1. Arang
Arang merupakan media yang mudah diperoleh, bahkan dikota besar seperti Jakarta. Arang mengandung sekitar 25% karbon dan sisanya berupa serat kasar. Bila terjadi pelapukan, akan terlepas hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Lama-kelamaan hara akan habis dan hanya karbon yang tersisa. Namun jumlah hara yang dilepas arang sangat sedikit, sehingga hara dari arang tidak bisa diandalkan.
Pemanasan tinggi saat pembuatan menyebabkan arang steril, sehingga tidak perlu disterilisasi dengan fungisida. Daya tahan media arang 1-2 tahun dan media ini perlu diganti jika sudah terlalu lunak, mengandung air. Jika lingkungan terlalu lembab, media akan dipenuhi lumut dan ganggang.
Arang baru sangat higroskopis, rajin menyerap air, sehingga perlu dijenuhkan dengan mencelupkannya kedalam air selama beberapa menit sebelum digunakan . struktur arang yang berongga menyebabkan drainase dan aerasinya baik. Namun, arang sulit ditembus akar sehingga mengurasngi ruang gerak akar.
2. Pakis
Pakis dijual dalam berbagai bentuk, seperti pakis tiang, papan, cincang atau berbentuk pot. Pakis mempunyai sifat lambat melapuk dan hasil lapukannya berupa hara yang berguna bagi tanaman. Pakis bisa bertahan selama dua tahun atau lebih. Akar tanaman akan menyusup kedalam serta sehingga tanaman dapat beridiri tegak.
Drainase dan aerasinya baik. Air akan menguap sedikit-demi sedikit sehingga kelembapan lingkungan stabil dan memberikan pengaruh baik pada pertumbuhan tanaman.
Media ini relatif mudah didapat dan harganya terjangkau. Namun akhir-akhir ini harga pakis mulai meningkat karena permintaan tinggi dan pengadaanya semakin sulit.
3. Sabut Kelapa
Sabut kelapa dipilih dari kelapa yang sudah tua dan berserat keras. Bagian bawah buah dan kulit luar tidak digunakan, sabut dikurangi kulit kerasnya.kemudian dipukul-pukul dan dipotong pendek sebelum digunakan. Aerasi dan drainase media ini cukup baik. Agar akar tumbuh dengan mudah, sabut diletakkan berdiri didalam pot.
Sabut kelapa bisa bertahan sekitar dua tahun dan hara yang dilepas hanya sedikit. Jika menggunakan media sabut kelapa, berikan pupuk NPK yang cukup banyak.
4. Serat Sabut Kelapa
Serat sabut kelapa diperoleh dengan cara memukul-mukul sabut kelapa. Media ini dapat bertahan sekitar satu tahun. Kecepatan kerja dapat ditingkatkan karena media ini mudah diisikan kedalam pot. Rongga yang banyak menyebabkan drainase maupun aerasinya baik. Akar yang masuk diantara serat akan putih mulus dan sehat. Sayangnya tanaman sukar tegak dalam media ini.
5. Bubuk Sabut Kelapa
Pada waktu pembuatan sabut kelapa, selain serat diperoleh pula bubuk yang disebut coco-peat. Di Eropa, penggunaan media coco-peat sangat pesat. Coco-peat mempunyai C/N ratio 215-220, sehingga dapat bertahan sampai 4 tahun. Kadar N nya sangat rendah, sehingga tidak dapat diandalkan sebagai sumber hara.
Karena mengandung tanin dan phenol ynag kemungkinan dapat menggangu pertumbuhan tanaman, sebelum digunakan, media ini perlu disterilisasi selama beberapa menit atau didiamkan selama satu tahun agar melapuk. Media ini mempunyai kelebihan dapat memegang air dengan baik dan dapat mempertahankan kelembapan dalam pot.
6. Kadaka
Kadaka berasal dari akar halus tanaman jenis paku-pakuan Asplenium. Warnanya hitam, ringan dalam kondisi kering, banyak berongga sehingga baik untuk aerasi dan drainase, serta memiliki daya pegang air yang bagus. Selain itu, kadaka tidak mudah melapuk dan mudah diisikan ke dalam pot.
7. Kompos kaliandra
Tumbuhan Leguminosa ini berdaun halus, dengan bunga berwarna merah cerah. Tanaman ini sering digunakan untuk penghijauan. Daunnya setelah dikomposkan sangat baik sekali sebagai media, terutama bagi tanaman yang masih kecil. C/N rationya kecil sehingga kendungan unsur N-nya cukup tinggi. Kekurangan media ini, tanaman sukar tegak sehingga perlu diberi kawat atau bambu sebagai penegak.
