Show Mobile Navigation

Artikel Terkini

Berlangganan Artikel Kuljar Via Email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Pendaftaran

pelatihan
Showing posts with label pelatihan. Show all posts
Showing posts with label pelatihan. Show all posts

15 January 2016

Kunjungan Alumni SMAN29 Jakrta th 85 ke Eshaflora

@Cahangon75 - Friday, January 15, 2016
Esha Flora mendapat kunjungan teman-teman alumni SMAN 29 Jakarta. Banyak hal yang dapat didiskusikan terkait pembelajaran yang ada di Esha Flora mengenai kultur jaringan berbagai tanaman, hormon, organik, hayati dan semut jepang. Dan ternyata teman-teman dengan antusias mencoba mengkonsumsi obat tradisional yang sangat terkenal tersebut.






26 September 2014

KULTUR JARINGAN TANAMAN AIR

@Cahangon75 - Friday, September 26, 2014
NotulenPelatihan Kultur Jaringan  Esha Flora Plantand Tissue Culture

Hari/Tanggal        : Senin, 7 Juli 2014
Pukul                   :08.00 –16.00 WIB
Instruktur            : Ir. Edhi Sandra, M.Si
Peserta                 : Pak Tio BudiMulianto

DeskripsiKegiatan:

A.          PengenalanKultur Jaringan
Acarapelatihan dimulai dengan pembukaan terlebih dahulu sebelum masuk ke sesi diskusi.Pembukaan dihadiri oleh owner dandirektur Esha Flora, peserta yang magang di Esha Flora dan peserta pelatihanitu sendiri. Peserta pelatihan, Pak Budi, di sesi pembukaan menyampaikan maksuddan tujuannya mengikuti pelatihan tersebut yaitu beliau hendak bermaksudmemperbanyak tumbuhan air yang dibawanya sendiri dari kebunnya.
Kemudian,Pak Edhi Sandra selaku owner EshaFlora memberikan materi terkait Kultur Jaringan Tumbuhan Air. Peserta akandijelaskan tentang cara kultur jaringan sekaligus mempraktikan secara langsungselama 4 hari ke depan. Diharapkan nantinya peserta pelatihan dapat mengetahuiteknis-teknis kultur jaringan yang benar. Tumbuhan air memberikan peluang yang besar untuk kultur jaringan diIndonesia karena di Indonesia sendiri belum ada yang mengkulturkan tanaman air.
Tumbuhanair juga memiliki potensi untuk dikulturkan. Mengapa? Alasan ini dijawab karenasemua tumbuhan memiliki sifat totipotensi yaitu rangkaian gen yang lengkapdimana dia mampu tumbuh menjadi tanaman yang sama dengan induknya. Selama inimasih ada pandangan bahwa banyak tanaman Indonesia yang tidak bisa dikulturkansalah satu contohnya adalah Aglonemaasli Indonesia. Setelah Pak Hambali mencoba mengkultulkan ternyata bisadikulturkan.
Tumbuhanair memiliki kemampuan untuk beradaptasi di kondisi minim oksigen. Adaptasi inidicirikan dengan bentuk morfologi daunnya yang berdaun lebar, memiliki banyakstomata, dan bentuk bagian tubuh bawahnya yang menggembung dimana bagiantersebut memiliki cadangan oksigen. Untuk dapat mengkulturkan tumbuhan air,maka kita harus mengetahui dasar pengetahuan ilmiah tentang kultur jaringan.Kultur jaringan adalah teknologi budidaya di dalam botol dengan kondisi aseptikdan kebutuhan tumbuhan tersebut harus dipenuhi. Sebenarnya konsekuensimenyediakan makanan yang lengkap sebenarnya tidak hanya untuk tumbuhan kulturjaringan. Kondisi aseptik adalah syarat utama di dalam kultur jaringan. Untukmemahami kebutuhan tumbuhan, peserta harus memahami kebutuhan nutrisi tumbuhanair itu sendiri, pengetahuan eksplan, media, karakter hormon, dan sebagainyayang berkaitan dengan ilmu kultur jaringan.
Berkaitandengan perencanaan antara jumlah, metode yang dilaksanakan, biaya operasional,dan moment yang tepat perlu diperhatikan. Budidaya kultur jaringan adalahsesuatu terapan/ aplikatif yang bersifat baru. Kultur jaringan merupakan alatdan sarana di dalam membudidayakan tumbuhan yang memiliki fungsi antara lainmembanyak jumlah tumbuhan ( lebih cepat, seragam dan jumlah besar), pemuliaan(Kultur anther), konservasi (teknologi poliploid), mutasi (variasi baru contoh Variegata), dan sumber gen. Fungsipemuliaan pada kultur anther bisa membuat ukuran tumbuhan menjadi mini.Tumbuhan mini bisa disebabkan gen dan perlakuan dengan pemberian zat Paclotobutrazol.Fungsi konervasi denganteknologi poliploid dengan cara memberikan zat Colchisine. Fungsi sumber gen sangat propektif di internasional untukmenghadapi AFTA tahun 2015.

B. Media
Mediakultur jaringan tumbuhan air dapat menggunakan media cair botol kultur biasa,media padat dan cair, dan media padat sekitar 3-4 gram/liter agar. Penjelasanpertama yaitu media cair botol kultur biasa menggunakan larutan 10 mL/botol agar eksplan tidak tenggelam. Media inidapat ditambahkan pemadat seperti zeolit, parlit, vermirulit, pamindel). Selain itu, media ini dapat digunakanbioreaktor.
Bioreaktoradalah alat yang digunakan untuk memproses perbanyakan makhluk hidup, dalamkontek kultur jaringan maka makhluk hidup tersebut adalah tumbuhan. Penggunaanbioreaktor untuk budidaya tumbuhan air dengan kultur jaringan, kita harus tahufaktor-faktor yang mempengaruhi seperti tumbuhan air memerlukan sinar matahari,CO2, dan makanan (vitamin, hormon, sumber energi, dan mineral);habitat/lingkungan air apakah terendam (Hydrillasp), mengambang (teratai) atau muncul (lotus). Bioreaktor ini dapat dikategorikanke dalam pendekatan standar tinggi. Bioreaktor mampu menyediakan oksigensehinggan eksplan harus dalam posisi terendam atau tenggelam. Media yangmenggunakan biorektor sebenarnya dapat menghasilkan pertumbuhan eksplan yangoptimal tetapi kelemahannya biaya produksinya mahal.

