Ringkasan: Asep Hilimiah. STEK MIKRO PADA KECAMBAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) di bawah bimbingan Ir. Edhi Sandra, Msi.
Selama ini bahan baku (simplisia) tumbuhan obat, mahkota dewa masih dipanen langsung dari aIam dan hanya sebagian keeil yang dipanen dari pohon yang telah dibudidayakan, jika hal ini terus dibiarkan, maka di khawatirkan akan terjadi kelangkaan dan bahkan kepunahan terhadap jenis tumbuhan obat tersebut.
Salah satu altematif yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan eara membudidayakannya. Salah satu cara dalam perbanyakan vegetatif adalah dengan stek. Stek (cutting) adalah salah satu upaya dalam mengusahakan perbanyakan tanaman daIam hal perakaran dari bagian tanaman yang dapat digunakan adalah (cabang, daun akar dan kecambah), yang mengandung mata dengan memotong dari induknya untuk cfrtanam. Sesuai dengan namanya stek mikro pada kecambah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerf). Stek ini diambil dari kecambah yang masih muda dan masih dalam masa pertumbuhan.
Perbanyakan tanaman dengan teknik stek mikro digunakan untuk mendapatkan atau memperbanyak pohon unggul sehingga teknik tersebut sangat di perlukan dalam perbanyakan tanaman. Ada beberapa tujuan pemanfaatan teknik stek mikro anlara lain, berupa perbanyakan tanaman unggulan, konservasi jenis-jenis tanaman atau tumbuhan yang hampir punah dan untuk mendapatkan jenis tanaman yang tahan penyakit tertentu.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan vegetatif secara stek, antara lain, berupa faktor daIam (tanaman) dan faktor luar (lingkungan). Penyetekkan kecambah mahkota dewa memerlukan kecambah yang sehat dan berdaun lebat serta tidak berpenyakit. Tinggi tanaman atau kecambah yang akan di stek mulai dari 10 sampai 15 cm. Penyetekan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore.
Respirasi yang tinggi dan mengurangi tingkat stres tanaman. Dalam melakukan penyetekan terlebih dahulu kita menyiapkan alat dan bahan yang akan kita pergunakan, dalam melakukan penyetekannya sendiri diperlukan kecambah stek dengan tinggi 1sampai 3 cm dan ruas yang diambil dari kecambah sebanyak dua ruas. Pertumbuhan akar dapat dipercepat dengan memberikan harmon tumbuh untuk mempercepat pembentukan akar. Salah satu harmon tumbuh yang mampu mempercepat tumbuhnya akar yaitu auksin.
Hasil persentase bulan pertama mengalami penurunan yang drastis di setiap minggunya. Besar persentase tumbuhnya adalah 0% sehingga semuanya mengalami kematian. Sedangkan untuk bulan kedua mengalami keberhasilan hingga mencapai 80% yang teljadi pada media Zeolit Keberhasilan ini karena media zeolit mempunyai tekstur penampilan yang kasar dan mempunyai rongga udara yang besar. Hal ini menjadikan sirkulasi udara menjadi baik bagi pertumbuhan akar kecambah.
Untuk media kompos cesting dan sekam bakar mempunyai persentase keberhasilan yang sama yaitu 35%, keberhasilan ini tetjadi karena kompos cesting dan sekam bakar mempunyai daya serap air yang baik. Untuk hasil penelitian selama 2 bulan diperoleh nilai keberhasilan dan kegagalan pada setiap minggunya, nilai keberhasilan tertinggi di peroleh pada bulan kedua pengamatan minggu keempat dengan jenis media zeolit sebesar 80%. Pada setiap media persemaian di tanam bibit stek kecambah pada ketiga media, penelitian ini dilakukan dua kali percobaan untuk mengetahui keberhasilan tumbuh stek kecambah rnahkota dewa.
Persentase tumbuh pada media pertama untuk media zeolit sebesar 90%, kompos kesting dan sekam bakar 70%. Pada minggu ke-nol dilakukan penanaman stek kecambah mahkota dewa pada ke-3 media. Pada minggu pertarna stek masih dapat hidup dengan kondisi stek masih terlihat segar dan baik, tetapi masih ada yang mati atau tidak tahan. Pada minggu kedua stek kecambah masih mampu bertahan hidup dengan persentase tumbuh tiap media: zeolit: kompos kesting: sekam bakar adaIah 90%: 45% : 45%.
Pada saat minggu kedua kondisi tanaman masih terlihat segar tetapi untuk media kompos kesting dan sekam bakar masih mengalami penurunan jumlah yang hidup dan masih mengalami kerontokan daun. Pada minggu ke tiga muIai terbentuk kalus. Persentase tumbuh untuk zeolit sebesar 90% dan untuk sekam bakar 40% serta kompos kesting sebesar 45%. Minggu keempat mulai terbentuknya akar. Pembentukan akar terjadi karena ada pergerakan ke bawah dari auksin ke ujung batang, akan muncul di bagian batang menjadi akar adventif. Persentase tumbuh setiap media sampai bibit stek kecambah mahkota dewa mengeluarkan akar sebesar 80% untuk media zeoli!, 35% untuk media kompos kesting dan sekam bakar.
Pencegahan terhadap hama dan penyakit sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan persen tumbuh stek kecambah. Pencegahan terhadap hama dan penyakit pada pene!itian ini dilakukan dengan pemberian fungisida Dosis fungisida yang diberikan yaitu sebesar 2.5 ml per 250 ml air.