8. Arang Sekam
Kelebihan arang sekam sebagai media, rongganya banyak sehingga drainase dan aerasinya baik. Dengan begitu, akar mudah bergerak diantara butiran arang sekam. Arang sekam bersifat higros-kopis, sehingga perlu dijenuhkan dahulu sebelum digunakan. Daya tahan arang sekam sekitar satu tahun, kemudian ia berubah menjadi partikel lebih kecil. Pembuatan arang ini menggunakan pemanasan yang cukup tinggi sehingga tidak perlu disterilisasi lagi.
Kekurangan arang sekam sebagai media adalah ia bersifat absorsen, sehingga sebelum ditanami media perlu dijenuhkan dahulu dengan NPK agar pupuk tidak diserap media dan tanaman tidak kebagian. Kandungan karbonnya tinggi dan kandungan haranya rendah, sehingga arang sekam memerlukn pemupukan NPK yang cukup tinggi.
9. Kulit Pinus
Kulit batang pinus banyak mengandung alkaloid yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, sehingga sebelum digunakan kadar alkaloidnya perlu diturunkan.
Media ini sangat baik untuk tanaman berakar besar. Kulit pinus berongga banyak membuat aerasi dan drainasenya sangat baik, sehingga akan leluasa bergerak dan tanaman dapat tumbuh tegak. Media ini dapat bertahan lebih lama daripada media lain dan tidak memerlukan penggantian maupun penambahan media.
10. Spagnum Moss
Spaganm moss dapat bertahan bertahun-tahun, dapat memegang air dengan baik. Banyak berongga sehingga drainase serta aerasinya cukup baik dan akar bisa leluasa bergerak. Akhir-akhir ini Spagnum moss banyak digunakan untuk media anggrek Phalaenopsis dan terbukti cukup memuaskan.
11. Vermikulite, Perlite
Bentuknya seperti sisik, banyak menyerap dan mengembang bila diberi air. Media ini harus dijaga dari kekeringan karena akan sulit diberi air lagi. pH nya netral sehingga cocok untuk berbagai jenis anggrek. Pupuk yang diberikan akan diserap media dan dilepas sedikit-demi sedikit. Karena sifatnya ringan, tanaman perlu diberi penegak agar tidak roboh. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati.
12. Styrofoam
Limbah berwarna putih ini dapat digunakan sebagai media tanam. Dan bentuk potongan kubus kecil-kecil, ia dapat digunakan sebagai pengisi pot atau diletakkan didasar pot untuk keperluan drainase. Dalam bentuk parutan kecil-kecil, Styrofoam dapat dicampur sebagai media. Styrofoam tidak memiliki daya serap air dan unsur hara. Oleh karena itu, kebutuhan hara tanaman perlu disuplay 100% dan penyiraman dilakukan setiap hari. Styrofoam tidak melapuk sehingga tidak memerlukan penggantian media.
13. Rockwool
Media ini menyerap air, tetapi rongga didalamnya masih banyak, sehingga aerasi masih cukup baik sifatnya netral dan ringan sehingga mudah digunakan sebagai pengisi pot atau dicampur dengan media lain. Dia tidak mengandung hara, hara biasanya diberikan dalam bentuk hidroponik. Karena sifatnya anorganik, busuk akar jarang terjadi pada tanaman yang menggunakan media ini.
14. Serutan Kayu
Serutan kayu ada yang berbentuk melingkar-lingkar dan serpihan kecil. Bentuk melingkar-lingkar volumenya akan cepat menurun jika melapuk, sedangkan bentuk serpihan tidak demikian.
Serutan kayu banyak digunakan untuk menanam anggrek didalam bak tanam seperti Vanda Douglas. Rongganya yang banyak menyebabkan akar leluasa bergerak. Pelapukan jambat dan hasil lapukan ini bisa menyediakan hara sedikit-demi sedikit.
15. Pupuk Kandang
Tanaman anggrek dengan media serutan kayu ditambah dengan pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan harus yang sudah matang dan tidak panas. Pupuk kandang biasanya tidak awet karena mudah diserap tanaman sehingga harus sering dilakukan penambahan.
16. Pecahan genting, batu bata dan pot
Biasanya bahan ini diletakkan didasar pot untuk penggandaan rongga yang berguna bagi aerasi dan drainase. Karena berpori, bahan ini dapat menyerap air untuk dilepaskan sedikit demi sedikit. Namun, karena daya pegang airnya kecil perlu dilakukan penyiraman sesering mungkin. Bahan-bahan ini tidak mengandung hara sehingga perlu ditambahn media lain diatasnya. Sayangnya, akar tidak dapat memanfaatkan ruang gerak akar menjadi terbatas.
Tidak jarang para penganggrek mencampur beberapa media menjadi satu dengan perbandingan tertentu, sehingga perlu diadakan percobaan perbandingan yang paling cocok untuk media anggrek tertentu.
