Seperti halnya vitamin zat pengatur tumbuh juga dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit, umumnya macam dan jumlah penggunaannya tergantung pada kebutuhan dan orientasi kultur jaringan termasuk pertimbangan bahan apa yang hendak dikultur jaringan .
Umumnya stok zat pengatur tumbuh untuk kultur jaringan dilakukan dengan dasar berat per volume (kepekatan). Biasanya larutan stok zat pengatur tumbuh dibuat dengan kepekatan antara 1-10 mg/ml. Sehingga pengambilannya tinggal memperhatikan berapa kebutuhan perliter yang diinginkan dan berapa kepekatan larutan stok yang telah dibuat.
pH terakhir dari media kultur jaringan setelah penambahan hormon, sebenarnya tidak perlu mengukur dengan tepat jumlah asam atau basa yang ditambahkan dalam membuat larutan persediaan. Tapi jumlah penambahan asam atau basa tepat dapat diperkirakan dengan mudah. Cara praktis, dapat dikatakan bahwa 5 ml 0,1 N Natrium hidroksida (0,4%) tiap 100 mg auksin dan 5 ml 0,1 N asam khlorid (0,86 ml Asam khlorid pekat dalam 100 ml air) tiap 100 mg sitokinin, adalah cukup.
Etil alkohol, dimetil sulfoksida dan pelarut organik yang lain kadang-kadang dipakai sebagai pembantu pelarut waktu membuat larutan persediaan hormon. Dalam memakai metode ini haruslah diingat bahwa kadar dari pembantu pelarut dalam media kultur Jaringan tidak boleh tinggi, karena toksik.
Membuat larutan stok zat pengatur tumbuh untuk kultur jaringan sedikit berbeda dengan membuat larutan stok hara atau vitamin yang mudah larut hanya dengan aquadest. Untuk zat pengatur tumbuh diperlukan asam atau basa dan kadang pemanasan sebagai cara mempercepat larutnya bahan. Kalau zat pengatur tumbuhnya bersifat asam maka pelarutannya basa (NaOH 1 N) misalnya: IAA, NAA, IBA, 2,4-D. Sedangkan bila basa, maka pelarutannya adalah asam (HCI 1 N) misalnya dari golongan sitokinin.
Untuk melarutkan zat pengatur tumbuh selain menggunakan asam dan basa dapat pula melarutkannya dalam alkohol 40%, atau melalui pemanasan saja. Berdasarkan pengalaman menggunakan tambahan asam atau basa lebih efektif dan tidak mudah mengalami pengendapan. Kerusakan larutan stok zat pengatur tumbuh umumnya ditandai dengan munculnya jamur, bakteri, larutan menjadi keruh. Jika demikian lebih baik tidak dipergunakan lagi
Contoh pembuatan larutan stok zat pengatur tumbuh dengan kepekatan 1 mg/ml sebanyak 100 ml, dan prosedurnya adalah sebagai berikut:
Untuk membuat larutan stok auksin (IAA, NAA, IBA, 2,4-D).
- Menimbang bahan sebanyak 100 mg, kemudian dimasukkan kedalam gelas piala yang diberi aquadest sedikit. Teteskan sedikit demi sedikit NaOH 1 N kedalam gelas tadi sambil dikocok hingga zat pengatur tumbuh larut merata.
- Tambahkan aquadest hingga volume mendekati 70 ml, dikocok kembali kemudian tuangkan kedalam labu ukur.
- Bilas gelas piala dengan aquadest sedikit demi sedikit hingga bersih, selanjutnya tambahkan lagi aquadest kedalam labu ukur hingga volume tepat 100ml.
- Pindahkan larutan tersebut kedalam Erlenmeyer 100ml, ditutup rapat dengan aluminium foil, diberi label dan kemudian disimpan dilemari es.
- Penggunaanya, misalnya ke dalam 1 liter media akan ditambahkan zat pengatur tumbuh sejumlah 1 mg atau 1 ppm, maka hanya dibutuhkan 1 ml saja dari larutan stok zat pengatur tumbuh. Bila 5 ppm per liter media maka dibutuhkan 5 ml, demikian seterusnya.
Untuk larutan Stok sitokinin (Zeitin, BA, 2-iP, PBA, Kinetin)
- Menimbang bahan sebanyak 100 mg, kemudian memasukkan kedalam gelas piala yang diberi aquadest 50 ml. Teteskan sedikit demi sedikit HCI 1 N kedalam gelas tadi sambil dipanaskan dan dikocok (menggunakan hot plate stirrer) hingga zat pengatur tumbuh larut merata.
- Tambahkan aquadest hingga volume mendekati 70 ml, dikocok kembali hingga merata kemudian tuangkan kedalam labu ukur.
- Bilas gelas piala dengan aquadest sedikit demi sedikit hingga bersih, selanjutnya tambahkan aquadest kedalam labu ukur hingga volume tepat 100 ml.
- Pindahkan larutan tersebut kedalam erlenmeyer 100 ml, tutup rapat dengan aluminium foil, beri label dan kemudian simpan di lemari es.
- Penggunaanya, misalnya kedalam 1 liter media akan ditambahkan zat pengatur tumbuh sejumlah 2 mg atau 2 ppm, maka hanya dibutuhkan 2 ml saja dari larutan stok zat pengatur tumbuh. Bila diperlukan 8 ppm perliter media maka dibutuhkan 8 ml, demikian seterusnya.
