"Banyak orang yang kurang mengetahui tentang aklimatisasinya, sehingga kualitas bibit yang dihasilkan menjadi tidak baik, seperti mudah terserang penyakit, pertumbuhan lambat, mudah dehidrasi dan lain lain".
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses aklimatisasi:
- Pengurangan perlakuan hormon pada saat akhir-akhir subkultur plantlet. Sehingga kultur dilatih untuk menghasilkan hormon sendiri.
- Dilakukan proses hardening agar terjadi penyesuaian secara bertahap kondisi lingkungan. Proses hardening adalah meletakkan botol kultur dalam kondisi tertutup rapat di nursery, sehingga kultur mendapatkan fluktuasi sinar dan suhu harian. Hal ini akan merangsang penguatan dinding sel dan melatih metabolisme untuk lebih bekerja keras.
- Proses pengeluaran kultur dari dalam botol dan ditempatkan pada bak aklimatisasi berupa bak tertutup berlapis agar kondisi lingkungan yang didapat tidak ektrim. Sungkup di buka secara bertahap dengan prinsip bahwa kultur tidak dehidrasi karena angin, suhu atau radiasi sinar.
- Perubahan kondisi dari dalam botol ke luar sangat berbeda dalam hal kondisi fisik dan ketersediaan bahan makanan bagi tumbuhan. Oleh sebaiknya dibantu dengan makanan yang masih lengkap dalam hal ini bisa diberikan 1/2 MS (Murashige and Skoog) dengan diberi hormon tunas BAP 0,5 mg/l dan NAA 0,3 mg/l.
- Seringkali terjadi bibit hasil kultur terlihat "njelulur" dan tidak kokoh, maka bisa diberi perlakuan 1/2 MS, packlobutrazol 0,01 mg/l, BAP 0,5 mg/l, NAA 0,3 mg/l , KNO3 1 mg/l.
- Perlakuan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi fisiologis bibit kulturnya.
www.eshaflora.com
0 comments:
Post a Comment