Arang merupakan media yang mudah diperoleh, bahkan dikota besar seperti Jakarta. Arang mengandung sekitar 25% karbon dan sisanya berupa serat kasar. Bila terjadi pelapukan, akan terlepas hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Lama-kelamaan hara akan habis dan hanya karbon yang tersisa. Namun jumlah hara yang dilepas arang sangat sedikit, sehingga hara dari arang tidak bisa diandalkan.
Pemanasan tinggi saat pembuatan menyebabkan arang steril, sehingga tidak perlu disterilisasi dengan fungisida. Daya tahan media arang 1-2 tahun dan media ini perlu diganti jika sudah terlalu lunak, mengandung air. Jika lingkungan terlalu lembab, media akan dipenuhi lumut dan ganggang.
Arang baru sangat higroskopis, rajin menyerap air, sehingga perlu dijenuhkan dengan mencelupkannya kedalam air selama beberapa menit sebelum digunakan . struktur arang yang berongga menyebabkan drainase dan aerasinya baik. Namun, arang sulit ditembus akar sehingga mengurasngi ruang gerak akar.
2. Pakis
Pakis dijual dalam berbagai bentuk, seperti pakis tiang, papan, cincang atau berbentuk pot. Pakis mempunyai sifat lambat melapuk dan hasil lapukannya berupa hara yang berguna bagi tanaman. Pakis bisa bertahan selama dua tahun atau lebih. Akar tanaman akan menyusup kedalam serta sehingga tanaman dapat beridiri tegak.
Drainase dan aerasinya baik. Air akan menguap sedikit-demi sedikit sehingga kelembapan lingkungan stabil dan memberikan pengaruh baik pada pertumbuhan tanaman.
Media ini relatif mudah didapat dan harganya terjangkau. Namun akhir-akhir ini harga pakis mulai meningkat karena permintaan tinggi dan pengadaanya semakin sulit.
3. Sabut Kelapa
Sabut kelapa dipilih dari kelapa yang sudah tua dan berserat keras. Bagian bawah buah dan kulit luar tidak digunakan, sabut dikurangi kulit kerasnya.kemudian dipukul-pukul dan dipotong pendek sebelum digunakan. Aerasi dan drainase media ini cukup baik. Agar akar tumbuh dengan mudah, sabut diletakkan berdiri didalam pot.
Sabut kelapa bisa bertahan sekitar dua tahun dan hara yang dilepas hanya sedikit. Jika menggunakan media sabut kelapa, berikan pupuk NPK yang cukup banyak.
4. Serat Sabut Kelapa
Serat sabut kelapa diperoleh dengan cara memukul-mukul sabut kelapa. Media ini dapat bertahan sekitar satu tahun. Kecepatan kerja dapat ditingkatkan karena media ini mudah diisikan kedalam pot. Rongga yang banyak menyebabkan drainase maupun aerasinya baik. Akar yang masuk diantara serat akan putih mulus dan sehat. Sayangnya tanaman sukar tegak dalam media ini.
5. Bubuk Sabut Kelapa
Pada waktu pembuatan sabut kelapa, selain serat diperoleh pula bubuk yang disebut coco-peat. Di Eropa, penggunaan media coco-peat sangat pesat. Coco-peat mempunyai C/N ratio 215-220, sehingga dapat bertahan sampai 4 tahun. Kadar N nya sangat rendah, sehingga tidak dapat diandalkan sebagai sumber hara.
Karena mengandung tanin dan phenol ynag kemungkinan dapat menggangu pertumbuhan tanaman, sebelum digunakan, media ini perlu disterilisasi selama beberapa menit atau didiamkan selama satu tahun agar melapuk. Media ini mempunyai kelebihan dapat memegang air dengan baik dan dapat mempertahankan kelembapan dalam pot.
6. Kadaka
Kadaka berasal dari akar halus tanaman jenis paku-pakuan Asplenium. Warnanya hitam, ringan dalam kondisi kering, banyak berongga sehingga baik untuk aerasi dan drainase, serta memiliki daya pegang air yang bagus. Selain itu, kadaka tidak mudah melapuk dan mudah diisikan ke dalam pot.
7. Kompos kaliandra
Tumbuhan Leguminosa ini berdaun halus, dengan bunga berwarna merah cerah. Tanaman ini sering digunakan untuk penghijauan. Daunnya setelah dikomposkan sangat baik sekali sebagai media, terutama bagi tanaman yang masih kecil. C/N rationya kecil sehingga kendungan unsur N-nya cukup tinggi. Kekurangan media ini, tanaman sukar tegak sehingga perlu diberi kawat atau bambu sebagai penegak.
