Dengan media tanam yang baik masalah dalam budidaya anggrek dapat teratasi atau setidaknya mengurangi penderitaan tanaman pada pertumbuhan dan pembungaannya. Banyak penganggrek mengalami kemunduran pertanaman anggreknya karena permasalahan media tanam. Persiapan, pengadaan dan penggunaan media yang baik akan dapat menghindari ketimpangan syarat hidup anggrek. Untuk mendapatkan media yang baik, tentunya kita harus mengetahui sifat, keunggulan dan keburukan tiap jenis media dan cara untuk mendapatkan manfaat sebaik mungkin.
1. Remah untuk memudahkan pertumbuhan akar
Media yang padat menyebabkan akar anggrek tetap pendek karena tidak dapat berkembang dan volume akan terbatas. Sebaliknya, dengan media remah, akar anggrek dengan mudah menembus kesegala arah, sehingga volume akar akan banyak bertambah. Dengan semakin meluasnya akar, efisiensi penyerapan air dan hara akan meningkat, sehingga pertumbuhan tanaman terpacu dengan cepat.
2. Remah, untuk memudahkan drainase
Sebagian besar penganggrek umumnya menggunakan net sebagai peredam cahaya. Dengan cara itu, air hujan tetap masuk dan membasahi tanaman serta media terendam air, sehingga seluruh rongga tanah akan terisi air dan terdoronglah udara yang mengandung oksigen yang sangat dibutuhkan tanaman untuk respirasi dari pori-pori tanah. Jika ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama akar akan membusuk dan tanaman akan mati.
3. Remah, untuk memudahkan aerasi
Akar perlu bernapas untuk menghasilkan energi, untuk mengambil air dan hara dari media dan memompakannya keseluruh bagian tanaman. Dengan media yang remah, aerasi dan respirasi tanaman berjalan dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman cepat. Karenanya, jika media sudah padat, harus segera dilonggarkan kembali.
4. Tidak mengandung toksik
Beberapa jenis media mengandung bahan toksik dengan kadar yang berbeda-beda. Ada yang langsung terlihat akibatnya, tetapi ada pula setelah waktu yang lama baru terlihat gejalanya. Contoh, kayu cemara yang mengandung resin akan menghambat pertumbuhan anggrek. Untuk mengurangi pengaruh buruk tersebut, sebaiknya bahan media tersebut, didiamkan atau dianginkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Lamanya penganginan berkisar antara 15-60 hari. Namun, bila tannin, phenol dan alkaloid lainnya untuk lebih aman sebaiknya dianginkan cukup lama dulu sebelum digunakan.
Cara lain menghilangkan toksik (racun) pada media tanam adalah dengan pemanasan, seperti di-steam dengan uap, digongsong dan direbas. Setelah didinginkan kemudian ditingkatkan kelembapannya, baru bisa digunakan.
5. Kandungan hara
Penganggrek lazimnya mencari media yang mengandung banyak hara untuk pertumbuhan tanaman. Kompos daun kaliandra (Mimosaceae) banyak mengandung hara terutama unsur N, karenanya sangat baik untuk media Dendrobium dalam pertumbuhan vegetatif. Pertumbuhan tunas sehat relatif cepat.
Namun, pada umumnya penggangrek diluar negeri memilih media yang tidak mengandung hara. Mereka memberikan hara dalam bentuk pemupukan, sehingga kandungan hara yang ada pada media bisa mengacaukan hitungan hara yang diberikan.
6. Daya tahan lapuk
Media yang mudah lapuk akan terurai dan hasil uraiannya merupakan sumber hara bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Namun, volume media itu cepat berkurang sehingga perlu sering diadakan penambahan. Akibatnya, sering menimbulkan keengganan para penganggrek. Agar lebih efisien waktu, perlu dipilih media yang tidak mudah lapuk, sehingga tidak perlu terlalu sering menambah media. Penambahan hara bisa dilakukan dengan pemberian pupuk anorganik.
7. Ringan
Media yang ringan menyebabkan pot menjadi mudah terguling. Ini dapat dihindari dengan memberi pemberat batu koral didasar pot. Penegakan tanaman diatur dengan kawat atau bambu penegak.
Media yang ringan juga memudahkan pengangkutan dan pendistribusian dikebun. Selain itu, akar mudah menembusnya sehingga volume akar cepat meningkat.
8. Memegang air
Media yang baik adalah media yang mempunyai kelembapan yang stabil untuk jangka panjang, menjamin konsentrasi hara didalam media relatif baik dan memudahkan akar untuk menyerap hara selain itu, akar akan terhindar dari dehidrasi.
Namun, media yang terlalu kuat memegang air akan mengurangi udara di dalam media. Akibatnya, akar kekurangan oksigen dan busuk akar akan meningkat sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.
9. Murah
Bila memiliki tanaman hanya beberapa pot, persoalan harga tidak terlalu merepotkan,. Namun, bila tanaman yang dimiliki banyak, atau bahkan menjadi industri penganggrekan, mahal atau murahnya harga media jadi bahan pertimbangan yang penting. Apalagi jika media ini perlu sering ditambah. Oleh karena itu, perlu dicari media dengan harga yang murah.
