RINGKASAN: Yulia Fitriani. E03496032 Pengaruh pH Media Kultur Jaringan Terhadap Pertumbuhan Pule Pandak (Rauwolfia serpentina Benth ex Kurtz ). Dibawah bimbingan Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS dan Ir. Edhi Sandra, M. Si.
Salah satu pembiakan tumbuhan obat dapat dilakukan dengan cara kultur jaringan, metode tersebut merupakan salah satu alternatif dari metode pembiakan vegetatif yang mempunyai kelebihan antara lain: I) menumbuhkan organ atau bagian tanaman dalam kondisi aseptik bebas gangguan hama dan penyakit, 2) digunakan untuk perbanyakan tanaman secara cepat dalam jumlah yang banyak, 3) tidak memerlukan tempat yang luas karena biakan tanaman ditempatkan dalam botol-botol serta tidak tergantung musim (Fatkurrohyani, 1998).
Pemilihan pule pandak dalam penelitian ini dikarenakan tumbuhan tersebut merupakan salah satu spesies tumbuhan obat tropika yang memiliki kandungan metabolik sekunder pada bagian akar berkhasiat obat dan tergolong tanaman langka, saat mi usaha budidaya dan penyediaan bahan baku belum mencukupi permintaan konsumen (Zuhud dan Siswoyo, 1995).
Tujuan dan penelitian mi adalah untuk mengetahui tingkat pH media yang optimal bagi pertumbuhan pule pandak (R. serpentina Benh) secara kuantitatif dengan menggunakan metode kultur jaringan.
Penelitian dilaksanakan di Unit Kultur Jaringan Laboratorium Konservasi Tumbuhan Jurusan Kouservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Pemilihan media yang digunakan dalam penelitian adalah media MS penuh, larutan ini telah dimodifikasi dengan penambahan vitamin, asam amino, sukrosa (3Ogr/l), arang aktif (1,0 mg/I), hormon IBA (1,0 mg/I), agar-agar (6 gr/l) dan beberapa perlakuan tingkat pH meliputi pH 4, pH 5, pH 6, pH 7, pH 8, dan pH 9. Masing-rnasing terdiri dan 10 ulangan, media MS dibentuk dalam bentuk padat dimana larutan dituangkan dalam botol-botol kultur sebanyak 30 mI/botol dan ditutup rapat dengan alumunium foil. Peralatan yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu disterilisasikan deugan cara di autoklaf dengan tekanan 17,5 psi suhu 121 °C selama 1 jam.
Bahan tanaman yang digunakan adalah pucuk tanaman pule pandak hasil sub kultur dengan panjang eksplan sebesar 2 cm, sebelum dilaksanakan penanaman ke dalam botol kultur bahan yang diperlukan disterilisasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan baycline (natrium hipoklorit 5 %), dan dibilas dengan menggunakan aquades.
Pengamatan diarahkan pada deskripsi kondisi eksplan (pertumbuhan eksplan, pembentukan akar, kalus dan daun, warna daun, bentuk perakaran serta kondisi media). Sedangkan jumlah berakar, jumlah berkalus dan berat basah serta berat kering sebagai pendekatan kuantitatif. Pengambilan data dilaksanakan selama tiga bulan terliitung bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2000.
Dan hasil penelitian diketahui bahwa peubah jumlah kultur yang hidup, kultur yang terkena kontaminan pada berbagai tingkat perlakuan pH menunjukkan keberhasilan hidup eksplan pule pandak sebesar 40 %, nilai standar deviasi sebesar 1,789, Dengan persentase kontaminan cendawan sebesar 48,34 %, nilai standar deviasi sebesar 1,472 dan persen keniatian sebesar 1,67 %, nilai standar deviasi sebesar 0,408.
Rata-rata jumlah berakar sebesar 1,33, nilai standar deviasi 0,516 dan rata-rata jumlah berkalus sebesar 1,67, nilai standar deviasi 1,367, Persentasi berakar sebesar 13,34 % dan persen berkalus sebesar 16,67 %. Perhitungan rata-rata berat basah dan berat kering serta rendeman yang dihasilkan dari hasil penimbangan menunjukkan nilai terbesar didapat pada media dengan perlakuan pH 7 dengan rata-rata berat basah total 0,378 gram, nilai standar deviasi sebesar 0,595.
Rata-rata berat basah akar 1,110 gram, nilai standar deviasi sebesar 0. Rata-rata berat kering total 0,040 gram, nilai standar deviasi sebesar 0,059. Rata-rata berat kering akar 0,101 gram, nilai standar deviasi sebesar 0. Rendemen total 0,337 gram, nilai standar deviasi sebesar 0,287 dan rendemen akar 1,009 grain, nilai standar deviasi sebesar 0.
Respon eksplan terhadap rata-rata jumlah pertumbuhan daun yang paling optimum diperoleh dari media dengan perlakuan pH 6, sebanyak 8 daun. Persentase jumlah eksplan berdasarkan warna eksplan stek pucuk pule pandak terbaik diperoleh oleh media dengan perlakuan pH 5, pH 6, pH 7 dan pH 8 yaitu 100 % berwarna hijau kekuning-kuningan.
Dan hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa media dengan perlakuan pH 6 - 7 (netral) memberikan respon pertumbuhan akar eksplan dan daun yang optimal dibandingkan perlakuan lainnya.
Ada beberapa hal yang perlu dikaji lebih mendalam, untuk itu dirasakan sangat penting untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan jenis media MS 1/2 atau penggunaan jenis media Iainnya dalam penelitian selanjutnya, penggunaan selang tingkat pH media yang relatif lebih sempit untuk lebih mengetahui tingkat pH yang optimum bagi tanaman tersebut, penambahan jumlah ulangan untuk menghindani bias dan pemilihan ZPT dengan konsentrasi yang berbeda terhadap stek pucuk pule pandak yang memungkinkan lebih memacu pembentukan akar baik secara kuantitas dan kualitas, serta perlu pertimbangan lebih lanjut mengenai penggunaan arang aktif dalam penelitian selanjutnya.