C.   Eksplan
                 Bagian tanaman yang digunakansebagai bahan kultur disebut sebagai eksplan. Bagian tanaman ini memiliki titiktumbuh yang disebut primordia. Primordia ini berasal dari organ tanaman. Titiktumbuh atau primordia ini dapat diidentifikasi dengan mudah pada ruas-ruastanaman. Letak titik tumbuh ini berada pada ruas-ruas diantara daun. Kelebihandari titik tumbuh ini adalah lebih mudah diperbanyak dengan penambahansitokinin.
                 Perlu diingat bahwa semakinkecil eksplan yang digunakan maka kontaminasi akan semakin rendah, begitu pulasebaliknya. Ukuran eksplan pada umumnya adalah 0,5-1 cm. Apabila menggunakanteknik kultur meristem maka gunakan ukuran eksplan kurang dari 0,5 ml. Hanyasaja waktu yang diperlukan untuk tumbuh cukup lama. Selain organ atau bagiantanaman ada pula yang disebut dengan kalus. Kalus ini merupakan sekumpulan selyang tumbuh tidak terorganisir (sel kanker). Setiap sel bersifat mandiri dantidak ada perintah untuk berdiferensiasi membentuk organ tertentu.
                 Proses pengambilan eksplan danpengangkutannya harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi lingkungan.Lingkungan harus nyaman, dalam arti teduh (tidak ada radiasi) atau dalamkondisi gelapp, suhu rendah, kering segar, dan kedap. Eksplan diambil dengandilapis dengan tisu agar mencegah tanaman berkeringat karena akan menyebabkankontaminasi. Alternatif pengepakan adalah dengan bungkus tisue kemudianmasukkan ke dalam plastik klip dan dibawa menggunakan box ice. Alternatif penggunaan cup bunga potong yang diberikankapas dengan hormon agar menjaga tanaman tetap mendapatkan bahan organik. Kreativitaspembibit diperlukan di dalam proses memodifikasi teknik pengepakan ini.
                 Selama proses transportasidiperlukan formula organik khusus untuk mencegah stress tanaman. Formula iniadalah gula 30 g/L atau madu 1 ml/L sebagai sumber energi, vitamin B kompleksgunakan neurobion 1 kapsul/3L, asam amino (brand sari pati ayam) sebanyak 1ml/L, tambahkan hormon sitokinin (BAP) 0,5 mg/L, GA3 0,1 mg/L, dan myoinositol200 mg/L, bakterisida 500 mg/L, dan fungisida 500 mg/L. Bahan ini juga dapatdigunakan sebagai biakan dengan menambahkan air kelapa 200 ml/L, dosis vitaminB yang ditambah menjadi 1 pil/L, dan hormon yang digunakan hanya GA3 2 mg/L.

D.Mempercepat PerbanyakanTanaman Air
Perbanyakan tanaman air perlu dilakukanmengingat permintaan pasar terhadap produk yang diminati belum lah mencukupi. Perbanyakantanaman air dapat dilakukan dengan banyak cara apabila memperhatikanfaktor-faktor yang mendukung pertumbuhan tanaman. Faktor-faktor ini meliputifaktor genetik, lingkungan, fisiologi dan morfologi tanaman, dan manajemenperbanyakan tanaman. Faktor genetik mempengaruhi mudah tidaknya suatu jenistanaman diperbanyak. Berikutnya adalah faktor lingkungan, yang meliputiintensitas dan durasi penyinaran, suhu, suplay karbondioksida dan oksigen.Kemudian faktor fisiologi dan morfologi tanaman meliputi umur tanaman induk,ukuran tanaman, dominasi hormonal, dan cadangan makanan. Terakhir, manajemenperbanyakan yang digunakan.
   Faktorgenetik tanaman mempengaruhi kecepatan perbanyakan tanaman. Rekayasa padamateri genetik dapat pula dilakukan untuk mendapatkan tanaman dengan ukuranmini maupun raksasa. Tanaman mini dapat diperoleh dari hasil teknik kulturanther, sementara tanaman raksasa dapat diproduksi melalui rekayasa ploidi.
Faktor lingkungan juga mempengaruhikecepatan perbanyakan tanaman. intensitas dan durasi penyinaran perludiperhatikan dengan menyesuaikan karakteristik tanaman yang dikulturkan.Umumnya, penyinaran untuk tanaman air dilakukan selama 12-16 jam per hari. Suhujuga mempengaruhi kondisi lingkungan tempat tanaman tersebut ditumbuhkan.Sementara suplay karbondioksida diperlukan untuk proses fotosintesis tanaman. Perludilakukan kontrol pula terhadap kadar oksigen yang diberikan karena tanaman airpeka terhadap suplay oksigen untuk menunjang proses metabolismenya. Penambahanoksigen dapat dilakukan dengan aerasi, penggunaah oksigen tabung, dan pembuatantopografi media yang bergelombang agar dapat dihasilkannya gemericik air.
Faktor fisiologi dan morfologi tanamanyang perlu diperhatikan adalah umur tanaman induk. Jaringan muda yang digunakanlebih mudah diperbanyak dibandingkan jika eksplan diambil dari jaringan dewasa.Ukuran tanaman yang digunakan sebaiknya kecil dan dominasi hormonal besar.Cadangan makanan yang diberikan pun haruslah mencukupi.
Faktor manajemen ini berpengaruh terhadapkuantitas dan kualitas perbanyakan tanaman. Kuantitas tanaman dapat diperbanyakdengan kultur mikro. Kultur mikro ini dilakukan dengan menggunakan primordiaatau mata tunas. Pada umumnya, mata tunas ini berada pada ruas diantara duadaun. Perbanyakan dilakukan dengan mengambil 3 ruas mata tunas. Mata tunas iniditanam pada akuarium ber-oase yang sudah dilubangi dengan jarak antara lubangsebesar 1 cm. Diameter
E.Pertumbuhan dan Hormon
Tumbuh didefinisikan sebagai pertambahankuantitas atau biomasa, sementara berkembang merupakan proses tumbuhan yangmelibatkan proses pendewasaan seperti berbunga, menghasilkan metabolitsekunder, dan berdiferensiasi secara kualitatif. Pertumbuhan ini dipicu olehsistem hormon. Hormon yang terlibat di dalam proses pertumbuhan ini adalahsitokinin dan auksin. Sitokinin memacu pertumbuhan daun, sementara auksinmempercepat pertumbuhan akar.
Proses percepatan pertumbuhan dapatdilakukan apabila lingkungan memadai atau optimal, makanan instan cukuptersedia, dan komposisi hormon optimal. Kebutuhan hormon disesuaikan denganpertumbuhan tanaman yang diinginkan. Sitokinin dengan jenis BAP digunakansebanyak 4 mg/L sementara jenis TDZ digunakan sebanyak 0,2 mg/L. Auksin jenisNAA digunakan 0,5 mg/L, sementara jika menggunakan IBA, ambil sebanyak 0,1mg/L. Giberalin pada umumnya digunakan jenis GA3 sebanyak 0,5 mg/L. VitaminB yang ditambahkan berupa Neurobion 1mg/L. Kandungan lainnya adalah asam aminoyang dapat diperoleh dari bahan organik seperti air kelapa sebanyak 200 ml/Latau dapat menggunakan produk instan semisal brand saripati ayam sebanyak 2ml/L.
Pencegahan terhadap kontaminasi olehmikroba dapat dilakukan dengan cara menambahkan antibiotik. Antibiotik yangdigunakan pada umumnya adalah streptomicyn, kloramfenikol, amoksilin. Antibiotikditambahkan sebanyak 250-500 mg/L media. Antibiotik yang dijual di pasaran adadua jenis, proanalis dan antibiotik teknis. Antibiotik proanalis adalahantibiotik yang memiliki kadar murni, sementara antibiotik teknis dijual dalamkondisi bubuk pencampurnya.
Setelah dilakukan penambahan terhadapbahan-bahan di atas maka perlu dilakukan pengukuran pH dengan pH meter atau pHindikator. Rentang pH media yang baik berada antara 5.6-5.8.
F.Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan untuk mematikanatau mereduksi pertumbuhan mikroorganisme sumber kontaminasi. Sterilisasi dilakukanterhadap ruang/kamar tanam dan di dalam bak/aquarium. Sterilisasi terhadapruang/ kamar tanam dilakukan dengan penyinaran UV, pemakaian filter jenis HEPA,penggunaan ozon dan pendingin ruangan (AC). Sementara penggunaan alat sterilisasidi dalam aquarium sama dengan di atas namun perlu ditambahkan antibiotik.




