Ringkasan: Yeni Oktiani. E03499027. Pengaruh Paclobutrazol dan Arang Aktif Pada Media Tanam Dalam Menghambat Pertumbuhan Tabat Barito (Ficus deltoidea Jack) Secara Kultur In Vitro. Dibawah bimbingan Ir. Edhi Sandra, Msi dan Ir. Diny Dinarti. MS.
Tabat Barito (Ficus deltoidea Jack) merupakan salah satu bahan baku jamu atau obat tradisional yang berkhasiat bagi kesehatan wanita, tergolong salah satu dari 41 tumbuhan yang sudah langka dan perlu dilestarikan (Supriadi, 2001). Mengingat permintaan pasar yang semakin bertambah, sementara pemungutannya masih dari alam dikhawatirkan akan terjadi kepunahan, karena itu pemanfaatan tumbuhan obat perlu di imbangi dengan upaya-upaya pelestarian.
Dalam penelitian ini dicoba pendekatan lain sebagai upaya pelestarian dengan konservasi n vitro yaitu memperlambat pertumbuhan plantet secara in vitro. Akan tetapi pelestarian jenis dengan tehnik kultur jaringan dihadapkan pada masalah kegiatan subkultur.
Sementara jumlah koleksi tanaman kultur jaringan sangat banyak sehingga akan disibukan dengan kegiatan subkultur saja. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka dicoba dengan penggunaan zat penghambat pertumbuhan yaitu paclobutrazol yang dapat menekan pertumbuhan vegetatif tanaman dalam in vitro dapat berlangsung sehingga kultur dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa harus subkultur.. Dengan cara memodifikasi konsentrasi salah satu zat penghambat pertumbuhan yaitu paclobutrazol dan media tanam yang digunakan yaitu media Murashige & Skoog (MS) dan media MS yang telah ditambah 0,5 g/l arang aktif dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan dalam upaya pelestarian Tabat Barito.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian zat penghambat pertumbuhan (paclobutrazol) dengan beberapa konsentrasi untuk menentukan konsentrasi yang optimum dalam menghambat pertumbuhan Tabat Barito secara in vitro selama masa penyimpanan serta untuk menentukan media tanam yang baik untuk pertumbuhan minimum, sehingga hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperoleh metode penyimpanan tanaman secara in vitro yang tepat untuk menghambat pertumbuhan dalam upaya pelestarian Tabat Barito.
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Kultur Jaringan Laboratorium Konservasi Tumbuhan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Pengambilan data dilaksanakan selama lima bulan dari bulan Oktober 2002 sampai bulan Februari 2003.
Percobaan ini terdiri dari 2 faktor, faktor pertama adalah 5 konsentrasi paclobutrazol (0 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm dan 80 ppm) dan diinteraksikan dengan faktor kedua yaitu 2 media tanam yang digunakan adalah media Murashige & Skoog (MS) dan media MS yang telah dimodifikasi dengan penambahan arang aktif 0,5 g/l. semua media dibiakkan pada suhu normal (25 Derajat C) selama 3 bulan dengan intensitas cahaya normal ruang kultur yang diterima eksplan sebesar 100% dimana seluruh bagian eksplan menerima/terkena cahaya. Media MS ini dibuat dalam bentuk padat dengan menambahkan agar-agar pada media.. Bahan tanaman yang digunakan adalah Tabat Barito (Ficus deltoidea Jack) hasil subkultur yang telah tersedia di laoratorium Konservasi Tumbuhan.
Parameter pertumbuhan yang diamati terbatas hanya pada pertumbuhan vegetatif yang meliputi pertumbuhan akar dengan melihat jumlah akar yang tumbuh pada setiap botol percobaan, tinggi eksplan, jumlah tunas daun yang baru tumbuh, jumlah daun yang tumbuh pada eksplan dengan kondisi yang sehat (tidak terinfeksi atau terserang penyakit) dan warna daun yang diamati secara visual. Pengamatan dilakukan pada seluruh eksplan didalam setiap satuan percobaan. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali setelah aplikasi palcobutrazol sampai akhir pengamatan yaitu minggu ke-12 kecuali untuk tinggi eksplan hanya dilakukan pada saat penanaman dan akhir pengamatan.
