Image by dinesh_valke via Flickr
RINGKASAN: NOFRIZAL M. Pemberian Ekstrak Bawang Merah, Liquinox Start, NAA, Rootone-F Untuk Aklimatisasi Stek Mini Pule Pandak (Rauvolfia serpentina Benth.) Hasil Kultur In Vitro. Dibimbing oleh EDHI SANDRA. dan ERVIZAL A.M. ZUHUD.
Pule pandak (Rauvolfia serpentina Benth.) merupakan salah satu jenis tumbuhan langka dan famili Apocynaceae yang mengandung senyawa alkaloid dan banyak digunakan masyarakat sebagai bahan obat diantaranya obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi, disentri dan kurang nafsu makan. Salah satu usaha untuk menyelamatkan pule pandak dan kepunahan adalah dengan keg iatan konservasi ex-situ. Penelitian aklimatisasi stek mini pule pandak dilakukan untuk menjawab saiah satu permasalahan yang muncul seteiah perbanyakan dengan teknik kuitur janingan.
Penelitian dilakukan pada 26 Februari - 21 Mei 2007 di rumah kaca Pusat Konservasi Ex-Situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika, Laboratorium Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. B
ahan tanaman yang digunakan adalah stek mini pule pandak hasil kultur in vitro. Bahan perlakuan berupa ekstrak bawang merah 200 mIll, liquinox start 2 mI/i, NAA 2 mg/i, rootone-F dan gabungan NAA 2 mg/I dengan rootone-F.
Semua perlakuan dicampur juga dengan larutan byponex hijau 2 g/l kecuali rootone-F, yang diberikan pada saat perendaman stek dan perawatan. Media tanam berupa campuran arang sekam, pasir dan kompos (1:1:1).
Pengamatan dilakukan terhadap seluruh unit contoh yang ditanam, meliputi: persentase peluang hidup, persentase stek berakar, panjang akar, pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun dan perubahan warna daun. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan Percobaan Satu Faktor (Single Factor Experiments) dengan metode Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize Design).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan memiliki pengaruh nyata terhadap persentase peluang hidup dan parameter pertumbuhan pule pandak terutama dalam hal perakaran dan pertambahan tinggi tanaman.
Secara umum bibit terbaik yang dihasilkan dan akiimatisasi stek mini pule pandak berasal dan perlakuan kontrol dan kemudian diikuti oleh rootone-F. Ukuran akar terpanjang dthasilkan dan perlakuan rootone-F. Sedangkan untuk pertambahan tinggi tanaman tertinggi dihasilkan oleh perlakuan ekstrak bawang merah dan rootone-F.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan aklimatisasi stek mini pule pandak antara lain faktor hormon dan zat pengatur tumbuh, faktor lingkungan yang mencakup media perakaran, kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya serta faktor bahan stek.
Kesimpulan yang dapat diambil dan penelitian mi adalah semua perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan akar dan pertambahan tinggi batang. Bibit terbaik dilihat dan rata-rata panjang akar dan pertambahan batang dihasilkan oleh rootone-F. Peluang hidup tertinggi dihasilkan oleh kontrol.
Kata kunci: pule pandak, ekstrak bawang merah, liquinox start, NAA, rootone-F, aklimatisasi, stek mini, kultur in vitro.
Pule pandak (Rauvolfia serpentina Benth.) merupakan salah satu jenis tumbuhan langka dan famili Apocynaceae yang mengandung senyawa alkaloid dan banyak digunakan masyarakat sebagai bahan obat diantaranya obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi, disentri dan kurang nafsu makan. Salah satu usaha untuk menyelamatkan pule pandak dan kepunahan adalah dengan keg iatan konservasi ex-situ. Penelitian aklimatisasi stek mini pule pandak dilakukan untuk menjawab saiah satu permasalahan yang muncul seteiah perbanyakan dengan teknik kuitur janingan.
Penelitian dilakukan pada 26 Februari - 21 Mei 2007 di rumah kaca Pusat Konservasi Ex-Situ Tumbuhan Obat Hutan Tropika, Laboratorium Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. B
ahan tanaman yang digunakan adalah stek mini pule pandak hasil kultur in vitro. Bahan perlakuan berupa ekstrak bawang merah 200 mIll, liquinox start 2 mI/i, NAA 2 mg/i, rootone-F dan gabungan NAA 2 mg/I dengan rootone-F.
Semua perlakuan dicampur juga dengan larutan byponex hijau 2 g/l kecuali rootone-F, yang diberikan pada saat perendaman stek dan perawatan. Media tanam berupa campuran arang sekam, pasir dan kompos (1:1:1).
Pengamatan dilakukan terhadap seluruh unit contoh yang ditanam, meliputi: persentase peluang hidup, persentase stek berakar, panjang akar, pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun dan perubahan warna daun. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan Percobaan Satu Faktor (Single Factor Experiments) dengan metode Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize Design).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan memiliki pengaruh nyata terhadap persentase peluang hidup dan parameter pertumbuhan pule pandak terutama dalam hal perakaran dan pertambahan tinggi tanaman.
Secara umum bibit terbaik yang dihasilkan dan akiimatisasi stek mini pule pandak berasal dan perlakuan kontrol dan kemudian diikuti oleh rootone-F. Ukuran akar terpanjang dthasilkan dan perlakuan rootone-F. Sedangkan untuk pertambahan tinggi tanaman tertinggi dihasilkan oleh perlakuan ekstrak bawang merah dan rootone-F.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan aklimatisasi stek mini pule pandak antara lain faktor hormon dan zat pengatur tumbuh, faktor lingkungan yang mencakup media perakaran, kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya serta faktor bahan stek.
Kesimpulan yang dapat diambil dan penelitian mi adalah semua perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan akar dan pertambahan tinggi batang. Bibit terbaik dilihat dan rata-rata panjang akar dan pertambahan batang dihasilkan oleh rootone-F. Peluang hidup tertinggi dihasilkan oleh kontrol.
Kata kunci: pule pandak, ekstrak bawang merah, liquinox start, NAA, rootone-F, aklimatisasi, stek mini, kultur in vitro.