Oleh :Ir. Edhi Sandra MSi, Ir. Hapsiati
Esha Flora, Plants and Tissue Culture
Pendahuluan
Bahwa kultur jaringan di Indoensia sangatlah tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga kita seperti Thailand, Malaysia, singapure dll. Boleh di bilang kita ketinggalan sekitar 30 tahun di banding yang lain. Sementara tuntutan kebutuhan bibit unggul sudah sangat mendesak dan tidak dapat dipenuhi dengan cara-cara tradisional. Tidak hanya masalah kuantitas tapi juga kualitas, yaitu kebutuhan terhadap bibit-bibit yang berkualitas sudah merupakan hal yang tidak dapat di tawar lagi.
Kita memerlukan suatu teknologi yang dapat mengatasi hal tersebut yaitu teknologi yang dapat diterapkan pada kondisi masyarakat di Indonesia dan dapat membantu mengatasi permasalahan di masyarakat dalam mengatasi permasalahan budidaya. Teknologi tersebut adalah Kultur jaringan.
Perkembangan kultur jaringan di Indonesia hanya terbatas pada litbang-litbang, balai-balai, dinas dan perguruan tinggi. Bahkan ada penelitian yang sudah sejajar dengan penelitian level dunia. Akan tetapi kalau kita bicara masalah terapan maka Indonesia masih sangat awal sekali. Masih banyak masyarakat yang heran melihat tanaman dalam botol bahkan kata “kultur jaringan” saja merupakan sesuatu yang asing buat mereka.
Untuk dapat menerapkan teknologi kultur jaringan dengan baik di masyarakat, mak diperlukan pendidikan sejak dini pada anak-anak sekolah sehingga mereka dapat lebih mengenal mengenai kultur jaringan.
Esha Flora adalah suatu lembaga yang mengembangkan diri di dalam memodifikasi teknologi kultur jaringan agar dapat dilakukan oleh masyarakat luas. Dari segi teknologinya sudah tidak menjadi masalah. Hal yang perlu difikirkan adalah bagaimana teknologi tepat guna tersebut dapat dikatahui dan dikenal oleh masyarakat luas sedini mungkin.
Memasukan Materi Kultur jaringan dalam KBM
Memasukkan materi kultur jaringan ke dalam kegiatan belajar mengajar merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam pengembangan kultur jaringan di Indonesia.Untuk itulah perlu dirancang dan dibuat maeri kultur jaringan yang dapat diselipkan di dalam materi pelajaran yang ada.
Pengajaran materi kultur jaringan di sekolah sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Materi kultur jaringan dimasukkan sebagai materi sisipan di dalam setiap pelajaran tentunya disesuaikan dengan materi ajar yang ada.
2. Materi kultur jaringan dapat merupakan materi pelajaran khusus yang diberikan dalam rangka muatan lokal atau muatan khusus dll.
3. materi kultur jaringan dapat dibuat sebagai materi ekstrakurikeler.
4. Kultur jaringan sebagai terapan langsung di sekolah sebagai bukti lagsung kepada anak didik bahwa kultur jaringan dapat diterapkan dan mereka setiap saat dapat mempelajarinya.
Alternative Kerjasama Dengan Sekolah-sekolah
Di dalam pengembangan kerjasama ini perlu adanya saling keterbukaan dan tujuan yang sama, yaitu pembelajaran teknologi kultur jaringan agar siswa mengenal dan mengetahui kultur jaringan, dan lebih jauh lagi siswa dapat menerapkan kultur jaringan dalam kehidupan sehar-hari. Oleh sebab itulah maka kedua belah pihak saling bekerjasama agar kultur jaringan dapat di ajarkan di sekolahan dan hal ini merupakan pilot projek dalam pengembangan biotek khususnya kultur jaringan dalam KBM di Indonesia.
Target Yang Diharapkan Pihak Sekolah
1. Terlaksananya proses KBM mengenai kultur jaringan di sekolah (sebagai muatan lokal)
2. Sekolah berperan sebagai pusat percontohan penerapan teknologi di masyarakat
3. Sekolah berperan sebagai pusat pelatihan kultur jaringan
4. Kegiatan kultur jaringan yang dapat berjalan dengan baik.
Tahapan Yang dapat Dilaksanakan Untuk Mencapai Target Tersebut
1. Pengadaan paket kultur jaringan untuk kapasitas tertentu.
2. Pengadaan paket kultur jaringan untuk proses KBM
3. Pengadaan buku paket Pembelajaran Kultur Jaringan di Sekolah.: Buku materi, Buku Panduan Praktek, Buku Pengenalan Alat dan Bahan.
4. Mengadakan paket pelatihan buat guru-guru inti (Training for trainer)
5. Merencanakan pelatihan pada sekolah-sekolah
6. Meningkatkan kemandirian opeasional Lab di sekolah (sekolah berperan sebagai Lab inti sedang sekolah lain sebagai lab plasma.
Materi yang Dapat Diberikan kepada Siswa.
1. Untuk Anak TK
a. Tanaman itu adalah mahluk hidup. Tumbuh dan berkembang kalau di rawat baik.
b. Setiap mahluk hidup memerlukan makan, dan bernafas
c. Tanaman adalah satu-satunya mhluk yang dapat merubah sinar menjadi makanan.
d. Tanaman bisa hidup di dalam botol.
2.Untuk Anak SD
a. Tanaman memerlukan makanan untuk tumbuh.
b. Tanaman melakukan proses respirasi dan fotosintesis
c. Tanaman dapat ditanam tidak hanya dari biji
d. Tanaman bisa tumbuh dalam jumlah besar dengan kultur jaringan.
e. Tanaman memerlukan sinar untuk tumbuh.
3.Untuk Siswa SMP
a. Tanaman untuk dapat tumbuh memerlukan makanan yang lengkap
b. Tanaman untuk dapat tumbuh memerlukan kondisi lingkungan dan sinar.
c. Tanaman dapat tumbuh dari bagian tanaman “Totipotensi”
d. Dalam mengatur arah pertumbuhan maka hormone sangat menentukan.
e. Dalam kultur jaringan banyak hal yang dapat dilakukan.
f. Kelemahan dan kelebihan Kultur jaringan
g. Dalam proses kultur jaringan memerlukan kondisi aseptic/steril.
h. Dalam kultur jaringan dipelukan ketelitian dan ketekunan.
4.Untuk Siswa SMA
a. Komposisi Media MS (Murashige & Skoog) adalah media yang terbaik untuk kultur
jaringan secara umum.
b. Teknik sterilisasi memerlukan beberapa tahapan yang sangat penting.
c. Teknik inisiasi memerlukan kehati-hatian.
d. Teknik subkultur merupakan teknik perbanyakan tanaman.
e. Tahapan di dalam kultur jaringan.
f. Metode di dalam kultur jaringan.
5.Untuk Siswa Kejuruan
a. Teknik persiapan alat dan bahan.
b. Teknik pembuatan media
c. Teknik inisiasi dan sterilisasi
d. Teknik subkultur
e. Teknik penyelamatan eksplan.
f. Teknik embrio somatik
g. Teknik kultur meristem
h. Teknik kultur anther
i. Teknik poliploid
j. Teknik mutasi kalus.
k. Teknik metabolit sekunder
l. Teknik kultur seni
m.Teknik pembesaran kultur
n. Teknik perakaran kultur
o. Teknik aklimatisasi
p. Teknik pertumbuhan minimal
q. Teknik sebar biji anggrek.