Image by smcgee via Flickr
RINGKASAN: Yosi Deriyana. Studi Karakteristik Rurnah Anggrek, di bawah bimibingan Ir. Edhi Sandra, Msi.
Rumah kaca merupakan bangunan tempat menumbuhkan tanaman yang selalu hijau. walaupun keadaan lingkungan di luar tidak menguntungkan, seperti musim panas dan musim dingin (awalnva rumah kaca berasal dan negara empat musim) Nelson (1981), dalam Silvana (1991). Rumah kaca adalah suatu bangunan yang memiliki struktur atap dan dinding bersifat tembus cahaya, sehingga cahaya yang dibutuhkan tanaman bisa masuk agar tanaman terhindar dari kondisi Iingkungan yang tidak menguntungkan antara lain curah hujan yang deras. tiupan angin yang kencang, keadaan suhu yang terlalu rendah/tinggi. intensitas matahari yang berlebihan sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman Widyastuti (1993). dalam Budiarti, Tri (1994).
Tujuan dibuat rumah kaca untuk menyesuaikan iklim mikro tanaman agar memperoleh hasil yang optimal dengan menciptakan suatu lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Rumah tanam yang berasal dan kaca ini merupakan bahan tembus cahaya yang dapat berpengaruh pada:
1. Peningkatan suhu udara di dalam rumah kaca
2. Melindungi tanaman dari siraman hujan secara langsung
3. Melindungi tanaman dari berbagai jenis hama serta pengaruh dari perubahan intensitas cahaya matahari yang mengenai tanaman.
Dengan demikian penggunanan green house sebagai pelindung tanaman memungkinkan tingkat mutu dan produksi tanaman lebih baik dan tanaman dapat ditanam di luar musimnnya. Manfaat dan keuntungan dan teknologi green house anitara lain kebersihan lebih mudah dijaga, tanaman dapat menghasilkan terus menerus tanpa tergantung. serangan hama dan penyakit cenderung jarang. Secara umum. keistimewaan tanaman yang dihasilkan oleh rumah kaca dengan sistem ini bila dibandingkan dengan budidaya secara tradisional adalah pertumbuhan tangkai bunganya lebih cepat dan relatif lebih seragam. Kecepatan bunga mekarnyapun seragam .
Selain itu. dengan penggunaan pendingin udara pada malam hari. tanaman dirangsang untuk membentuk kuncup bunga. Keseluruhannya tentu saja semakin menambah nilai estetis dan nilai ekonomis.
Pemilihan bentuk rumah kaca tergantung pada keadaan lingkungan dan jenis tanaman yang dibudidayakan. Widyastuti (1993). dalam Budiarti Tri (1994). di Indonesia rumah kaca bentuk rumah lebih banyak ditemukan, karena untuk pemakaian di negara Tropis, bentuk seperti inii memang lebih cocok. Pertimbanganya di daerah tropis penerimaan sinar matahari relatif banyak, sehingga bentuk ruang harus memungkinkan sirkulasi udara dapat berlangsung lebih lancar. Bentuk dan bahan rumah kaca yang paling efisien dan murah adalah berbentuk setengah lingkaran yang dimodifikasi dimana bagian atap rumah kaca berbentuk busur dengan konstruksi baja sebagai kuda-kuda dan rangka utama. Atap yang digunakan terbuat dari plastik polyetheylene dengan alasan sesuai untuk daerah tropis, mempunyai kemampuan transmisi cahaya tinggi harga murah dan ringan. Bola lampu yang dipakai adalah bola dimana selain cahaya yang dibutuhkan juga mengeluarkan panas yang menunjang pertumbuhan tanaman dilapangan terbuka. Lantai diberi plesteran agar mudah dibersihkan dan untuk perawatan.
Tujuan dan kegiatan tugas akhir mi diharapkan dapat: Mengetahui kelemahan dan kelebiban dari tiap tipe rumah kaca yang diamati. Mengetahui manfaat yang didapat dan teknik penanaman dengan rumah kaca. Mengevaluasi dan membandingkan tiap tipe rumah kaca untuk mendapatkan konsep yang ideal.
Tugas akhir dilaksanakan di Kebun Raya Bogor dan Taman Mini Indonesia Indah. Sedangkan waktu pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir berlangsung selarna 1,5 bulan, yaitu dan bulan Juni—Juli 2003. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis-menulis, kamera dan perlengkapannya.
Metode yang dilakukan dengan observasi lapangan, yaitu mengamati dan mencatat secara langsung bentuk-bentuk rumth anggnek. Wawancara, yaitu mencatat semua hasil wawancara terhadap pengelola rumah anggrek. Studi Pustaka / Studi Literatur, yaitu membandingkan hasil data diperoleb langsung di lapangan dengan data yang diperoleh dan studi literatur. Data yang di peroleh dari pengamatan di lapangan dan hasil wawancara serta studi literatur di analisis secara deskriptif.
Rumah kaca yang dimiliki pembibitan anggek Kebun Raya Bogor dibagi menjadi enam ruangan. Luas total dari rumah kaca tersebut adalab 3000 m2. Pembagian ruang rumah kaca tensebut didasarkan pada fungsi, nama jenis anggrek dan tempat asal tanaman anggrek. Ruang A difungsikan untuk penempatan anggrek-anggrek yang sedang dipamerkan, ruangan B dan C berisi anggrek-anggrek yang tidak dipamerkan, diruangan ini anggrek anggrek disusun berdasarkan abjad nama ilmiahnya. Ruang D digunakan untuk menempatkan anggrek yang berasal dan pulau-pulau besar di Indonsia seperti Jawa, Irian Jaya, Sumatera dan Kalimantan.