10. Bersahabat dengan lingkungan
Untuk turut mempertahankan lingkungan, sebaiknya para penganggrek perlu mengetahui cara mendapatkan media. Media berupa pakis, terutama yang diambil dari hutan lindung, sebaiknya tidak digunakan. Demikian juga media yang sulit didaur ulang. Contoh media yang mudah tersedia dan mudah didaur ulang adalah sabut kelapa.
1. Remah untuk memudahkan pertumbuhan akar
Media yang padat menyebabkan akar anggrek tetap pendek karena tidak dapat berkembang dan volume akan terbatas. Sebaliknya, dengan media remah, akar anggrek dengan mudah menembus kesegala arah, sehingga volume akar akan banyak bertambah. Dengan semakin meluasnya akar, efisiensi penyerapan air dan hara akan meningkat, sehingga pertumbuhan tanaman terpacu dengan cepat.
2. Remah, untuk memudahkan drainase
Sebagian besar penganggrek umumnya menggunakan net sebagai peredam cahaya. Dengan cara itu, air hujan tetap masuk dan membasahi tanaman serta media terendam air, sehingga seluruh rongga tanah akan terisi air dan terdoronglah udara yang mengandung oksigen yang sangat dibutuhkan tanaman untuk respirasi dari pori-pori tanah. Jika ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama akar akan membusuk dan tanaman akan mati.
3. Remah, untuk memudahkan aerasi
Akar perlu bernapas untuk menghasilkan energi, untuk mengambil air dan hara dari media dan memompakannya keseluruh bagian tanaman. Dengan media yang remah, aerasi dan respirasi tanaman berjalan dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman cepat. Karenanya, jika media sudah padat, harus segera dilonggarkan kembali.
4. Tidak mengandung toksik
Beberapa jenis media mengandung bahan toksik dengan kadar yang berbeda-beda. Ada yang langsung terlihat akibatnya, tetapi ada pula setelah waktu yang lama baru terlihat gejalanya. Contoh, kayu cemara yang mengandung resin akan menghambat pertumbuhan anggrek. Untuk mengurangi pengaruh buruk tersebut, sebaiknya bahan media tersebut, didiamkan atau dianginkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Lamanya penganginan berkisar antara 15-60 hari. Namun, bila tannin, phenol dan alkaloid lainnya untuk lebih aman sebaiknya dianginkan cukup lama dulu sebelum digunakan.
Cara lain menghilangkan toksik (racun) pada media tanam adalah dengan pemanasan, seperti di-steam dengan uap, digongsong dan direbas. Setelah didinginkan kemudian ditingkatkan kelembapannya, baru bisa digunakan.
5. Kandungan hara
Penganggrek lazimnya mencari media yang mengandung banyak hara untuk pertumbuhan tanaman. Kompos daun kaliandra (Mimosaceae) banyak mengandung hara terutama unsur N, karenanya sangat baik untuk media Dendrobium dalam pertumbuhan vegetatif. Pertumbuhan tunas sehat relatif cepat.
Namun, pada umumnya penggangrek diluar negeri memilih media yang tidak mengandung hara. Mereka memberikan hara dalam bentuk pemupukan, sehingga kandungan hara yang ada pada media bisa mengacaukan hitungan hara yang diberikan.
6. Daya tahan lapuk
Media yang mudah lapuk akan terurai dan hasil uraiannya merupakan sumber hara bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Namun, volume media itu cepat berkurang sehingga perlu sering diadakan penambahan. Akibatnya, sering menimbulkan keengganan para penganggrek. Agar lebih efisien waktu, perlu dipilih media yang tidak mudah lapuk, sehingga tidak perlu terlalu sering menambah media. Penambahan hara bisa dilakukan dengan pemberian pupuk anorganik.
7. Ringan
Media yang ringan menyebabkan pot menjadi mudah terguling. Ini dapat dihindari dengan memberi pemberat batu koral didasar pot. Penegakan tanaman diatur dengan kawat atau bambu penegak.
Media yang ringan juga memudahkan pengangkutan dan pendistribusian dikebun. Selain itu, akar mudah menembusnya sehingga volume akar cepat meningkat.
8. Memegang air
Media yang baik adalah media yang mempunyai kelembapan yang stabil untuk jangka panjang, menjamin konsentrasi hara didalam media relatif baik dan memudahkan akar untuk menyerap hara selain itu, akar akan terhindar dari dehidrasi.
Namun, media yang terlalu kuat memegang air akan mengurangi udara di dalam media. Akibatnya, akar kekurangan oksigen dan busuk akar akan meningkat sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.
9. Murah
Bila memiliki tanaman hanya beberapa pot, persoalan harga tidak terlalu merepotkan,. Namun, bila tanaman yang dimiliki banyak, atau bahkan menjadi industri penganggrekan, mahal atau murahnya harga media jadi bahan pertimbangan yang penting. Apalagi jika media ini perlu sering ditambah. Oleh karena itu, perlu dicari media dengan harga yang murah.
10. Bersahabat dengan lingkungan
Untuk turut mempertahankan lingkungan, sebaiknya para penganggrek perlu mengetahui cara mendapatkan media. Media berupa pakis, terutama yang diambil dari hutan lindung, sebaiknya tidak digunakan. Demikian juga media yang sulit didaur ulang. Contoh media yang mudah tersedia dan mudah didaur ulang adalah sabut kelapa.