pernah dilakukan dalam 2 bulan terakhir (100%), tidak ada pilihan aktivitas (50%), dengan kepuasan cukup puas (50%).
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah masyarakat Kota Bogor mempunyai persepsi positif terhadap anggrek hitam dan pemerintah kota bogor diharapkan lebih berperan serta dalam menggalakkan program konservasi dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Kata kunci : persepsi, Sikap, Masyarakat, Anggrek hitam
Anggrek merupakan salah satu kekayaan hayati indonesia. Tergolong jenis anggrek hutan yang.langka dan diminati banyak orang. untuk koleksi, atau sebagai prospek bisnis. Hal ini akan mengancam anggrek hitam kepada kepunahan apabila terjadi pengeksploitasian secara terus menerus. Untuk itu, perlu diupayakan teknis budidaya dan pelestarian yang tepat. Sikap masyarakat terhadap anggrek hitam menjadi. satu hal yang perlu diketahui, dan persepsi seseorang terhadap anggrek hitam besar pengaruhnya, karena persepsi merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku.
Penelitian ini dilakukan di pedagang tanaman hias Kota Bogor, dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif. Alat dan bahan yang digunakan adalah alat tulis, kamera, tape recorder, dan kuisioner. Janis dan sumber data yang diteliti terbagi kedalam data primer yang mencakup karakteristik, sikap dan persepsi. Sementara data sekunder mencakup kondisi dan masyarakat kota bogor. Metode pengambilan responden dengan menggunakan Purposive Sampling dangan ukuran sampel Slovin (1990), dan teknik pengolahan data menggunakan skala Likert (STS, TS, CS, S, SS) serta rating.
Karakteristik responden yang memiliki persentase tertinggi adalah wanita (57%), 31-40 tahun (31%), tingkat pendidikan adalah perguruan tinggi (63%),jenis pekerjaan adalah wirausaha dan swasta (35%), pendapatan/bulan antara Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 dan status pernikahan adalah menikah (64%). Masyarakat Kota Bogor menunjukkan persepsi yang positif terhadap anggrek hitam. Dengan nilai tertinggi 420 (rata-rata 4,20), pada Anggrek hitam merupakan tanaman langka' dan persepsi terendah dengan nUai 343 (rata-rata 3,43), yaitu persepsi 'habitat asli’ anggrek hitam adalah hutan.
Pola sikap tertinggi adalah koleksi anggrek hitam (60%), hari dan waktu tidak tentu (30%) dan (66,6%), dilakukan di halaman rumah (83,3%), dengan keluarga (50%), dilakukan 1 x 1 bulan dalam 2 bulan terakhir (30%), sudah menjadi kebiasaan (91,6%) dengan tingkat kepuasaan sangat puas (53,3%) dan pola sikap terendah adalah Membaca literatur anggrek hitam (12%), dengan hari dan waktu tidak tentu (50%) dan (66,6%), dilakukan di rumah (41,6%), sendiri (75%), tidak pernah dilakukan dalam 2 bulan terakhir (100%), tidak ada pilihan aktivitas (50%), dengan kepuasan cukup puas (50%).
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah masyarakat Kota Bogor mempunyai persepsi positif terhadap anggrek hitam dan pemerintah kota bogor diharapkan lebih berperan serta dalam menggalakkan program konservasi dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Kata kunci : persepsi, Sikap, Masyarakat, Anggrek hitam