RINGKASAN: Adi Putranto Kusharsoyo. E01496028. Pengaruh Pupuk NPK, Asam Humat dan Frekuensi Pemanenan Terhadap Produktivitas dan Rendemen Handeuleum (Graptophyllum pictum (L.) Griff.) Pada Intensitas Cahaya Matahari Yang Berbeda. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc. dan Jr. Edhi Sandra.
"Back to Nature" merupakan suatu trend di era globalisasi ini. Termasuk dalam konsumsi obat wasir yang salah satu bahan baku utamanya menggunakan tumbuhan obat handeuleum (Graptophyllum pictum).
Walaupun telah diusahakan dalam skala industri, namun pemenuhan kebutuhan bahan bakunya masih belum tercukupi. Selama iui pemenuhan kebutuhan bahan baku diperoleh dari pemanenan di alam dan budidaya oleh petani yang masih konvensional. Bila eksploitasi dari alam ini dilakukan terus-menerus, suatu saat nanti dapat mengakibatkan kepunahan terhadap species handeuleum ini karena laju pemanenannya lebih linggi dibandingkan laju regenerasi alaminya. Oleh karena itu, sangat diperlukan suatu tindakan penyelamatan berupa upaya konservasi dan budidaya. Di sisi yang lain, walaupun budidaya telah dilakukan, namun upaya ini belum mampu menjawab permasalahan pemenuhan kebutuhan bahan baku obat wasir tersebut.
Budaya pemanenan hasil tanaman obat secara konvensional yang terikat pada selang waktu tertentu kadangkala membatasi hasil panen yang optimal dan upaya pengaturan metode, waktu dan trekuensi panen diharapkan akan merangsang peningkatan hasil panen daun tanaman handeuleum.
Penggunaan naungan pada budidaya tanaman intoleran (suka cahaya) dimaksudkan untuk melihat apakah ada peluang kemungkinan untuk diterapkannya farmaforestry (dalam hal ini tanaman obat handeuleum dan tanaman kehutanan).
Permasalahan di atas merupakan salah satu hal di bidang kehutanan yang harns dijawab, yaitu apakah pemberian pupuk dasar NPK dan pupuk bio-organik yang dikombinasikan dengan metode pengaturan waktu serta trekuensi pemanenan tertentu akan rnembantu meningkatkan produktivitas dan rendemen tanaman obat handeuleum dalam budidayanya. Dan berdasarkan hal di atas, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK dengan ratio K berbeda, pemberian asam humat (Humegalm), frekuensi pemanenan dan interaksi diantara ketiganya terhadap produktivitas dan rendemen tanaman obat handeuleum pada dua blok lokasi tanam dengan lntensitas cahaya matahari yang berbeda (terbuka dan naungan).
Penelitian dilaksanakan di lahan kosong samping Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Jnstitut Pertanian Bogor selama 6 bulan dari bulan Juni sampai November 2000. Bahan yang digunakan adalah bibit handeuleum dari stek, pupuk NPK (campuran Urea: SP-36 KCI), pupuk bio-organik Humega. Sedangkan alat terdiri dari chainsaw, cangkul, golok, alat semprot, gunting stek, oven, timbangan elektronik, meteran, termometer basah dan kering, luxmeter, alat tulis.
Metode penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahapan, yaitu : penyiapan lahan dengan land clearing, pembuatan lubang tanam, pemupukan, penanaman, perlakuan awal yang menyisakan satu cabang terbaik dan pemeliharaan. Parameter diukur 4 kali setiap 20 hari sekali meliputi data : persentase hidup tanarnan, pertambahan jumlah daun, jumlah pucuk, pertambahan jumlah trubusan, berat basah, berat kering daun dan rendemen berat daun. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial 4 x 2 x 2 dengan 12 ulangan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pupuk NPK dengan ratio K yang berbeda memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter pertambahan jumlah daun dan berat basah daun hasil panen.
Pemberian asam humat tidak memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap semua parameter produktivitas dan rendemen tanaman obat handeuleum yang diukur..
Frekuensi pemanenan terhadap daun memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada parameter: pertambahan jumlah daun, jumlah pucuk, berat basah dan berat kering daun hasil panen.
Interaksi antara ketiga faktor (pemberian pupuk NPK dengan ratio K berbeda, pemberian asam humat dan ftekuensi pemanenan daun) tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap semua parameter produktivitas dan rendemen tanaman obat handeuleum yang diukur.
Intensitas cahaya matahari sebagai blok memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap semua parameter produktivitas dan rendemen tanaman obat handeuleum yang diukur, kecuali pada persentase hidup tanaman.
Pemupukan NPK dengan ratio 1 : 1 : 2 memberikan pertambahan jumlah daun terbaik (18 daun) dan ratio 1:1:1 memberikan berat basah daun terbaik (48.082 gram). Frekuensi pemanenan 2 kali (20 hari sekali) memberikan nilai rata-rata pertambahan jumlah daun terbaik (22 daun), sedangkan ftekuensi 1 kali (40 hari sekali) memberikan nilai terbaik pada parameter jumlah pucuk (2 pucuk), berat basah (57.227 gram) dan berat kering daun (9.911 gram).