Kultur tanaman air Anubias di dalam kultur media padat






kultur tanaman air di media padat dibuat medianya lunak, agar memudahkan penyerapan makanan oleh tanaman air

Pelatihan Privat Kultur Jaringan

@Cahangon75 - Friday, September 26, 2014
Notulen Pelatihan Bapak Ibrahim Thahir Pada tanggal 19 Desember 2013

Kolkisin adalah suatu zat yang dapatmelipatgandakan kromosom yang menyebabkan melipatgandakan ukuran dari suatutanaman.

Pertanyaan:
Bapak Ibrahim: Apakahbenar pasar menyukai jamur yang ukurannya kecil?

Jawaban      : Kurang tahu namun membudidayakan jamurtidak sekedar biomasanya saja tapi juga kualitas dengan cara memasukkan asamamino kedalam baglog.
Bapak Ibrahim: Apa bedanya kulturjaringan jamur dengan kultur jaringan tumbuhan?
Jawaban      : Jamur bukan tumbuhan karena menguraikan bahan-bahan organik untukmenjadi makanannya, dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan enzim dandigunakan oleh manusia untuk menguraikan limbah-limbah organik. Bedanya kulturjaringan jamur dengan tumbuhan adalah pada kultur jaringan tumbuhan tidak bolehada jamur sedangkan pada kultur jaringan jamur justru jamur yang ditumbuhkan.

Prinsip kultur jaringanadalah totipotensi (total genetik potensi). Totipotensi adalah setiap selnyamengandung genetik yang lengkap, jadi dapat menumbuhkan satu sel  menjadi individu baru yang sifatnya samadengan induknya. Kultur jaringan adalah penamaan budidaya didalam botol.Terdapat beberapa jenis kultur jaringan yaitu: kultur jaringan meristem, kuturjaringan anther dan kultur jaringan organ. Kultur jaringan tujuannya tidakhanya perbanyakan, diantaranya pemuliaan (peningkatan kualitas dan kuantitas),pemurnian, konservasi, koleksi, penyelamatan (embrio resque), mutasi, merubahbentuk, variasi somaklonal, dll.
            Membangunkantanaman pada kultur jaringan dilakukan dengan cara memberikan rangsangan padatanaman agar variasi dapat muncul (variasi somaklonal). Sel yang berasal darisel vegetative adalah sel yang dapat merubah dirinya menjadi embrio, disebutembrio somaklonal.
            Persepsinegatif mengenai kultur jaringan adalah mahal (namun dapat dimodifikasi denganalat-alat yang serupa namun lebih murah), banyak pemutus kebijakan masih engganmemasukkan kultur jaringan kedalam program-programnya, dll.

Bapak Ibrahim : apakah prinsippengerjaan kultur jaringan sama? Dan sel apa yang dapat menyebabkan variasi?
Jawaban         :  iya sama. sel gamet, namun selsomatik juga dapat menghasilkan variasi namun harus dibangunkan.

Tanaman yang terserang virus dapat diobati dengancara kultur jaringan.
Kultur jaringan jamur dilakukan didalamenkas bukan didalam laminar, karena enkas lebih kedap udara untuk pengerjaandiluar dan kultur jaringan pada jamur lebih cocok dilakukan di enkas.
Lab mikrobiologi danlab kultur jaringan lebih baik terpisah karena mikroba lebih menyukai kondisiyang hangat sedangkan kultur jaringan lebih menyukai kondisi lingkungan yangsejuk atau dingin. Bisa saja kultur jaringan dilakukan ditempat yang hangatnamun tanaman yang dihasilkan akan cepat tua dan kurang bagus.

Bapak Ibrahim : Jamur menyukai tempat yang hangat, apakahada cara yang murah untuk membuat suhu lingkungan menjadi lebih hangat?
Jawaban        : Bisa dengan cara reflector, serat opticatau bisa juga dengan cara reflector   cermin.

Bedakan suhu dan cahaya karena bisa jadi terangbelum tentu panas.
Anggrek bulan putih besar permintaannyabanyak sekali namun produsen masih belum bisa memenuhi permintaan tersebut.

Ø  Strategi:membuat perencanaan yang fokus pada target untuk dikembangkan sesuai denganrencana.

Inisiasi tingkat kesulitannya sangattinggi maka dari itu diperlukan strategi sehingga peluang kita lebih besar daripada yang lain.
Untuk jamur, bapak bisa fokus pada produksi F0 danF1.
Sebelum dilakukan kultur jaringan sebaiknyadilakukan studi pasar terlebih dahulu.
Bisnis dengan kultur jaringan tidak bisamendadak karena dari inisiasi sampai jual kira-kira memerlukan waktu dua tahun.

Materi:Eksplan
Ø  Prinsipnyaadalah memakai eksplan yang muda dan kecil. Eksplan yang paling mudah untukdikulturkan adalah titik tumbuh.