Pertambahan jumlah akar yang paling dihambat oleh paclobutrazol dengan nilai rata-rata pertumbuhan terendah yaitu eksplan yang diaplikasi paclobutrazol dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol) sebesar 0,8. Tinggi eksplan yang diaplikasi paclobutrazol pada berbagai konsentrasi nyata menghambat pertumbuhan dibandingkan dengan kontrol, akan tetapi konsentrasi paclobutrazol yang paling menghambat terdapat pada perlakuan yang diplikasi paclobutrazol dengan konsentrasi 40 ppm dan 60 ppm dengan nilai rata pertumbuhan terkecil yaitu 1,2 cm.
Pada akhir pengamatan diketahui bahwa semua perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol pada berbagai konsentrasi nyata menghambat pertumbuhan tunas. Konsentrasi paclobutrazol 60 ppm dan 80 ppm menghasilkan rataan jumlah daun terkecil yaitu 1,6. Secara visual terlihat jelas adanya perbedaan terhadap warna daun yang diaplikasi paclobutrazol dibandingkan dengan kontrol (tanpa penambahan paclobutrazol) dimana warna daunnya lebih hijau. Pada umumnya, warna daun meningkat seirig dengan semakin banyaknya konsentrasi paclobutrazol yang diberikan sehingga kandungan klorofilnya pun semakin meningkat.
Berdasarkan uji Duncan terhadap pertumbuhan jumlah akar yang dapat dihambat, dimana pengaruh nyata dapat dilihat pada media MS dengan rataan jumlah akar yang dapat ditekan sebesar 0,8. Pada perlakuan media tanam juga membrikan pengaruh yang nyata terhadap penghambatan tinggi eksplan, akan tetap dilihat dari angka-angka yang ditunjukan ternyata tinggi eksplan pada media MS ditambah 0,5 g/l arang aktif umumnya lebih pendek dibandingkan pada media MS, sehingga efek penghambatan tumbuh pada Tabat Barito lebih tampak pada media MS yang telah dimodifikasi dengan nilai rataan terkecil yaitu 1,8 cm.
Untuk pertumbuhan jumlah tunas yang dapat ditekan tidak terdapat pada kedua media baik itu media MS maupun media MS ditambah 0,5 g/l arang aktif. Sedangkan faktor media tanam yang dapat menghambat pembentukan daun terjadi pada media MS. Pengaruh media yang digunakan terhadap perubahan warna daun tidak terlihat jelas perbedaannya rata-rata dari semua eksplan berwarna hijau pada perlakuan kontrol dan hijau tua pada perlakuan yang diaplikasi pacbutrazol..
Pengaruh interaksi antara kedua faktor tersebut yang menghambat pertumbuhan vegetatif eksplan Tabat Barito ternyata perlakuan yang dapat menekan penambahan jumlah akar paling optimal dihasilkan oleh perlakuan media MS yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 60 ppm (P3MI) dengan rataan jumlah akar terkecil sebesar 0,70. Untuk pertumbuhan tinggi eksplan yang paling dihambat terdapat pada perlakuan yang aplikasi paclobutrazol konsentrasi 40 ppm yang ditanam pada media MS yang telah di tambah 0,5 g/l arang aktif dengan nilai rataan terkecil yaitu 1,1 cm. Pengaruh yang diberikan oleh kedua faktor tersebut dalam menghambat pertumbuhan tunas terlihat pada semua perlakuan yang diaplikasi pactrobutrazol pada berbagai konsentrasi dan perlakuan kontrol yang ditanam pada media MS yang telah dimodifikasi (P0M2).
Pada perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 40 ppm yang ditanam pada media MS yang telah ditambah 0,5 g/l arang aktif (p2M2) dengan perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol 60 ppm yang ditanam pada media MS (P3MI) memperlihatkan rataan pertumbuhan jumlah daun yang paling sedikit yaitu 1,54. Secara visual warna hijau daun yang terdapat pada semua perlakuan yang ditanam pada kedua media tanam memberikan perbedaan yang nyata antara perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol dibandingkan dengan perlakuan kontrol.