Anggrek tersebut ditempatkan sesuai dengan tempat asalnya, hal demikian dimaksudkan untuk mengetahui anggrek-anggrek endemik pulau tersebut. Ruangan B tenpisah dengan ruang lainnya dan atapnya hanya dilapisi paranet 50%-70% yang berguna untuk menahan sinar matahari, ruangan tersebut digunakan untuk menempatkan anggrek yang nomor registrasinya tidak jelas. Ruangan F digunakan untuk menempatkan anggrek yang baru datang dari lapangan hasil eksplorasi. Pemeliharaan anggrek dewasa pada rumah kaca meliputi: Penyiraman, Pemupukan, Pengandalian Hama dan Penyakit.
Ruang Kultur Jaringan memiliki laboratorium seluas kurang lebih 200 m2. Dilengkapi dengan dua buah alat pendingin ruangan atau AC, jendela dan pintu dilapisi kaca film serta diterangi oleh lampu 40 watt yang menyala selama 24 jam dan beijarak 30 cm dan botol kultur. Rak-rak yang terdapat di ruangan tersebut benjumlah 12, masing-masing memiliki tiga tingkat dan ditata menjadi tiga blok, yaitu blok I, II dan blok III.
Selain digunakan untuk menyimpan bibit-bibit anggrek, rak-rak ini juga digunakan untuk menyimpan koleksi herbarium tanaman anggrek.
Rumah Display Anggrek mempunyai luas sekitar 1500 m2 Penataan ruang di bagian indoor dibagi menjadi tiga bagian yaitu sayap kiri merupakan tempat display anggrek spesies (75 jenis), sayap kanan untuk display anggrek silangan (30 jenis) dan hall bagian tengah untuk pameran tematik sesuai dengan even tertentu. Kedua sayap dilengkapi dengan sistem fogging untuk mengatur suhu rumah anggrek agar tetap berkisar antara 25-30°C. Fogging dinyalakan pada pukul 10.00 WIB-14.00 WIB.
Penataan outdoor tersedia coffee shop, souvenir shop dan kios anggrek Tujuan pembangunan rumah display ini untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tentang informasi dan visualisasi keragaman anggrek serta rnenggambarkan kemajuan persilangan anggrek.
Taman anggrek Taman Mini Indonesia Indah (TMII) mempunyai luas 2 Hektar. Lebih dan 100 anggrek alam dan 50 anggrek silangan dapat dijumpai disini. sebagai pengembangan Taman Anggrek Taman Mini Indonesia Indah dibangunlah rumah kaca anggrek Bulan pertama di Indonesia.
Rumah Kaca Anggrek Bulan yang berada di Taman Anggrek merupakan sebuah Automatic Green House, yang berfungsi untuk memanipulasi unsur-unsur fisik lingkungan sehingga memungkinkan Anggrek Bulan dapat hidup dan berkembang dengan lebih baik. Tiga buah instrumen pengatur temperatur (fan exhausting) akan berputar untuk menjaga kestabilan temperatur agar tetap berada di sekitar 18°-29° C pada malam hari dan 25°-29° C di siang hari. Kelembaban lingkungan antara 75 % - 85 % dijaga dengan kerja sama antara fan dengan .jaringan air (cooling pad). Intensitas sinar diatur dengan menggunakan dua jenis net, yang prinsip kerjanya diatur secara otomatis dengan suatu alat pengatur waktu yang telah diprogram. Pada saat ini dalam bangunan kaca berukuran 36 X 9 meter, dan tinggi 5.6 meter, berjajar tiga jalur meja dengan ukuran setiap meja 28 meter X 1.8 meter. Masing-masing meja memiliki kapasitas sekitar 1.000 buah pot. Secara keseluruhan pot yang ada benjumlah 3.067 buah.
Rumah Kaca Anggrek Bulan yang berada di Taman Anggrek merupakan sebuah Automatic Green House, yang berfungsi untuk memanipulasi unsur-unsur fisik lingkungan sehingga memungkinkan Anggrek Bulan dapat hidup dan berkembang dengan lebih baik. Tiga buah instrumen pengatur temperatur (fan exhausting) akan berputar untuk menjaga kestabilan temperatur agar tetap berada di sekitar 18°-29° C pada malam hari dan 25°-29° C di siang hari. Kelembaban lingkungan antara 75 % - 85 % dijaga dengan kerja sama antara fan dengan .jaringan air (cooling pad). Intensitas sinar diatur dengan menggunakan dua jenis net, yang prinsip kerjanya diatur secara otomatis dengan suatu alat pengatur waktu yang telah diprogram. Pada saat ini dalam bangunan kaca berukuran 36 X 9 meter, dan tinggi 5.6 meter, berjajar tiga jalur meja dengan ukuran setiap meja 28 meter X 1.8 meter. Masing-masing meja memiliki kapasitas sekitar 1.000 buah pot. Secara keseluruhan pot yang ada benjumlah 3.067 buah.