Bedanya sel tumbuhandan sel hewan adalah dinding sel. Dinding sel akan menyebabkan tumbuhanmengeras dan menebal. Proses menebalnya dinding sel menyebabkan sel sulit untukmembelah. Sel dasar yang belum berdiferensiasi adalah sel parenkim danmeristem. Meristem adalah sel atau jaringan yang tidak pernah tua. Padatumbuhan pertumbuhannya tidak terbatas karena adanya meristem pada tubuhnya.Pada tumbuhan apabila umurnya sudah tua, titik tumbuhnya masih ada namun dormandan titik tumbuhan itu bisa dibangunkan lagi. Titik tumbuh belumberdiferensiasi. (Interkalari disetiap bukunya). Titik tumbuh merupakanprimordial (cikal bakal) suatu organ pada tumbuhan yang dapat berdiferensiasimenjadi bunga, akar, ataupun tunas
Untuk menggandakan anggrek bulandilakukan dengan cara men-subkultur anggrek yang sudah siap diaklimatisasikedalam media yang mengandung banyak sitokinin sehingga akan munculeksplan-eksplan baru yang dapat berdiferensiasi.
            Keperluanuntuk hidup tanaan adalah: sember energy, unsur hara, hormone, enzim, asamamino, asam lemak, vitamin, mineral, organic lain, dan hayati. Hormone didalamtubuh terdapat 1/10. Hormone adalah suatu zat yang konsentrasinya sangat kecil,mempengaruhi pertumbuhan dan tidak ikut kedalam proses. Setiap hormone selalumempunyai dua fungsi, yaitu mensuport dan menghambat (memiliki titik optimal),penggunaan hormone sebanyak-banyaknya dapat menghambat pertumbuhan, jadipengakaian hormone harus sesuai. Air kencing sapi dan air kencing ibu hamil 4bulan memiliki kandungan hormone yang tinggi. Hormone yang sama, konsentrasiyang sama tetapi diberikan kepada bagian tumbuhan yang berbeda akan menhasilkanhal yang berbeda sehingga pemberian hormone harus langsung pada targetnya. Padajamur dapat menggunakan giberelin, sitokinin dan vitamin.


Target
Kelompok hormon
Anggota
Sumber
Akar
Auksin
IAA, IBA, NAA, 2,4D
Ujung pucuk
Tunas
Sitokinin
BA, BAP, TDZ, Zip, Kinetin
Ujung akar
Bunga dan buah
Giberelin= GA, -GA120 (GA3) (mampu mempercepat pembelahan sel).

Daun, bunga, dan buah

                   Giberelin mampu mempercepat pertumbuhan di F1dan F2 yang biasa digunakan adalah 2mg/L dan vitamin neurobion(vitamin B1, B2, B6, B12,E) 1 pil untuk 5 liter. Auksin apabila diberikandengan hormone yang lain bersifat melemahkan sehingga dapat menumbuhkan kalus. Hormonegiberelin menguatkan hormone auksin dan sitokinin. Sesame anggota dari suatuhormone akan saling menguatkan contohnya IAA digabung dengan IBA akan salingmenguatkan dan menghasilkan hasil yang bagus. Virus tidak dapat menyerang pucukkarena konsentrasi asam pada pucuk sangat tinggi jadi steril. Untukmenghasilkan pertumbuhan diatas titik optimalisasi dari hormone adalahpenambahan sedikit giberelin, tambahkan hormone yang satu kelompok maka akanbersinergi saling menguatkan, vitamin, sumber energy, mineral.

Bapak Ibrahim : Apakah hormone ini bisa dipakaiuntuk tanaman organik?
Jawaban         : Biasanya hormone ini tidak digunakan pada tanaman organik. Sintetikberbahaya  namun organic dan anorganikjuga bisa berbahaya. Ciri tanah organic adalah banyaknya variasi tumbuhan yangtumbuh pada tanah tersebut.
                       
Hormon auksin 2,4Dmembentuk akar dan juga kalus. Yang paling murah adalah BA. BAP 2mg setaradengan 0,5 mg TDZ. Kinetin mensuport pertumbuhan kalus. Metode metabolitsekunder adalah menumbuhkan kalus dengan diberi perlakuan sehingga kalustersebut menghasilkan obat contohnya akar Rouvolviaseprentina yang dikulturkan menjadi kalus. Metabolit sekunder memerlukansinar.
            Pertumbuhanbersifat kuantitatif sedangkan perkembangan bersifat kualitatif. Memangkassemua pucuk berarti menghambat pertumbuhan. Konsentrasi 0-0,3 ppm mensuportpertumbuhan organ, 0,3-4ppm menstimulir organ, 4-20 ppm membentuk embriosomatik, 20-80 menghasilkan kalus, 80-200ppm pembentukan morfologi danfisiologi, 200-400 terjadi mutasi, >400 letal

MATERI PELATIHAN FOREST TISSUE CULTURE PESERTA DARI TIMOR LESTE

@Cahangon75 - Friday, September 26, 2014

Oleh: Edhi sandra
                           

    1.  Materi Pelatihankultur Jaringan :
         1.1.  Tahapan kulturJaringan dari awal sampai akhir
         1.2.  Permasalahan dalamKultur jaringan Pohon.
         1.3.  Penanganan Browning danKontaminasi
        1.4.  Produksi Benih Unggul via Kuljar
         1.5.  Variasi Somaklonal
         1.6.  Teknologi KulturMeristem (pohon bebas penyakit)
         1.7.  Teknologi ProduksiPohon Unggul
        1.8.  Teknologi Pertumbuhan Minimal (koleksi pohon dalam kultur)
        1.9.  Teknologi Poliploid Pohon (Pemuliaan pohon : membuat Pohon raksasa)
         
    2.  Materi SeleksiPohon Plus :
        2. 1. Ragam atau Variasi Genetik dan Segresi dan Penurunan sifat
        2.2.  Definisi dan Seleksi Pohon Plus / Pohon Unggul (genetik).
        2.3.  Cara Mendapatkan Pohon Plus / pohon Unggul (genetik)  
       2.4.   Produksi Tinggi   =     Genetik    +   Lingkungan   +   Perlakuan (manajemen)
       2.5.   Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pohon plus / Pohon unggul
       2.6.   Teknologi Budidaya Pohon Super Intensif
       2.7.   Percepatan Pertambahan Diameter Pohon dengan Teknologi SayatanVertikal

    3.  Penanganan Benih
        3. 1.  Fenologibunga dan masak buah
        3. 2.  Teknik mengunduh benihdan Pengelolaannya
        3. 3. Teknik penyimpanan benih dan Viabilitas Benih
        3. 4.  Teknik PenanggulanganPenyakit dan Penurunan Daya Kecambah
        3.5.  Teknik Perkecambahan Benih  & Faktor yang mempengaruhi
        3. 6.  Tenik PercepatanPerkecambahan dan Percepatan Pertumbuhan bibit

31 May 2014

Pelatihan Kultur Jaringan Untuk Siswa SMP di BINA NUSANTARA

Esha Garden - Saturday, May 31, 2014
Salah satu program kegiatan "EshaFlora-  Plants and Tissue Culture" adalah sosialisasi (memasyarakatkan) kultur jaringan dengan memberikan jasa pelatihan kultur jaringan bagi siswa-siswa sekolah.  Diantara nya sekolah yang telah mengikuti adalah SMP Bina Nusantara.