Konsentrasi paclobutrazol 60 ppm yang ditanam pada media MS sangat menghambat pertumbuhan vegetatif Tabat Barito, akan tetapi setelah dilihat pola pertumbuhan ternyata perlakuan ini memberikan waktu penyimpanan yang tidak lama, ada beberapa respon yang diamati menunjukan perlakuan lain lebih berpengaruh terhadap waktu penyimpanan. Pada jumlah akar, perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 20 ppm yang ditanam pada media MS yang telah dimodifikasi dengan 0,5 g/l arang aktif (PIM2) berpengaruh terhadap waktu penyimpanan lebih lama sekitar 22 minggu, untuk jumlah tunas perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 40 ppm yang ditanam pada media MS (P2MI) berpengaruh terhadap waktu penyimpanan lebuh lama sekitar 14 minggu, dan untuk jumlah daun perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 20 ppm yang ditanam pada media MS (P1M1) berpengaruh terhadap waktu penyimpanan lebih lama sekitar 40 minggu. Dilihat dari semua perlakuan yang diujikan ternyata semakin rendah konsentrasi paclobutrazol yang diberikan waktu penyimpanan di dalam botol lebih lama.
Dari semua faktor yang diuji menunjukan bahwa pengaruh terhadap eksplan berbeda-beda. Pengaruh paclobutrazol pada berbagai konsentrasi yang paling menghambat untuk semua parameter pertumbuhan yang diamati dimana paclobutrazol dengan konsentrasi 60 ppm, sehingga dengan konsentrasi paclobutrazol 50 ppm pertumbuhan eksplan Tabat Barito dapat dihambat secara optimum selama masa penyimpanan dalam kultur invitro.
Media tanam yang baik untuk menghambat pertumbuhan eksplan adalah media MS sehingga interaksi antara kedua faktor tersebut diketahui perlakuan yang paling menghambat pertumbuhan yaitu terdapat pada perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 60 ppm yang ditanam pada media MS (P3M1) akan tetapi waktu untuk penyimpanan dalam perlakuan ini tidak bertahan lama. Perlakuan yang memberikan waktu penyimpanan lebih lama terdapat pada perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 20 ppm yang ditanam pada media MS(P1M1). Maka dari semua faktor yang diberikan dalam menhambat pertumbuhan vegetatif Tabat Barito selama masa penyimpanan dalam kultur in vitro sebagai upaya dalam pelestarian Tabat Barito yang optimal dengan menggunakan konsentrasi paclobutrazol 60 ppm pada media MS (P3M1).
Tabat Barito (Ficus deltoidea Jack) merupakan salah satu bahan baku jamu atau obat tradisional yang berkhasiat bagi kesehatan wanita, tergolong salah satu dari 41 tumbuhan yang sudah langka dan perlu dilestarikan (Supriadi, 2001). Mengingat permintaan pasar yang semakin bertambah, sementara pemungutannya masih dari alam dikhawatirkan akan terjadi kepunahan, karena itu pemanfaatan tumbuhan obat perlu di imbangi dengan upaya-upaya pelestarian.
Dalam penelitian ini dicoba pendekatan lain sebagai upaya pelestarian dengan konservasi n vitro yaitu memperlambat pertumbuhan plantet secara in vitro. Akan tetapi pelestarian jenis dengan tehnik kultur jaringan dihadapkan pada masalah kegiatan subkultur.
Sementara jumlah koleksi tanaman kultur jaringan sangat banyak sehingga akan disibukan dengan kegiatan subkultur saja. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka dicoba dengan penggunaan zat penghambat pertumbuhan yaitu paclobutrazol yang dapat menekan pertumbuhan vegetatif tanaman dalam in vitro dapat berlangsung sehingga kultur dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa harus subkultur.. Dengan cara memodifikasi konsentrasi salah satu zat penghambat pertumbuhan yaitu paclobutrazol dan media tanam yang digunakan yaitu media Murashige & Skoog (MS) dan media MS yang telah ditambah 0,5 g/l arang aktif dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan dalam upaya pelestarian Tabat Barito.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian zat penghambat pertumbuhan (paclobutrazol) dengan beberapa konsentrasi untuk menentukan konsentrasi yang optimum dalam menghambat pertumbuhan Tabat Barito secara in vitro selama masa penyimpanan serta untuk menentukan media tanam yang baik untuk pertumbuhan minimum, sehingga hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperoleh metode penyimpanan tanaman secara in vitro yang tepat untuk menghambat pertumbuhan dalam upaya pelestarian Tabat Barito.