"Back to Nature" merupakan suatu trend di era globalisasi ini. Termasuk dalam konsumsi obat wasir yang salah satu bahan baku utamanya menggunakan tumbuhan obat handeuleum (Graptophyllum pictum).
Walaupun telah diusahakan dalam skala industri, namun pemenuhan kebutuhan bahan bakunya masih belum tercukupi. Selama iui pemenuhan kebutuhan bahan baku diperoleh dari pemanenan di alam dan budidaya oleh petani yang masih konvensional. Bila eksploitasi dari alam ini dilakukan terus-menerus, suatu saat nanti dapat mengakibatkan kepunahan terhadap species handeuleum ini karena laju pemanenannya lebih linggi dibandingkan laju regenerasi alaminya. Oleh karena itu, sangat diperlukan suatu tindakan penyelamatan berupa upaya konservasi dan budidaya. Di sisi yang lain, walaupun budidaya telah dilakukan, namun upaya ini belum mampu menjawab permasalahan pemenuhan kebutuhan bahan baku obat wasir tersebut.
Budaya pemanenan hasil tanaman obat secara konvensional yang terikat pada selang waktu tertentu kadangkala membatasi hasil panen yang optimal dan upaya pengaturan metode, waktu dan trekuensi panen diharapkan akan merangsang peningkatan hasil panen daun tanaman handeuleum.
Penggunaan naungan pada budidaya tanaman intoleran (suka cahaya) dimaksudkan untuk melihat apakah ada peluang kemungkinan untuk diterapkannya farmaforestry (dalam hal ini tanaman obat handeuleum dan tanaman kehutanan).
Permasalahan di atas merupakan salah satu hal di bidang kehutanan yang harns dijawab, yaitu apakah pemberian pupuk dasar NPK dan pupuk bio-organik yang dikombinasikan dengan metode pengaturan waktu serta trekuensi pemanenan tertentu akan rnembantu meningkatkan produktivitas dan rendemen tanaman obat handeuleum dalam budidayanya. Dan berdasarkan hal di atas, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK dengan ratio K berbeda, pemberian asam humat (Humegalm), frekuensi pemanenan dan interaksi diantara ketiganya terhadap produktivitas dan rendemen tanaman obat handeuleum pada dua blok lokasi tanam dengan lntensitas cahaya matahari yang berbeda (terbuka dan naungan).
Penelitian dilaksanakan di lahan kosong samping Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Jnstitut Pertanian Bogor selama 6 bulan dari bulan Juni sampai November 2000. Bahan yang digunakan adalah bibit handeuleum dari stek, pupuk NPK (campuran Urea: SP-36 KCI), pupuk bio-organik Humega. Sedangkan alat terdiri dari chainsaw, cangkul, golok, alat semprot, gunting stek, oven, timbangan elektronik, meteran, termometer basah dan kering, luxmeter, alat tulis.
Metode penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahapan, yaitu : penyiapan lahan dengan land clearing, pembuatan lubang tanam, pemupukan, penanaman, perlakuan awal yang menyisakan satu cabang terbaik dan pemeliharaan. Parameter diukur 4 kali setiap 20 hari sekali meliputi data : persentase hidup tanarnan, pertambahan jumlah daun, jumlah pucuk, pertambahan jumlah trubusan, berat basah, berat kering daun dan rendemen berat daun. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial 4 x 2 x 2 dengan 12 ulangan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pupuk NPK dengan ratio K yang berbeda memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter pertambahan jumlah daun dan berat basah daun hasil panen.
Pemberian asam humat tidak memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap semua parameter produktivitas dan rendemen tanaman obat handeuleum yang diukur..
Frekuensi pemanenan terhadap daun memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada parameter: pertambahan jumlah daun, jumlah pucuk, berat basah dan berat kering daun hasil panen.
Interaksi antara ketiga faktor (pemberian pupuk NPK dengan ratio K berbeda, pemberian asam humat dan ftekuensi pemanenan daun) tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap semua parameter produktivitas dan rendemen tanaman obat handeuleum yang diukur.
Intensitas cahaya matahari sebagai blok memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap semua parameter produktivitas dan rendemen tanaman obat handeuleum yang diukur, kecuali pada persentase hidup tanaman.
Pemupukan NPK dengan ratio 1 : 1 : 2 memberikan pertambahan jumlah daun terbaik (18 daun) dan ratio 1:1:1 memberikan berat basah daun terbaik (48.082 gram). Frekuensi pemanenan 2 kali (20 hari sekali) memberikan nilai rata-rata pertambahan jumlah daun terbaik (22 daun), sedangkan ftekuensi 1 kali (40 hari sekali) memberikan nilai terbaik pada parameter jumlah pucuk (2 pucuk), berat basah (57.227 gram) dan berat kering daun (9.911 gram).