Selama ini bahan baku (simplisia) tumbuhan obat, mahkota dewa masih dipanen langsung dari aIam dan hanya sebagian keeil yang dipanen dari pohon yang telah dibudidayakan, jika hal ini terus dibiarkan, maka di khawatirkan akan terjadi kelangkaan dan bahkan kepunahan terhadap jenis tumbuhan obat tersebut.
Salah satu altematif yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan eara membudidayakannya. Salah satu cara dalam perbanyakan vegetatif adalah dengan stek. Stek (cutting) adalah salah satu upaya dalam mengusahakan perbanyakan tanaman daIam hal perakaran dari bagian tanaman yang dapat digunakan adalah (cabang, daun akar dan kecambah), yang mengandung mata dengan memotong dari induknya untuk cfrtanam. Sesuai dengan namanya stek mikro pada kecambah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerf). Stek ini diambil dari kecambah yang masih muda dan masih dalam masa pertumbuhan.
Perbanyakan tanaman dengan teknik stek mikro digunakan untuk mendapatkan atau memperbanyak pohon unggul sehingga teknik tersebut sangat di perlukan dalam perbanyakan tanaman. Ada beberapa tujuan pemanfaatan teknik stek mikro anlara lain, berupa perbanyakan tanaman unggulan, konservasi jenis-jenis tanaman atau tumbuhan yang hampir punah dan untuk mendapatkan jenis tanaman yang tahan penyakit tertentu.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan vegetatif secara stek, antara lain, berupa faktor daIam (tanaman) dan faktor luar (lingkungan). Penyetekkan kecambah mahkota dewa memerlukan kecambah yang sehat dan berdaun lebat serta tidak berpenyakit. Tinggi tanaman atau kecambah yang akan di stek mulai dari 10 sampai 15 cm. Penyetekan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore.
Respirasi yang tinggi dan mengurangi tingkat stres tanaman. Dalam melakukan penyetekan terlebih dahulu kita menyiapkan alat dan bahan yang akan kita pergunakan, dalam melakukan penyetekannya sendiri diperlukan kecambah stek dengan tinggi 1sampai 3 cm dan ruas yang diambil dari kecambah sebanyak dua ruas. Pertumbuhan akar dapat dipercepat dengan memberikan harmon tumbuh untuk mempercepat pembentukan akar. Salah satu harmon tumbuh yang mampu mempercepat tumbuhnya akar yaitu auksin.
Hasil persentase bulan pertama mengalami penurunan yang drastis di setiap minggunya. Besar persentase tumbuhnya adalah 0% sehingga semuanya mengalami kematian. Sedangkan untuk bulan kedua mengalami keberhasilan hingga mencapai 80% yang teljadi pada media Zeolit Keberhasilan ini karena media zeolit mempunyai tekstur penampilan yang kasar dan mempunyai rongga udara yang besar. Hal ini menjadikan sirkulasi udara menjadi baik bagi pertumbuhan akar kecambah.
Untuk media kompos cesting dan sekam bakar mempunyai persentase keberhasilan yang sama yaitu 35%, keberhasilan ini tetjadi karena kompos cesting dan sekam bakar mempunyai daya serap air yang baik. Untuk hasil penelitian selama 2 bulan diperoleh nilai keberhasilan dan kegagalan pada setiap minggunya, nilai keberhasilan tertinggi di peroleh pada bulan kedua pengamatan minggu keempat dengan jenis media zeolit sebesar 80%. Pada setiap media persemaian di tanam bibit stek kecambah pada ketiga media, penelitian ini dilakukan dua kali percobaan untuk mengetahui keberhasilan tumbuh stek kecambah rnahkota dewa.
Persentase tumbuh pada media pertama untuk media zeolit sebesar 90%, kompos kesting dan sekam bakar 70%. Pada minggu ke-nol dilakukan penanaman stek kecambah mahkota dewa pada ke-3 media. Pada minggu pertarna stek masih dapat hidup dengan kondisi stek masih terlihat segar dan baik, tetapi masih ada yang mati atau tidak tahan. Pada minggu kedua stek kecambah masih mampu bertahan hidup dengan persentase tumbuh tiap media: zeolit: kompos kesting: sekam bakar adaIah 90%: 45% : 45%.
Pada saat minggu kedua kondisi tanaman masih terlihat segar tetapi untuk media kompos kesting dan sekam bakar masih mengalami penurunan jumlah yang hidup dan masih mengalami kerontokan daun. Pada minggu ke tiga muIai terbentuk kalus. Persentase tumbuh untuk zeolit sebesar 90% dan untuk sekam bakar 40% serta kompos kesting sebesar 45%. Minggu keempat mulai terbentuknya akar. Pembentukan akar terjadi karena ada pergerakan ke bawah dari auksin ke ujung batang, akan muncul di bagian batang menjadi akar adventif. Persentase tumbuh setiap media sampai bibit stek kecambah mahkota dewa mengeluarkan akar sebesar 80% untuk media zeoli!, 35% untuk media kompos kesting dan sekam bakar.
Pencegahan terhadap hama dan penyakit sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan persen tumbuh stek kecambah. Pencegahan terhadap hama dan penyakit pada pene!itian ini dilakukan dengan pemberian fungisida Dosis fungisida yang diberikan yaitu sebesar 2.5 ml per 250 ml air.