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Kultur Jaringan Laboratorium Konservasi Tumbuhan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Pengambilan data dilaksanakan selama lima bulan dari bulan Oktober 2002 sampai bulan Februari 2003.
Percobaan ini terdiri dari 2 faktor, faktor pertama adalah 5 konsentrasi paclobutrazol (0 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm dan 80 ppm) dan diinteraksikan dengan faktor kedua yaitu 2 media tanam yang digunakan adalah media Murashige & Skoog (MS) dan media MS yang telah dimodifikasi dengan penambahan arang aktif 0,5 g/l. semua media dibiakkan pada suhu normal (25 Derajat C) selama 3 bulan dengan intensitas cahaya normal ruang kultur yang diterima eksplan sebesar 100% dimana seluruh bagian eksplan menerima/terkena cahaya. Media MS ini dibuat dalam bentuk padat dengan menambahkan agar-agar pada media.. Bahan tanaman yang digunakan adalah Tabat Barito (Ficus deltoidea Jack) hasil subkultur yang telah tersedia di laoratorium Konservasi Tumbuhan.
Parameter pertumbuhan yang diamati terbatas hanya pada pertumbuhan vegetatif yang meliputi pertumbuhan akar dengan melihat jumlah akar yang tumbuh pada setiap botol percobaan, tinggi eksplan, jumlah tunas daun yang baru tumbuh, jumlah daun yang tumbuh pada eksplan dengan kondisi yang sehat (tidak terinfeksi atau terserang penyakit) dan warna daun yang diamati secara visual. Pengamatan dilakukan pada seluruh eksplan didalam setiap satuan percobaan. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali setelah aplikasi palcobutrazol sampai akhir pengamatan yaitu minggu ke-12 kecuali untuk tinggi eksplan hanya dilakukan pada saat penanaman dan akhir pengamatan.
Pertambahan jumlah akar yang paling dihambat oleh paclobutrazol dengan nilai rata-rata pertumbuhan terendah yaitu eksplan yang diaplikasi paclobutrazol dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol) sebesar 0,8. Tinggi eksplan yang diaplikasi paclobutrazol pada berbagai konsentrasi nyata menghambat pertumbuhan dibandingkan dengan kontrol, akan tetapi konsentrasi paclobutrazol yang paling menghambat terdapat pada perlakuan yang diplikasi paclobutrazol dengan konsentrasi 40 ppm dan 60 ppm dengan nilai rata pertumbuhan terkecil yaitu 1,2 cm.
Pada akhir pengamatan diketahui bahwa semua perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol pada berbagai konsentrasi nyata menghambat pertumbuhan tunas. Konsentrasi paclobutrazol 60 ppm dan 80 ppm menghasilkan rataan jumlah daun terkecil yaitu 1,6. Secara visual terlihat jelas adanya perbedaan terhadap warna daun yang diaplikasi paclobutrazol dibandingkan dengan kontrol (tanpa penambahan paclobutrazol) dimana warna daunnya lebih hijau. Pada umumnya, warna daun meningkat seirig dengan semakin banyaknya konsentrasi paclobutrazol yang diberikan sehingga kandungan klorofilnya pun semakin meningkat.
Berdasarkan uji Duncan terhadap pertumbuhan jumlah akar yang dapat dihambat, dimana pengaruh nyata dapat dilihat pada media MS dengan rataan jumlah akar yang dapat ditekan sebesar 0,8. Pada perlakuan media tanam juga membrikan pengaruh yang nyata terhadap penghambatan tinggi eksplan, akan tetap dilihat dari angka-angka yang ditunjukan ternyata tinggi eksplan pada media MS ditambah 0,5 g/l arang aktif umumnya lebih pendek dibandingkan pada media MS, sehingga efek penghambatan tumbuh pada Tabat Barito lebih tampak pada media MS yang telah dimodifikasi dengan nilai rataan terkecil yaitu 1,8 cm.
Untuk pertumbuhan jumlah tunas yang dapat ditekan tidak terdapat pada kedua media baik itu media MS maupun media MS ditambah 0,5 g/l arang aktif. Sedangkan faktor media tanam yang dapat menghambat pembentukan daun terjadi pada media MS. Pengaruh media yang digunakan terhadap perubahan warna daun tidak terlihat jelas perbedaannya rata-rata dari semua eksplan berwarna hijau pada perlakuan kontrol dan hijau tua pada perlakuan yang diaplikasi pacbutrazol..
