Ringkasan :
INTAN MAYASARI. Perbanyakan Iles-iles (Amorphophallus mulleri Blume) secara Kultur In Vitro dengan pemberian Zat Pengatur tumbuh NAA (Naphtalene Acetic Acid) dan BAP (6-Benzylaminopurin). Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan AGUS HIKMAT.
Tumbuhan Iles-iles( Amorphophallus mulleri Blume) termasuk species umbi-umbian dari suku talas-talasan (Araceae) yang tumbuh secara liar di hutan. Saat ini keberadaan iles-iles telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu diantaranya sebagai tumbuhan pangan dan obat. Akan tetapi, dalam kegiatan pemanfatannya masyarakat masih bergantung pada ketersediaan iles-iles di alam. Kegiatan pemanfaatan yang tidak didukung oleh budidaya iles-iles, dikhawatirkan akan dapat menimbulkan penurunan populasi iles-iles di alam, disamping itu pertumbuhan iles-iles yang relatif lambat yaitu 2,5 – 3 tahun. Salah satu cara untuk memperbanyak tumbuhan adalah melalui kultur jaringan. Perbanyakan dengan kultur jaringan ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya pengembangan kelestarian tumbuhan iles-iles di Indonesia.
Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan perbanyakan iles-iles secara kultur in-vitro dengan pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) NAA (Naphtalenne Acetic Acid) dan BAP (6-Benzylaminopurin), serta menganalisa pengaruh pemberiaan ZPT terhadap pertumbuhan fisik dan proses pengkalusan eksplan iles-iles, sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 1 November 2006 – 31 November 2006 untuk penelitian pendahuluan dan 1 Desember 2006 – 31 Januari 2007 untuk penelitian lanjutan (inti). Penelitian ini dilaksanakan di Unit Kultur Jaringan Laboratorium Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB.
Bahan tanaman (eksplan) yang digunakan yaitu tunas dari biji tumbuhan iles-iles yang sudah di subkultur. Eksplan tersebut dikeluarkan dan diletakan ke dalam cawan petridisk, lalu dipisahkan dari biji dengan memotongnya hingga batas mata tunas. Eksplan ditanam pada Media MS dengan penambahan perlakuan tunggal BAP (0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0) mg/l, NAA (0; 0,2) mg/l, dan kombinasi antar kedua perlakuan tersebut. Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) dengan 20 ulangan pada penelitian pendahuluan dan 6 ulangan dengan 8 perlakuan yaitu BAP (0; 0,5; 1,0; 1,5) mg/l, NAA (0; 0,2) mg/l. dan kombinasi antar kedua perlakuan pada penelitian lanjutan (inti). Pengamatan dilakukan terhadap seluruh eksplan yang ditanam meliputi proses pengkalusan, kontaminasi, pencoklatan (browning), persentase tingkat kematian, jumlah tunas, tinggi kuncup daun, jumlah anak daun, serta jumlah akar pada eksplan iles-iles.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara visualisasi pemberian ZPT NAA 0,2 mg/l dan BAP 1,5 mg/l mendorong pertumbuhan kalus lebih baik daripada perlakuan lainnya yaitu sebesar 42,86% dengan jumlah 6 eksplan yang berkalus. Tingkat kematian eksplan iles-iles mencapai 24,5% dengan 151 eksplan yang hidup. Secara statistika, pemberian ZPT BAP (0; 0,5; 1,0; 1,5) mg/l, NAA (0; 0,2) mg/l, dan kombinasi diantara keduanya memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan. Pada pertumbuhan jumlah tunas, pemberian ZPT BAP dan kombinasi pada berbagai tingkat konsentrasi menunjukan tidak berpengaruh nyata, sedangkan faktor tunggal NAA berpengaruh sangat nyata. Pada pertumbuhan lain (tinggi kuncup daun, jumlah daun, jumlah akar) yang menjadi faktor pendukung dalam pertumbuhan eksplan iles-iles, menunjukan pengaruh yang sangat nyata untuk perlakuan tunggal NAA sedangkan perlakuan lainnya tidak berpengaruh nyata. Pada jumlah daun dan akar menunjukan hasil tidak berpengaruh nyata untuk semua perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan pengaruh pemberian ZPT BAP (0,5; 1,0; 0,5) mg/l terhadapjumlah tunas menunjukan pengaruh yang lebih baik dari pada perlakuan tunggal NAA (0,2) md/l dan kombinasi antara keduanya. Sedangkan yang menjadi faktor pendukung pertumbuhan eksplan iles-iles seperti tinggi kuncup daun, jumlah daun, dan jumlah akar secara umum pemberian ZPT NAA 0,2 mg/l kedalam media MS merupakan konsentrasi yang sesuai untuk media pertumbuhan iles-iles secara optimal.
Kata kunci : iles-iles, Amorphophallus mulleri, kultur jaringan, in-vitro, perbanyakan.
