ARIES GUNAWAN. E03496047. Pengaruh Jarak Tanam Bamhu dan Tanamau Sela Tumbuhan Obat terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Rebung Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Sculttes F.) Backer ex. Heyne). Dibimbing oleh Bapak Jr. Siswoyo, MSi dan Bapak Ir. Edhi Sandra.
RINGKASAN
Bambu Betung (Dendrocolamus asper) merupakan tumbuhan endemik, jangkauan temp at tumbuhnya iuas dan memiliki banyak kegunaan seperti bahan bangunan, perabot rumah tangga, rebung dau lain-lain. Jenis ini sudah banyak dibudidayakan oieh masyarakat. Namun budidaya yang dilakukan secara monokultur mengakibatkan adanya ruang kosong diantara tanaman bambu tersebut, sehingga penggunaan lahannya menjadi tidak optimal. Penanaman tumbuhan obat diantara tanaman bambu tersebnt merupakan salah satu aitematif yang dapat diterapkan dalam rangka mengaptimalkan penggunaan lahannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengarub jarak tanam bambu dan penanaman tanaman seia tumbuhan obat terhadap pertumbuhan dan produktivitas rebung bambu betung.
Tahapan peuelitian meliputi : persiapan dan pengolahan iahan, pembibitan tumbuhanoabat, penanaman tumbuhan obat, pemeliharaan tanaman dan pengamatan. Tumbuhan obat yang ditanam di areal tersebut terdiri dari tujuh jenis meliputi : kumis kucing, temu iawak, temu item, katuk, kencur, raja gowah dan lengkuas. Peubah yang diamati daiam penelitian ini meliputi : pertambahan tinggi rebung, pertambahan diameter rebung, jumlah rebung, dan interaksi masyarakat dengan tanaman bambu. Pengamatan tinggi dan diameter rebung dilakukan setiap hari selama 16 hari pengukurn, sedangkan pengamatan jumlah rebung dilakukan selama lima bulan dan interaksi masyarakat dengan tanaman bambu dilakukan selama sembilan bulan. Data yang diperaleh kemudian dianalisa secara deskriptif.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penanaman tanaman seia berupa tumbuhan obat diantara tanaman bambu betung pada berbagai jarak tanam mengakibatkan penW'unan rata-rata pertumbuhan tinggi, diameter rebung, jumIah rebung ~erta rata-rata pertambahau voiume rebung. Bosamya penW'unan rata-rata pertambahan tinggi rebung, diameter rebung, jumIah rebung dan rata-rata pertambahan voiume secara berturut-turut adalah sebesar 16,552%,41,133%,17,093% dan 51,983%.
Dilihat dari jarak tanam bambu betungoya terlihat bahwa semakin lebar jarak tanam mengakibatkan rata-rata pertambahan tinggi rebung semakin kecil dan rata-rata pertambahan diameter rebung semakin besar. Namun untuk rata-rata jumlah rebung tidak terlihat perbedaan yang besar.
Rata-rata pertambahan tinggi rebung terbesar terdapat pada areal tanaman bambn dengan jarak tanam 5 m x 5 m, sebesar 0,721 cm/hari dan terkecil pada jarak tanam 8 m x 8m sebesar 0,619 cm/hari. Rata¬rata pertambahan diameter rebung terbesar terdapat pada areai tanaman bambu dengan jarak tanam 8 m x 8 m sebesar 0,364 cm/hari, dan terkecil pada jarak tanam bambu 5 m x 5 m, sebesar 0,285 cm/hari.
Rata-rata jumlah rebung terbesar pada areal tanaman bambu dengan jarak tanam 8 m x 8 m sebesar 70,677 rebung/bulan/hektar dan terkeeil pada jarak tanam 8 m x 6 m sebesar 29,324 rebung/bulan/hektar. Sedangk~ rata-r~ta pertambahan volume terbesar terdapat pada areal. tanaman bambu dengan jarak tanam 8 m x 8 m sebesar 70,943 cm/hari dan terkeeil pada jarak tanam 8 m x 6 m sebesar 49,382 cm/hari.
Untuk kombinasi antara penanaman tanaman sela tumbuhan obat dan jarak tanam diperoleh hasil bahwa rata-rata pertambahan tinggi terbesar terjadi pada jarak tanam bambu betung 5 m x 5 m yang tanpa ditanami tumbuhan obat, yaitu sebesar 0,805 cm/hari dan terkeeil pada jarak tanam bambu betung 8 m x 8 m yang ditanami tumbuhan obat yaitu sebesar 0,578 cm/hari.
Untuk rata-rata pertambahan diameter rebung terbesar terjadi pada jarak tanam bambu betung 8 m x 8 m yang tanpa ditanami tumbuhan obat yaitu sebesar 0,436 cm/hari dan terkecil pada jarak tanam bambu betung 5 m x 5 m yang ditanami tumbuhan obat, yaitu sebesar 0,197 cm/hari. Rata-rata jumlah rebung terbesar terjadi pada jarak tanam bambu betung 8 m x 8 m yang tanpa ditanami tumbuhan obat, yaitu sebesar 78,195 rebung/bulan/hektar dan terkeeil pada jarak tanam bambu betung 8 m x 6 m yang ditanami tumbuhan obat, yaitu sebesar 27,068 rebung/bulan/hektar.
Sedangkan rata-rata pertambahan volume terbesar terdapat pada jarak tanam 8 m x 8 m tanpa tanaman sela tumbuhan obat sebesar 97,097 cm/lhari dan terkeeil pada kombinasi jarak tanam bambu 6 m x 8 m dengan tanaman sela tumbuhan obat sebesar 31,879 cm/hari.