Pelatihan kultur jaringan ini merupakan pelatihan pengenalan bagi siswa smp mengenai teknologi kultur jaringan yang dapat dilakukan secara sederhana. 

Tim Esha Flora membawa satu tim lengkap dengan semua peralatan dan bahan praktek kultur jaringan. Praktek langsung dilakukan diruang praktikum sekolah tersebut. 

Siswa sangat antusias dan senang ternyata kultur jaringan dapat dilakukan dengan mudah tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Mereka satu persatu mempraltekkan subkultur jaringan dan membawa hasil kerjanya untuk diamati di rumah atau disekolahnya. 


 Photo:


















Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan Hayati

Esha Garden - Saturday, May 31, 2014
Eshaflora.com. Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan Hayati staf Pupuk Pusri Palembang

Peserta Pelatihan staf Pupuk Pusri palembang, mengikuti Pelatihan Pupuk Organik dan Hayati di Eshaflora Plants Tissue Culture.

Beliau yang sehari-hari memang menangani hal ini, ingin lebih mendalam lagi mengetahui mengenai pembuatan produk pupuk organik yang berkualitas terukur, lengkap dan tersedia bagi tanaman sehingga dapat tumbuh dengan baik, tidak kalah dengan pupuk anorganik. 


  Seperti biasa mahasiswa dilibatkan dalam pelatihan untuk memberikan pengetahuan praktis bagi mereka sekaligus sebagai saran tukar informasi bagi peserta pelatihan


Bapak Erwandi didampingi oleh Bapak Yatna, pengurus Macodes yang turut mengikuti Pelatihan untuk pengembangan pupuk organik di Macodes
 

 Penyerahan sertitikat pelatihan kepada peserta, Bapak Erwandi yang diserahkan oleh bapak Edhi Sandra


28 June 2013

Pelatihan Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga di Balai Besar Pelatihan Pertanian di Lembang

Esha Garden - Friday, June 28, 2013
Para peserta dengan seksama mendengarkan materi  kultur jaringan yang diberikan

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Balai Besar Pelatihan Pertanian di Lembang dalam hal ini Bapak Abdul Rahim, yang telah memberikan penghargaan pada kami untuk dapat turut memberikan pelatihan kepada peserta dari jawa dan sumatera, yang tediri dari para guru SMK dan peneliti balai besar benih, pada tanggal 27 Juni 2013.  


Kami sangat berharap Kultur jaringan dapat berkembang di berbagai instansi dan daerah di Indonesia. Kami sangat berharap penerus bangsa dalam hal ini siswa SMK mampu melakukan kultur jaringan dengan baik.  Sekali  lagi terima kasih atas kepercayaannya. Demikian pula kepada semua peserta pelatihan, kami mengucapkan banyak terima kasih atas penerimaannnya, mohon maaf atas kekurangan kami. Terima kasih.

Bapak AbdulRohim sebagai penangungjawab kegiatan kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Pletihan ini bermanfaat untuk kita semua, dan ini menjadi amal ibadah Bapak AbdulRohim. Terima kasih
Suasana yang penuh keleuargaan dan riang gembira membuat pelatihan berjalan dengan menyenangkan. Terima kasih saudra saya semuanya. Selamat bertemu kembali di Esha Flora pada hari selasa (2 juli 2013) ya...terima kasih

Pelatihan Teknik Perbanyakan Bibit Buah Dengan Stek di Balai Besar Benih di Banten

Esha Garden - Friday, June 28, 2013
 
para peserta terdiri petugas penyuluh dan penangkar bibit tanaman buah
Pelatihan teknik perbanyakan bibit buah dengan menggunakan teknik Stek di Balai Besar Benih di banten, dengan lokasi pelatihan di Pura di Anyer pada hari Rabu, 26 Juni 2013.  Banten dikenal dengan keanekaragaman buahnya yang beranekaragam. Mulai dari ragam durian, rambutan , jambu dan dll. Permasyalahan dengan menggunakan metode sambung dan tempel mata tunas, terkendala pada penyediaan bibit bawah dan juga tenaga untuk menyambung atau menempelnya. Dan diharapkan dengan teknologi stek yang terbaru maka pengadaan bibit buah dapat lebih memadai.

Metode stek dengan memperhatikan aspek fisiologi tumbuhan, anatomi dan juga variasi jenis tanaman yang ada di tambah dengan penggunaan hormon yang jelas serta perlakuan yang praktis diharapkan dapat dihasilkan bibit dalam jumlah yang telah ditargetkan dalam kualitas yang baik dan harga yang wajar.

Penjelasan mengenai hormon, karakter dan interaksinya, serta dikaitkan dengan kondisi stek dan fisiologinya, serta pemahaman tentang kesulitan dalam pembentukan sel-sel baru dan pembentukan akar baru maka, diharapkan peserta dapat lebih memahami faktor-faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan stek.

Dengan adanya teknologi yang murah praktes dan aplikatif...hanya dengan menggunakan tempat sikring mobil maka stek pada batang kecil, yang diawali dengan cangkok batang kecil akan menyebabkan proses dapat sangat praktis dan cepat. Diharapkan kreatifitas ini dapat diterapkan dengan baik.  Semoga kelompok penangkar akan dapat mengadop teknik ini dengan baik dan mereka dapat memproduksi bibit dalam jumlah yang telah ditargetkan. Semoga sukses.

10 October 2011

ESHA FLORA MEMBUKA PELATIHAN ANALISA, EVALUASI DAN MODIFIKASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TUMBUHAN

Esha Garden - Monday, October 10, 2011
“Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas yang Optimal serta Mengefisienkan Biaya Budidaya”.
Oleh : Ir. Edhi Sandra MSi

Peneliti Fisiologi Tumbuhan, Bagian Konservasi Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB Bogor.

Pendahuluan

Latar Belakang
Semakin meningkatnya kebutuhan bahan pangan serta semakin tingginya tingkat persaingan dalam berbudidaya, maka banyak pelaku budidaya mulai memikirkan untuk meningkatkan hasil budidayanya seoptimal mungkin dan mengurangi biaya produksi serendah mungkin. Dalam pelaksanaan teknisnya mereka mengalami kesulitan untuk menganalisa dan mengevaluasi faktor apa saja yang harus diberi perlakuan agar produksi dapat meningkat, modifikasi apa yang dapat dilakukan yang dapat mengurangi biaya produksi dan dapat meningkatkan produksi. Oleh sebab itulah banyak dari para pelaku termakan oleh promosi produk yang ada di iklan-iklan, dan surat kabar. Perlakuan yang mereka berikan dilaksanakan tanpa mereka mengetahui pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mereka tidak mengetahui apakah perlakuan yang diberikan tumpang tindih atau bahkan bersifat kontradiktif yang satu dengan yang lainnya.