INTAN MAYASARI. Perbanyakan Iles-iles (Amorphophallus mulleri Blume) secara Kultur In Vitro dengan pemberian Zat Pengatur tumbuh NAA (Naphtalene Acetic Acid) dan BAP (6-Benzylaminopurin). Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan AGUS HIKMAT.
Tumbuhan Iles-iles( Amorphophallus mulleri Blume) termasuk species umbi-umbian dari suku talas-talasan (Araceae) yang tumbuh secara liar di hutan. Saat ini keberadaan iles-iles telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu diantaranya sebagai tumbuhan pangan dan obat. Akan tetapi, dalam kegiatan pemanfatannya masyarakat masih bergantung pada ketersediaan iles-iles di alam. Kegiatan pemanfaatan yang tidak didukung oleh budidaya iles-iles, dikhawatirkan akan dapat menimbulkan penurunan populasi iles-iles di alam, disamping itu pertumbuhan iles-iles yang relatif lambat yaitu 2,5 – 3 tahun. Salah satu cara untuk memperbanyak tumbuhan adalah melalui kultur jaringan. Perbanyakan dengan kultur jaringan ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya pengembangan kelestarian tumbuhan iles-iles di Indonesia.
Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan perbanyakan iles-iles secara kultur in-vitro dengan pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) NAA (Naphtalenne Acetic Acid) dan BAP (6-Benzylaminopurin), serta menganalisa pengaruh pemberiaan ZPT terhadap pertumbuhan fisik dan proses pengkalusan eksplan iles-iles, sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 1 November 2006 – 31 November 2006 untuk penelitian pendahuluan dan 1 Desember 2006 – 31 Januari 2007 untuk penelitian lanjutan (inti). Penelitian ini dilaksanakan di Unit Kultur Jaringan Laboratorium Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB.
Bahan tanaman (eksplan) yang digunakan yaitu tunas dari biji tumbuhan iles-iles yang sudah di subkultur. Eksplan tersebut dikeluarkan dan diletakan ke dalam cawan petridisk, lalu dipisahkan dari biji dengan memotongnya hingga batas mata tunas. Eksplan ditanam pada Media MS dengan penambahan perlakuan tunggal BAP (0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0) mg/l, NAA (0; 0,2) mg/l, dan kombinasi antar kedua perlakuan tersebut. Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) dengan 20 ulangan pada penelitian pendahuluan dan 6 ulangan dengan 8 perlakuan yaitu BAP (0; 0,5; 1,0; 1,5) mg/l, NAA (0; 0,2) mg/l. dan kombinasi antar kedua perlakuan pada penelitian lanjutan (inti). Pengamatan dilakukan terhadap seluruh eksplan yang ditanam meliputi proses pengkalusan, kontaminasi, pencoklatan (browning), persentase tingkat kematian, jumlah tunas, tinggi kuncup daun, jumlah anak daun, serta jumlah akar pada eksplan iles-iles.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara visualisasi pemberian ZPT NAA 0,2 mg/l dan BAP 1,5 mg/l mendorong pertumbuhan kalus lebih baik daripada perlakuan lainnya yaitu sebesar 42,86% dengan jumlah 6 eksplan yang berkalus. Tingkat kematian eksplan iles-iles mencapai 24,5% dengan 151 eksplan yang hidup. Secara statistika, pemberian ZPT BAP (0; 0,5; 1,0; 1,5) mg/l, NAA (0; 0,2) mg/l, dan kombinasi diantara keduanya memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan. Pada pertumbuhan jumlah tunas, pemberian ZPT BAP dan kombinasi pada berbagai tingkat konsentrasi menunjukan tidak berpengaruh nyata, sedangkan faktor tunggal NAA berpengaruh sangat nyata. Pada pertumbuhan lain (tinggi kuncup daun, jumlah daun, jumlah akar) yang menjadi faktor pendukung dalam pertumbuhan eksplan iles-iles, menunjukan pengaruh yang sangat nyata untuk perlakuan tunggal NAA sedangkan perlakuan lainnya tidak berpengaruh nyata. Pada jumlah daun dan akar menunjukan hasil tidak berpengaruh nyata untuk semua perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan pengaruh pemberian ZPT BAP (0,5; 1,0; 0,5) mg/l terhadapjumlah tunas menunjukan pengaruh yang lebih baik dari pada perlakuan tunggal NAA (0,2) md/l dan kombinasi antara keduanya. Sedangkan yang menjadi faktor pendukung pertumbuhan eksplan iles-iles seperti tinggi kuncup daun, jumlah daun, dan jumlah akar secara umum pemberian ZPT NAA 0,2 mg/l kedalam media MS merupakan konsentrasi yang sesuai untuk media pertumbuhan iles-iles secara optimal.
Kata kunci : iles-iles, Amorphophallus mulleri, kultur jaringan, in-vitro, perbanyakan.