Hasil pengamatan menunjukkan adanya interaksi antara tanaman bambu dengan masyarakat. Hal ini tercermin dari jumlah rebung yang dicuri selama 9 bulan pengamatan sebanyak 79 rebung dan bambu sebanyak 8 buah.
RINGKASAN
Bambu Betung (Dendrocolamus asper) merupakan tumbuhan endemik, jangkauan temp at tumbuhnya iuas dan memiliki banyak kegunaan seperti bahan bangunan, perabot rumah tangga, rebung dau lain-lain. Jenis ini sudah banyak dibudidayakan oieh masyarakat. Namun budidaya yang dilakukan secara monokultur mengakibatkan adanya ruang kosong diantara tanaman bambu tersebut, sehingga penggunaan lahannya menjadi tidak optimal. Penanaman tumbuhan obat diantara tanaman bambu tersebnt merupakan salah satu aitematif yang dapat diterapkan dalam rangka mengaptimalkan penggunaan lahannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengarub jarak tanam bambu dan penanaman tanaman seia tumbuhan obat terhadap pertumbuhan dan produktivitas rebung bambu betung.
Tahapan peuelitian meliputi : persiapan dan pengolahan iahan, pembibitan tumbuhanoabat, penanaman tumbuhan obat, pemeliharaan tanaman dan pengamatan. Tumbuhan obat yang ditanam di areal tersebut terdiri dari tujuh jenis meliputi : kumis kucing, temu iawak, temu item, katuk, kencur, raja gowah dan lengkuas. Peubah yang diamati daiam penelitian ini meliputi : pertambahan tinggi rebung, pertambahan diameter rebung, jumlah rebung, dan interaksi masyarakat dengan tanaman bambu. Pengamatan tinggi dan diameter rebung dilakukan setiap hari selama 16 hari pengukurn, sedangkan pengamatan jumlah rebung dilakukan selama lima bulan dan interaksi masyarakat dengan tanaman bambu dilakukan selama sembilan bulan. Data yang diperaleh kemudian dianalisa secara deskriptif.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penanaman tanaman seia berupa tumbuhan obat diantara tanaman bambu betung pada berbagai jarak tanam mengakibatkan penW'unan rata-rata pertumbuhan tinggi, diameter rebung, jumIah rebung ~erta rata-rata pertambahau voiume rebung. Bosamya penW'unan rata-rata pertambahan tinggi rebung, diameter rebung, jumIah rebung dan rata-rata pertambahan voiume secara berturut-turut adalah sebesar 16,552%,41,133%,17,093% dan 51,983%.
Dilihat dari jarak tanam bambu betungoya terlihat bahwa semakin lebar jarak tanam mengakibatkan rata-rata pertambahan tinggi rebung semakin kecil dan rata-rata pertambahan diameter rebung semakin besar. Namun untuk rata-rata jumlah rebung tidak terlihat perbedaan yang besar.
Rata-rata pertambahan tinggi rebung terbesar terdapat pada areal tanaman bambn dengan jarak tanam 5 m x 5 m, sebesar 0,721 cm/hari dan terkecil pada jarak tanam 8 m x 8m sebesar 0,619 cm/hari. Rata¬rata pertambahan diameter rebung terbesar terdapat pada areai tanaman bambu dengan jarak tanam 8 m x 8 m sebesar 0,364 cm/hari, dan terkecil pada jarak tanam bambu 5 m x 5 m, sebesar 0,285 cm/hari.
Rata-rata jumlah rebung terbesar pada areal tanaman bambu dengan jarak tanam 8 m x 8 m sebesar 70,677 rebung/bulan/hektar dan terkeeil pada jarak tanam 8 m x 6 m sebesar 29,324 rebung/bulan/hektar. Sedangk~ rata-r~ta pertambahan volume terbesar terdapat pada areal. tanaman bambu dengan jarak tanam 8 m x 8 m sebesar 70,943 cm/hari dan terkeeil pada jarak tanam 8 m x 6 m sebesar 49,382 cm/hari.
Untuk kombinasi antara penanaman tanaman sela tumbuhan obat dan jarak tanam diperoleh hasil bahwa rata-rata pertambahan tinggi terbesar terjadi pada jarak tanam bambu betung 5 m x 5 m yang tanpa ditanami tumbuhan obat, yaitu sebesar 0,805 cm/hari dan terkeeil pada jarak tanam bambu betung 8 m x 8 m yang ditanami tumbuhan obat yaitu sebesar 0,578 cm/hari.
Untuk rata-rata pertambahan diameter rebung terbesar terjadi pada jarak tanam bambu betung 8 m x 8 m yang tanpa ditanami tumbuhan obat yaitu sebesar 0,436 cm/hari dan terkecil pada jarak tanam bambu betung 5 m x 5 m yang ditanami tumbuhan obat, yaitu sebesar 0,197 cm/hari. Rata-rata jumlah rebung terbesar terjadi pada jarak tanam bambu betung 8 m x 8 m yang tanpa ditanami tumbuhan obat, yaitu sebesar 78,195 rebung/bulan/hektar dan terkeeil pada jarak tanam bambu betung 8 m x 6 m yang ditanami tumbuhan obat, yaitu sebesar 27,068 rebung/bulan/hektar.
Sedangkan rata-rata pertambahan volume terbesar terdapat pada jarak tanam 8 m x 8 m tanpa tanaman sela tumbuhan obat sebesar 97,097 cm/lhari dan terkeeil pada kombinasi jarak tanam bambu 6 m x 8 m dengan tanaman sela tumbuhan obat sebesar 31,879 cm/hari.
Hasil pengamatan menunjukkan adanya interaksi antara tanaman bambu dengan masyarakat. Hal ini tercermin dari jumlah rebung yang dicuri selama 9 bulan pengamatan sebanyak 79 rebung dan bambu sebanyak 8 buah.