Oleh sebab itulah perlu adanya pembelajaran dan pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Perlu adanya pengetahuan untuk dapat mengendalikan pertumbuhan tanaman sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian mereka dapat membuat konsep atau rencana di dalam melakukan budidaya tanaman.

Tujuan:
  1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam berbudidaya.
  2. Memberikan kemampuan dan pemahaman dalam mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
  3. Memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
  4. Memberikan kemampuan di dalam menganalisa, mengevaluasi dan memodifikasi teknik budidaya yang sudah ada atau bahkan merancang teknik budidaya baru bagi tumbuhan hutan yang belum dibudidayakan secara intensif.


Strategi Pelatihan
Pelatihan ini dibagi menjadi dua metode pelatihan:

Metode Diskusi
1. Penyampaian pengetahuan dan wawasan tentang berbagi hal yang diperlukan.:
1.1. perbedaan tumbuhan dengan mahluk hidup lainnya
1.2. pertumbuhan dan perkembangan tanaman
1.3. media tanam dan peranannya.
1.4. makanan bagi tumbuhan.
1.5. faktor lingkungan yang berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan
Tanaman.
1.6. hormon dan pengendalian tanaman

2. Diskusi dan merangsang di dalam meningkatkan kemampuan menganalisa dan
mengevaluasi serta memodifikasi.
2.1. analisa kondisi tanaman
2.2. analisa permasalahan dan evaluasi budidaya
2.3. modifikasi dan strategi budidaya baru.
2.4. teknik budidaya secara holistik
2.5. dosis dan konsentrasi pemupukan serta efektivitasnya.
2.6. keterkaitan antar faktor yang saling mempengaruhi

Metode Responsi dan workshop
Perbanyakan pupuk hayati:
1.1. pengertian dan ragam pupuk hayati
1.2. sumber dan teknik isolasi mikroba hayati
1.3. perbanyakan mikroba hayati
1.4. meramu pupuk hayati untuk tujuan tertentu.

Pembuatan pupuk organik siap pakai:
2.1. ragam bahan organik dan pengertiannya
2.2. peranan organik bagi tumbuhan
2.3. beda pengaruh pupuk organik dengan anorganik
2.4. membuat pupuk organik siap pakai
2.5. meramu pupuk organik yang lengkap dan memberikan dampak yang optimal

Teknik meramu hormon:
3.1. ragam hormon dan peranannya
3.2. meramu hormon untuk mencapai tujuan yang diinginkan
3.3. keterkaitan hormon dengan faktor lainnya.

Meramu media tanam:
4.1. fungsi fisik dan fungsi kimia
4.2. meramu media untuk mencapai karakter yang diinginkan
4.3. analisa media dan kecukupan gizi bagi tanaman


Teknik perbanyakan tanaman terbaru:
5.1. teknik budidaya pengertian dan tujuan
5.2. prinsip budidaya dan optimalisasi produksi
5.3. analisa, evaluasi dan modifikasi teknik budidaya


Deskripsi Pelatihan

1. Lamanya Pelatihan : selama 2 hari
2. jam : 09.00 – 16.00
3. tempat : Esha Flora
4. alamat : Jln. Kemuning 6 Blok M 6 no 9 Taman Cimanggu bogor.
5. biaya pelatihan : Rp. 2 juta / per orang


Fasilitas Pelatihan

1. Sertifikat pelatihan
2. Snack dan makan siang
3. kit pelatihan
4. perlengkapan pelatihan
5. souvenir Esha Flora (hormon esha flora, souvenir kultur jaringan, VCD esha flora)

Catatan: biaya akomodasi dan transportasi diluar pelatihan di tanggung peserta.

Keluaran

Peserta dapat membuat dan meramu pupuk hayati sendiri
Peserta dapat membuat dan meramu pupuk organik sendiri
Peserta dapat membuat produk hormon sendiri
Peserta dapat meningkatkan produktivitas hasil budidayanya.
Peserta dapat merencanakan teknik budidaya yang optimal.
Peserta dapat menganalisa, mengevaluasi dan memodifikasi teknik budidaya.



Bogor 9 Oktober 2011

26 November 2010

Pelatihan Pemanfaatan Kultur Jaringan Untuk Berbagai Tujuan

Esha Garden - Friday, November 26, 2010
Latar Belakang
Penerapan teknik budidaya di masyarakat sudah mulai meningkat baik. Berbagai perlakuan mulai dilakukan masyarkat untuk dapat mengkatkan kualitas hasil budidaya. Berbagai macam dan ragam produk yang beredar dipasaran membuat masyarakat menjadi bingung, karena menurut penjualnya produk tersebut bagus, semuanya bagus…lalu bagaimana menerapkan semua produk tersebut? Lalu apa bedanya antara pupuk, obat, hormone, organik, mikroba, enzim dan sebagainya menambah pusing paa pembudidaya.
Seringkali memakai berbagai macam produk bukan membuat produktivitas dan kualitas menjadi lebih baik tapi malah membuat tanaman menjadi mati. Tapi keinginan masyarakat untuk dapat membuat tanamannya dapat tumbuh dengan baik membuat mereka tidak mau jera untuk terus mencoba. Tapi dengan persepsi dan wawasan yang simpang siur dan serba terbatas membuat merek tidak mampu membuat program budidaya yang baik kea rah yang diinginkan.

Demikian pula dengan para produsen yang ingin membuat produk pupuk, obat, dll hanya mengira-ngira berdasarkan landasan ilmiah yang serba terpotong-potong sehingga menghasilkan ramuan pupuk yang kurang optimal.

Seharusnya kita dapat mengetahui perbedaan dan manfaat dari pupuk anorganik, pupuk organic, pupuk mikroba, hormone, enzim kompos dll sehingga kita dapat meramunya sesuai dengan perannya masing-masing dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhan.

Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh pupuknya, sementara arah dan kualitas dari pertumbuhan dan perkembangan sangat ditentukan oleh hormone. Dengan pemberian hormone yang tepat, baik komposisi dan konsentrasinya, maka kita dapat mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman apapun. Karena pada prinsipnya semua tumbuhan mempunyai persamaan sifat dan karakter. Pengetahuan, wawasan dan pemahaman kita tentang horomon menjadi sangat penting. Untuk itulah maka Esha Flora membuka Pelatihan khusus tentang Hormon. Dalam pelatihan ini diajarkan semua hal mengenai hormone dan penerapannya yang tepat guna sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun pelatihan tersebut adalah:
1. Nama Pelatihan : Pelatihan Pemanfaatan Hormon Untuk Berbagai Tujuan.
2. Biaya : Rp 1.500.000
3. Waktu : Satu hari (Waktu berdasarkan perjanjian)
4. Jam : 09.00 – 16.00
5. Tempat : Esha Flora Plant and Tissue Culture
Jln. Kemuning 6 Blok M 6 No 9 Taman Cimanggu Bogor.
6. Fasilitas : Pelatihan kit, makan siang dan snack, souvenir, sertifikat.