Umumnya stok zat pengatur tumbuh untuk kultur jaringan dilakukan dengan dasar berat per volume (kepekatan). Biasanya larutan stok zat pengatur tumbuh dibuat dengan kepekatan antara 1-10 mg/ml. Sehingga pengambilannya tinggal memperhatikan berapa kebutuhan perliter yang diinginkan dan berapa kepekatan larutan stok yang telah dibuat.
pH terakhir dari media kultur jaringan setelah penambahan hormon, sebenarnya tidak perlu mengukur dengan tepat jumlah asam atau basa yang ditambahkan dalam membuat larutan persediaan. Tapi jumlah penambahan asam atau basa tepat dapat diperkirakan dengan mudah. Cara praktis, dapat dikatakan bahwa 5 ml 0,1 N Natrium hidroksida (0,4%) tiap 100 mg auksin dan 5 ml 0,1 N asam khlorid (0,86 ml Asam khlorid pekat dalam 100 ml air) tiap 100 mg sitokinin, adalah cukup.
Etil alkohol, dimetil sulfoksida dan pelarut organik yang lain kadang-kadang dipakai sebagai pembantu pelarut waktu membuat larutan persediaan hormon. Dalam memakai metode ini haruslah diingat bahwa kadar dari pembantu pelarut dalam media kultur Jaringan tidak boleh tinggi, karena toksik.
Membuat larutan stok zat pengatur tumbuh untuk kultur jaringan sedikit berbeda dengan membuat larutan stok hara atau vitamin yang mudah larut hanya dengan aquadest. Untuk zat pengatur tumbuh diperlukan asam atau basa dan kadang pemanasan sebagai cara mempercepat larutnya bahan. Kalau zat pengatur tumbuhnya bersifat asam maka pelarutannya basa (NaOH 1 N) misalnya: IAA, NAA, IBA, 2,4-D. Sedangkan bila basa, maka pelarutannya adalah asam (HCI 1 N) misalnya dari golongan sitokinin.
Untuk melarutkan zat pengatur tumbuh selain menggunakan asam dan basa dapat pula melarutkannya dalam alkohol 40%, atau melalui pemanasan saja. Berdasarkan pengalaman menggunakan tambahan asam atau basa lebih efektif dan tidak mudah mengalami pengendapan. Kerusakan larutan stok zat pengatur tumbuh umumnya ditandai dengan munculnya jamur, bakteri, larutan menjadi keruh. Jika demikian lebih baik tidak dipergunakan lagi
Contoh pembuatan larutan stok zat pengatur tumbuh dengan kepekatan 1 mg/ml sebanyak 100 ml, dan prosedurnya adalah sebagai berikut:
Untuk membuat larutan stok auksin (IAA, NAA, IBA, 2,4-D).
- Menimbang bahan sebanyak 100 mg, kemudian dimasukkan kedalam gelas piala yang diberi aquadest sedikit. Teteskan sedikit demi sedikit NaOH 1 N kedalam gelas tadi sambil dikocok hingga zat pengatur tumbuh larut merata.
- Tambahkan aquadest hingga volume mendekati 70 ml, dikocok kembali kemudian tuangkan kedalam labu ukur.
- Bilas gelas piala dengan aquadest sedikit demi sedikit hingga bersih, selanjutnya tambahkan lagi aquadest kedalam labu ukur hingga volume tepat 100ml.
- Pindahkan larutan tersebut kedalam Erlenmeyer 100ml, ditutup rapat dengan aluminium foil, diberi label dan kemudian disimpan dilemari es.
- Penggunaanya, misalnya ke dalam 1 liter media akan ditambahkan zat pengatur tumbuh sejumlah 1 mg atau 1 ppm, maka hanya dibutuhkan 1 ml saja dari larutan stok zat pengatur tumbuh. Bila 5 ppm per liter media maka dibutuhkan 5 ml, demikian seterusnya.
Untuk larutan Stok sitokinin (Zeitin, BA, 2-iP, PBA, Kinetin)
- Menimbang bahan sebanyak 100 mg, kemudian memasukkan kedalam gelas piala yang diberi aquadest 50 ml. Teteskan sedikit demi sedikit HCI 1 N kedalam gelas tadi sambil dipanaskan dan dikocok (menggunakan hot plate stirrer) hingga zat pengatur tumbuh larut merata.
- Tambahkan aquadest hingga volume mendekati 70 ml, dikocok kembali hingga merata kemudian tuangkan kedalam labu ukur.
- Bilas gelas piala dengan aquadest sedikit demi sedikit hingga bersih, selanjutnya tambahkan aquadest kedalam labu ukur hingga volume tepat 100 ml.
- Pindahkan larutan tersebut kedalam erlenmeyer 100 ml, tutup rapat dengan aluminium foil, beri label dan kemudian simpan di lemari es.
- Penggunaanya, misalnya kedalam 1 liter media akan ditambahkan zat pengatur tumbuh sejumlah 2 mg atau 2 ppm, maka hanya dibutuhkan 2 ml saja dari larutan stok zat pengatur tumbuh. Bila diperlukan 8 ppm perliter media maka dibutuhkan 8 ml, demikian seterusnya.