Pengaruh interaksi antara kedua faktor tersebut yang menghambat pertumbuhan vegetatif eksplan Tabat Barito ternyata perlakuan yang dapat menekan penambahan jumlah akar paling optimal dihasilkan oleh perlakuan media MS yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 60 ppm (P3MI) dengan rataan jumlah akar terkecil sebesar 0,70. Untuk pertumbuhan tinggi eksplan yang paling dihambat terdapat pada perlakuan yang aplikasi paclobutrazol konsentrasi 40 ppm yang ditanam pada media MS yang telah di tambah 0,5 g/l arang aktif dengan nilai rataan terkecil yaitu 1,1 cm. Pengaruh yang diberikan oleh kedua faktor tersebut dalam menghambat pertumbuhan tunas terlihat pada semua perlakuan yang diaplikasi pactrobutrazol pada berbagai konsentrasi dan perlakuan kontrol yang ditanam pada media MS yang telah dimodifikasi (P0M2).
Pada perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 40 ppm yang ditanam pada media MS yang telah ditambah 0,5 g/l arang aktif (p2M2) dengan perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol 60 ppm yang ditanam pada media MS (P3MI) memperlihatkan rataan pertumbuhan jumlah daun yang paling sedikit yaitu 1,54. Secara visual warna hijau daun yang terdapat pada semua perlakuan yang ditanam pada kedua media tanam memberikan perbedaan yang nyata antara perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol dibandingkan dengan perlakuan kontrol.
Konsentrasi paclobutrazol 60 ppm yang ditanam pada media MS sangat menghambat pertumbuhan vegetatif Tabat Barito, akan tetapi setelah dilihat pola pertumbuhan ternyata perlakuan ini memberikan waktu penyimpanan yang tidak lama, ada beberapa respon yang diamati menunjukan perlakuan lain lebih berpengaruh terhadap waktu penyimpanan. Pada jumlah akar, perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 20 ppm yang ditanam pada media MS yang telah dimodifikasi dengan 0,5 g/l arang aktif (PIM2) berpengaruh terhadap waktu penyimpanan lebih lama sekitar 22 minggu, untuk jumlah tunas perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 40 ppm yang ditanam pada media MS (P2MI) berpengaruh terhadap waktu penyimpanan lebuh lama sekitar 14 minggu, dan untuk jumlah daun perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 20 ppm yang ditanam pada media MS (P1M1) berpengaruh terhadap waktu penyimpanan lebih lama sekitar 40 minggu. Dilihat dari semua perlakuan yang diujikan ternyata semakin rendah konsentrasi paclobutrazol yang diberikan waktu penyimpanan di dalam botol lebih lama.
Dari semua faktor yang diuji menunjukan bahwa pengaruh terhadap eksplan berbeda-beda. Pengaruh paclobutrazol pada berbagai konsentrasi yang paling menghambat untuk semua parameter pertumbuhan yang diamati dimana paclobutrazol dengan konsentrasi 60 ppm, sehingga dengan konsentrasi paclobutrazol 50 ppm pertumbuhan eksplan Tabat Barito dapat dihambat secara optimum selama masa penyimpanan dalam kultur invitro.
Media tanam yang baik untuk menghambat pertumbuhan eksplan adalah media MS sehingga interaksi antara kedua faktor tersebut diketahui perlakuan yang paling menghambat pertumbuhan yaitu terdapat pada perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 60 ppm yang ditanam pada media MS (P3M1) akan tetapi waktu untuk penyimpanan dalam perlakuan ini tidak bertahan lama. Perlakuan yang memberikan waktu penyimpanan lebih lama terdapat pada perlakuan yang diaplikasi paclobutrazol konsentrasi 20 ppm yang ditanam pada media MS(P1M1). Maka dari semua faktor yang diberikan dalam menhambat pertumbuhan vegetatif Tabat Barito selama masa penyimpanan dalam kultur in vitro sebagai upaya dalam pelestarian Tabat Barito yang optimal dengan menggunakan konsentrasi paclobutrazol 60 ppm pada media MS (P3M1).