RINGKASAN: Puji Soepriati, E. 33101061. Pengaruh Bawang Merah terhadap Cangkok Mahkota Dewa [Phaleria macrocarpa(scheff.) Boert.], dibawah bimbingan Ir. Edhi Sandra,Msi.
Kegiatan penelitian dan pengembangan tumbuhan obat bertujuan untuk meningkatkan eksport non migas dan menunjang industri obat modem serta obat tradisional. Obat tradisional diikutsertakan untuk mencapai tujuan tersebut mengingat pengobatan modem di negara-negara sedang berkembang belum dapat menjangkau seluruh lapisan, masyarakat (Indonesia baru mencapai 52,1%). (Anonim. 1985 dalam Basori, 1993)
Sekarang ini kebutuhan akan tumbuhan obat cukup tinggi. Ini terlihat dari antusias masyarakat menanam Mahkota Dewa dan makin meningkatnya daya beli masyarakat yang menyebabkan beberapa konsumen beranggapan bahwa tumbuhan obat (Mahkota dewa) merupakan suatu kebutuhan. Hal ini menggambarkan prospek akan tumbuhan di Indonesia cukup menggembirakan.
Untuk menjamin pemanfaatan dan pelesteriannya perlu diimbangi dengan upaya konservasi sebagai salah satu langkah didalam upaya konservasinya adalah dengan perkembangbiakannya. Dan untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan obat perlu adanya kerjasama dalam hal pertuasaan ilmu pengetahuan tentang pendidikan budidaya tumbuhan obat sehingga dapat memenuhi tujuan konservasi sumberdaya alam dapat bersifat komersial.
Mahkota Dewa merupakan salah satu tanaman obat yang multi khasiat. Sosoknya berupa perdu dengan tajuk bercabang-cabang. Umumnya dapat mencapai puluhan tahun dengan masa produktivitas mencapai 10-20 tahun. Mahkota Dewa berasal dari daerah Papua. Tanaman ini terkadang masih dapat dijumpai tumbuh liar didaerah hutan pada ketinggian 10-1200 m dpl dengan curah hujan rata-rata 1000-2500 mmltahun. (Harmanto, 2003). Sebagian ahli botani menamainya berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria papuana Warb. Var. Wichanii (Vai) Back. Mahkota Dewa tergolong tanaman yang hidup diberbagai kondisi.
Perbanyakan tumbuhan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu cara vegetatif yang dapat dilakukan adalah dengan cara mencangkok. Pencangkokan adalah suatu usaha kegiatan perbanyakan tanaman yang dilakukan secara vegetatif untuk menghasilkan suatu anakan yang menyerupai sifat induknya. Dalam melakukan suatu pencangkokan harus mengetahui tahapan-tahapan proses untuk menghasilkan cangkokan yang baik.
Tahapan tersebut diantaranya adalah tahapan pembuatan cangkok sayat, tahapan pembersihan kambium, tahapan mengeringanginkan, tahapan pemberian hormon, membungkus sayatan dan pemeliharaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pencangkokan adalah faktor tanaman, faktor lingkungan, dan faktor pelaksanaan (teknis pencangkokan).
Menurut Dephut (1987), hormon tumbuh adalah zat organik oleh tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis. Salah satu ..hormon tumbuh yang tidak teriepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah auksin. Auksin selain terdapat dalam tanaman dapat juga dibuat secara sintetik dan dapat juga digunakan untuk berbagai keperiuan antara lain untuk memacu pertumbuhan dan pembentukan akar (hormon tumbuh akar).
Salah satu hormon tumbuh untuk merangsang pertumbuhan akar adalah auksin. Bawang merah mengandung auksin, sehingga dapat menggantikan auksin. Dilihat dari segi ekonomis bawang merah lebih murah dibandingkan auksin.
Kegiatan penelitian dan pengembangan tumbuhan obat bertujuan untuk meningkatkan eksport non migas dan menunjang industri obat modem serta obat tradisional. Obat tradisional diikutsertakan untuk mencapai tujuan tersebut mengingat pengobatan modem di negara-negara sedang berkembang belum dapat menjangkau seluruh lapisan, masyarakat (Indonesia baru mencapai 52,1%). (Anonim. 1985 dalam Basori, 1993)
Sekarang ini kebutuhan akan tumbuhan obat cukup tinggi. Ini terlihat dari antusias masyarakat menanam Mahkota Dewa dan makin meningkatnya daya beli masyarakat yang menyebabkan beberapa konsumen beranggapan bahwa tumbuhan obat (Mahkota dewa) merupakan suatu kebutuhan. Hal ini menggambarkan prospek akan tumbuhan di Indonesia cukup menggembirakan.
Untuk menjamin pemanfaatan dan pelesteriannya perlu diimbangi dengan upaya konservasi sebagai salah satu langkah didalam upaya konservasinya adalah dengan perkembangbiakannya. Dan untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan obat perlu adanya kerjasama dalam hal pertuasaan ilmu pengetahuan tentang pendidikan budidaya tumbuhan obat sehingga dapat memenuhi tujuan konservasi sumberdaya alam dapat bersifat komersial.
Mahkota Dewa merupakan salah satu tanaman obat yang multi khasiat. Sosoknya berupa perdu dengan tajuk bercabang-cabang. Umumnya dapat mencapai puluhan tahun dengan masa produktivitas mencapai 10-20 tahun. Mahkota Dewa berasal dari daerah Papua. Tanaman ini terkadang masih dapat dijumpai tumbuh liar didaerah hutan pada ketinggian 10-1200 m dpl dengan curah hujan rata-rata 1000-2500 mmltahun. (Harmanto, 2003). Sebagian ahli botani menamainya berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria papuana Warb. Var. Wichanii (Vai) Back. Mahkota Dewa tergolong tanaman yang hidup diberbagai kondisi.
Perbanyakan tumbuhan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu cara vegetatif yang dapat dilakukan adalah dengan cara mencangkok. Pencangkokan adalah suatu usaha kegiatan perbanyakan tanaman yang dilakukan secara vegetatif untuk menghasilkan suatu anakan yang menyerupai sifat induknya. Dalam melakukan suatu pencangkokan harus mengetahui tahapan-tahapan proses untuk menghasilkan cangkokan yang baik.
Tahapan tersebut diantaranya adalah tahapan pembuatan cangkok sayat, tahapan pembersihan kambium, tahapan mengeringanginkan, tahapan pemberian hormon, membungkus sayatan dan pemeliharaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pencangkokan adalah faktor tanaman, faktor lingkungan, dan faktor pelaksanaan (teknis pencangkokan).
Menurut Dephut (1987), hormon tumbuh adalah zat organik oleh tanaman yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis. Salah satu ..hormon tumbuh yang tidak teriepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah auksin. Auksin selain terdapat dalam tanaman dapat juga dibuat secara sintetik dan dapat juga digunakan untuk berbagai keperiuan antara lain untuk memacu pertumbuhan dan pembentukan akar (hormon tumbuh akar).
Salah satu hormon tumbuh untuk merangsang pertumbuhan akar adalah auksin. Bawang merah mengandung auksin, sehingga dapat menggantikan auksin. Dilihat dari segi ekonomis bawang merah lebih murah dibandingkan auksin.