Adapun materi pelatihan seperti di bawah ini:

PEMANFAATAN HORMON UNTUK BERBAGAI TUJUAN
DAN
PEMBUATAN PRODUK HORMON KOMERSIAL

POKOK – POKOK FIKIRAN
I. Materi :
1. Pendahuluan
1. Budidaya tanaman yang sangat sederhana
2. Pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
3. Bagaimana kita dapat mengendalikan pertumbuhan tanaman sesuai dengan yang kita inginkan.
4. Kebutuhan tanaman untuk dapat tumbuh dan kembang.

1. Tujuan
1. Mampu memahami kondisi tanaman
2. Mampu mengevaluasi kondisi tanaman
3. Mampu mengarahkan pertumbuhan tanaman
4. Mampu melakukan riset ramuan hormon
5. Mampu membuat ramuan hormon untuk tujuan tertentu
6. Mampu membuat produk komersial tanaman

1. Pengenalan macam hormon / zpt
1. Auksin
2. Sitokinin
3. Giberelin
4. Zat Penghambat (bukan hormon)

1. Karakteristik & Sifat Hormon / zpt
a. Tidak ikut dalam proses metabolisme
b. Satu hormon dua fungsi
c. Hormon dalam satu kelompok saling sinergis
d. Hormon auksin dan sitokinin saling kontra
e. Giberelin bersifat penguatan dan percepatan

1. Prinsip Penggunaan Hormon / zpt
1. Hormon bersifat profokator
2. Hormon mempunyai konsentrasi optimal untuk fungsi tertentu
3. Hormon mempunyai beberapa fungsi dengan konsentrasi yang berbeda
4. Meningkatkan dan menguatkan fungsi tertentu.
5. Percepatan dan penghambatan pertumbuhan
6. Dominasi hormon dan fisiologi tanaman
7. Relativitas kepekaan tanaman terhadap hormon
8. Ciri tanaman dan kandungan hormon endogennya

1. Meramu hormon/ zpt untuk tujuan tertentu
1. Tentukan tujuan yang ingin kita capai.
2. Inventarisasi semua faktor yang terkaoit kea rah tujuan tersebut.
3. Tentukan konsentrasi dan dosis setiap faktor mengacu pada komposisi MS
4. Uji coba dan evaluasi 1
5. Perbaikan komposisi dan konsentrasi 1
6. Uji coba dan evaluasi 2
7. Perbaikan komposisi dan konsentrasi 2
8. Uji coba yang lebih luas dan evaluasi
9. Penyempurnaan.
10. Pelepasan produk ke pasar


1. Cara Kerja zpt & Pemberian Perlakuan ke Tanaman
Membuat Produk Zpt
1. Produk Zpt murni
2. Produk Zpt dengan unsur hara
3. Produk Zpt, unsur hara dan bahan organik
4. Produk Zpt, unsur hara, bahan organik dan mikroba


1. Zpt Organik dan Pemanfaatannya
1. Auksin : kecambah, air kelapa, ubi, pisang ambon, kentang
2. Sitokinin: antanan, buncis, sirih, brotowali,
3. Giberelin: eceng gondok, buah, kacang hijau

1. Biaya Pembuatan dan Harga Produk
1. Penentuan biaya dasar bahan dan operasional
2. Penentuan harga dasar pokok
3. Penentuan harga distributor
4. Penentuan harga konsumen

1. Mikroba dan Hormon
1. Eksplorasi dan isolasi
2. Multiplikasi dan pembuatan biang
3. Membuat tidur atau dorman
4. Penyimpanan dan pengepakan yang baik

1. Ramuan Hormon untuk tujuan tertentu:
1. Membuat buah partekarp (buah tanpa biji)
2. Membuat herbisida yang aman dan ramah lingkungan
3. Membuat buah dan bunga yang besar / raksasa.
4. Membuat tangkai bunga yang pendek dan kokoh
5. Membuat tanaman hias yang kompak, tebal dan kokoh
6. Membuat tanaman berbunga dan berbuah di luar musim
7. Membuat mutasi dan variegata

II. Praktek:

1. Melarutkan hormon.
2. Membuat larutan stok hormon / zpt
3. Membuat ramuan hormon / zpt
4. Membuat perbanyakan mikroba
5. Menidurkan atau membuat dorman mikroba
6. Eksplorasi dan isolasi mikroba
7. Pembuatan produk kompos kering yang mengandung hormon
8. Pembuatan pupuk organik cair yang mengandung hormon

Semoga Indonesia dapat lebih majulagi dengan penerapan budidaya yang lebih baik lagi.
Edhi Sandra
Hapsiati

www.eshaflora.com
edhisms@gmail.com
edhi_sandra@yahoo.co.id

07 May 2010

Kajian Pertumbuhan Eksplan Pucuk Gaharu Melalui Teknik Ex Vitro

Esha Garden - Friday, May 07, 2010
RINGKASAN: CITRA BETRIANINGRUM. E34104031. Kajian Pertumbuhan Eksplan Pucuk Gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) Melalui Teknik Ex Vitro. Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan WAODE HAMSINAH BOLU.

Pada tahun 1985, jumlah ekspor gaharu Indonesia mencapai sekitar 1487 ton, namun eksploitasi hutan alam tropis dan perburuan gaharu yang tidak terkendali telah mengakibatkan species-species gaharu menjadi langka. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi media yang sesuai untuk pertumbuhan eksplan dan untuk mendapatkan konsentrasi hormon tumbuh IBA (Indole Butyric Acid) yang optimal bagi pertumbuhan perakaran eksplan pucuk G.versteegii melalui teknik ex vitro. Berbagai macam media tumbuh dan berbagai konsentrasi hormon IBA dapat menghasilkan pertumbuhan yang berbeda-beda, sehingga dapat diketahui komposisi media dan konsentrasi hormon yang terbaik untuk pertumbuhan eksplan pucuk gaharu secara ex vitro.

Diharapkan dari hasil penelitian ini diperoleh informasi tentang media tumbuh yang sesuai dan konsentrasi hormon yang terbaik untuk pertumbuhan eksplan pucuk G. versteegii (Gilg) Domke, sehingga dapat diterapkan guna mendukung pelestarian plasma nutfah.