8. Arang Sekam
Kelebihan arang sekam sebagai media, rongganya banyak sehingga drainase dan aerasinya baik. Dengan begitu, akar mudah bergerak diantara butiran arang sekam. Arang sekam bersifat higros-kopis, sehingga perlu dijenuhkan dahulu sebelum digunakan. Daya tahan arang sekam sekitar satu tahun, kemudian ia berubah menjadi partikel lebih kecil. Pembuatan arang ini menggunakan pemanasan yang cukup tinggi sehingga tidak perlu disterilisasi lagi.
Kekurangan arang sekam sebagai media adalah ia bersifat absorsen, sehingga sebelum ditanami media perlu dijenuhkan dahulu dengan NPK agar pupuk tidak diserap media dan tanaman tidak kebagian. Kandungan karbonnya tinggi dan kandungan haranya rendah, sehingga arang sekam memerlukn pemupukan NPK yang cukup tinggi.
9. Kulit Pinus
Kulit batang pinus banyak mengandung alkaloid yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, sehingga sebelum digunakan kadar alkaloidnya perlu diturunkan.
Media ini sangat baik untuk tanaman berakar besar. Kulit pinus berongga banyak membuat aerasi dan drainasenya sangat baik, sehingga akan leluasa bergerak dan tanaman dapat tumbuh tegak. Media ini dapat bertahan lebih lama daripada media lain dan tidak memerlukan penggantian maupun penambahan media.
10. Spagnum Moss
Spaganm moss dapat bertahan bertahun-tahun, dapat memegang air dengan baik. Banyak berongga sehingga drainase serta aerasinya cukup baik dan akar bisa leluasa bergerak. Akhir-akhir ini Spagnum moss banyak digunakan untuk media anggrek Phalaenopsis dan terbukti cukup memuaskan.
11. Vermikulite, Perlite
Bentuknya seperti sisik, banyak menyerap dan mengembang bila diberi air. Media ini harus dijaga dari kekeringan karena akan sulit diberi air lagi. pH nya netral sehingga cocok untuk berbagai jenis anggrek. Pupuk yang diberikan akan diserap media dan dilepas sedikit-demi sedikit. Karena sifatnya ringan, tanaman perlu diberi penegak agar tidak roboh. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati.
12. Styrofoam
Limbah berwarna putih ini dapat digunakan sebagai media tanam. Dan bentuk potongan kubus kecil-kecil, ia dapat digunakan sebagai pengisi pot atau diletakkan didasar pot untuk keperluan drainase. Dalam bentuk parutan kecil-kecil, Styrofoam dapat dicampur sebagai media. Styrofoam tidak memiliki daya serap air dan unsur hara. Oleh karena itu, kebutuhan hara tanaman perlu disuplay 100% dan penyiraman dilakukan setiap hari. Styrofoam tidak melapuk sehingga tidak memerlukan penggantian media.
13. Rockwool
Media ini menyerap air, tetapi rongga didalamnya masih banyak, sehingga aerasi masih cukup baik sifatnya netral dan ringan sehingga mudah digunakan sebagai pengisi pot atau dicampur dengan media lain. Dia tidak mengandung hara, hara biasanya diberikan dalam bentuk hidroponik. Karena sifatnya anorganik, busuk akar jarang terjadi pada tanaman yang menggunakan media ini.
14. Serutan Kayu
Serutan kayu ada yang berbentuk melingkar-lingkar dan serpihan kecil. Bentuk melingkar-lingkar volumenya akan cepat menurun jika melapuk, sedangkan bentuk serpihan tidak demikian.
Serutan kayu banyak digunakan untuk menanam anggrek didalam bak tanam seperti Vanda Douglas. Rongganya yang banyak menyebabkan akar leluasa bergerak. Pelapukan jambat dan hasil lapukan ini bisa menyediakan hara sedikit-demi sedikit.
15. Pupuk Kandang
Tanaman anggrek dengan media serutan kayu ditambah dengan pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan harus yang sudah matang dan tidak panas. Pupuk kandang biasanya tidak awet karena mudah diserap tanaman sehingga harus sering dilakukan penambahan.
16. Pecahan genting, batu bata dan pot
Biasanya bahan ini diletakkan didasar pot untuk penggandaan rongga yang berguna bagi aerasi dan drainase. Karena berpori, bahan ini dapat menyerap air untuk dilepaskan sedikit demi sedikit. Namun, karena daya pegang airnya kecil perlu dilakukan penyiraman sesering mungkin. Bahan-bahan ini tidak mengandung hara sehingga perlu ditambahn media lain diatasnya. Sayangnya, akar tidak dapat memanfaatkan ruang gerak akar menjadi terbatas.
Tidak jarang para penganggrek mencampur beberapa media menjadi satu dengan perbandingan tertentu, sehingga perlu diadakan percobaan perbandingan yang paling cocok untuk media anggrek tertentu.