Dalam pelaksanaan penelitian, alat yang digunakan box mika, aqua gelas 240 ml, cutter, gunting tanaman, sungkup, paranet, papan iris, steples, speryer, dan kertas label. Bahan yang digunakan antara lain eksplan pucuk G. versteegii, hormon IBA (400, 450, 500, 550, 600 ppm), Vitamin B1, bakterisida, fungisida, media (tanah, pasir, dan kompos), Antracol, zat perekat, CaC03. Semua eksplan yang sudah direndam pada larutan (vitamin B1, sterilisasi, dan hormon dengan berbagai konsentrasi), serta dioles dengan pasta pada bagian pangkal eksplan, langsung ditanam pada masing-masing media (tanah tunggal, pasir tunggal, dan campuran tanah-pasir-kompos) yang sudah dimasukkan pada box mika. Selanjutnya box ditutup rapat dan disteples, kemudian simpan dalam sungkup.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah presentase hidup pada perlakuan sebesar 66,67%, sedangkan pada kontrol sebesar 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan hormon berpengaruh pada presentase hidup eksplan. Pertumbuhan tinggi pada eksplan sangat dipengaruhi oleh jenis media. Sedangkan hormon sangat berpengaruh terhadap perakaran. Persentase berakar pada perlakuan hormon sebesar 61,78% dan pada kontrol sebsesar 53,33%. Dilihat dari persentase berakar berdasarkan konsentrasi hormon, yang paling tinggi pada konsentrasi 550 ppm yaitu 14,22%. Namun, tidak jauh berbeda dengan konsentrasi 450 ppm dengan persentase berakarnya sebesar 13,11%.

Dari hasil sebelumnya dapat disimpulkan bahwa komposisi media yang baik untuk pertumbuhan eksplan gaharu adalah media tanah dengan persentase hidup 89,33%. Sedangkan hormon yang optimal untuk perakaran eksplan pucuk gaharu adalah dengan konsentrasi 550 ppm. Namun konsentrasi 450 ppm juga baik untuk perakaran, walaupun tidak seoptimal konsentrasi 550 ppm. Tetapi konsentarsi hormon 450 ppm ini dapat mengefisienkan biaya.

Key words: Gyrinops versteegii (Gilg) Domke, Material, Hormone

Bookmark and Share

08 January 2010

Jenis Pelatihan dan Materi Kultur Jaringan Esha Flora

Esha Garden - Friday, January 08, 2010
Eshaflora juga menyediakan Pelatihan Kultur jaringan khusus bagi perusahaan-perusahaan besar, atau Laboratorium Pusat-pusat penelitian tanaman. Jenis kursus dan pelatihan disediakan bagi Teknisi untuk tingkat Laboran, maupun Materi untuk tingkat Supervisor.

Materi kursus/pelatihan kultur jaringan yang diberikan berupa teori, manajemen laboratorium kultur jaringan dan sekaligus praktek kultur jaringan.

I. Pelatihan Untuk Tingkat Laboran / Teknisi

1. Materi Pemahaman Prinsip Kuljar:
a. Kuljar secara umum
b. Kesalahan persepsi tentang kuljar
c. Teknik Kuljar & persepsi umum
d. Pemahaman :Eksplan & Totipotensi
e. Pemahaman :Sterilisasi (inisiasi)
f. Pemahaman :Lab. kuljar & kebutuhannya.
g. Pemahaman :media (baku, organic, alternative)
h. Pemahaman :hormon.
i. Pemahaman :tahapan kultur jaringan & prinsipnya
j. Pemahaman :kaitan arah pertumbuhan kultur, bahan eksplan& komposisi media
k. Pemahaman: subkultur
l. Pemahaman: perakaran
m. Pemahaman: aklimatisasi

2. Materi Praktek
a. Persiapan dalam kuljar: lab, alat& bahan, eksplan, laminar, penanam.
b. Perlakuan bahan eksplan: pengadaan bahan eksplan, karantina & jouvenilisasi.
c. Perlakuan sterilisasi awal bahan eksplan (diluar laminar) : antibiotik
d. Perlakuan sterilisasi eksplan di dalam laminar
e. Sterilisasi alat dan bahan
f. Pembuatan & sterilisasi media.
g. Persiapan Penanaman eksplan.
h. Teknik sterilisasi dan penanaman eksplan (Inisiasi)
i. Teknik penanganan kontaminasi & penyelamatan.
j. Subkultur.
k. perakaran
l. Penyesuaian & persiapan kultur untuk keluar
m. Hardening
n. Aklimatisasi
o. Penguatan morfologi bibit: sinar, pemupukan Ca, K, zat penghambat dan hormone

3. Materi Manajemen Lab.
a. Manajemen merawat Lab kuljar.
b. Manajemen perlakuan botol & alat.
c. Manajemen teknik sterilisasi
d. Manajemen optimalisasi alat & kinerja pegawai
e. Manajemen penanganan bahan
f. Manajemen penanganan kultur
g. Manajemen Penanganan aklimatisasi
h. Perencanaan dan pencapaian target produksi
i. Antisipasi kegagalan & percepatan produksi
j. Perencanaan dan penentuan produk tanaman

II. Pelatihan Untuk Tingkat Supervisor (S1 ke atas)

1. Materi Pemahaman Metode dalam Kuljar:
a. Metode perbanyakan dengan stek mata tunas
b. Metode perbanyakan dengan kalus
c. Metode Embrio somatik (ES): pemahaman baru karakter bibit dari ES
d. Variasi somaklonal: karakter bibit & kualitas bibit
e. Mutasi kalus: EMS & Perlakuan
f. Kultur meristem: mericlone
g. Kultur anther
h. Poliploid: Cholchicine
i. Metabolit sekunder
j. Kultur seni
k. Metode Pertumbuhan Minimal
l. Pemuliaan Tanaman
m. Membuat Produk Tanaman

2. Materi Pemahaman Non Teknis
a. Pemecahan masalahan dalam pengelolaan Lab Kuljar.
b. Pendekatan dalam kultur jaringan.
c. Strategi Antisipasi kegagalan & memperbesar peluang keberhasilan.
d. Strategi dalam mengkulturkan tanaman baru.
e. Strategi penyusunan program kerja dan target produksi
f. Strategi efisiensi dan efektifitas dlm pengelolaan Lab & produksi

3.Materi Praktek
a. Praktek Pemahaman prinsip Lab Kuljar
b. Praktek membuat ramuan media dengan tujuan tertentu.
c. Praktek modifikasi media berdasar permasalahan yang muncul.
d. Praktek perencanaan & strategi pengembangan kuljar tanaman
e. Praktek Kloning.
f. Praktek Embrio Somatik
g. Praktek meristem
h. Praktek kultur anther
i. Praktek mutasi kalus
j. Praktek Pertumbuhan minimal.
k. Praktek Poliploid tanaman
l. Praktek metabolit sekunder.
m. Praktek kultur seni.

4.Materi Manajemen Kuljar
a. Perencanaan & penentuan produk dan strategi merealisasinya.
b. Strategi pencapaian target & antisipasi kegagalan & percepatan hasil.
c. Manajemen kontrol dan jaminan mutu
d. Manajemen dokumentasi dan pengelolaan kultur tanaman
e. Manajemen optimalisasi alat & kinerja pegawai
f. Sistem hadiah dan hukuman bagi kinerja pegawai & kesejahteraan pegawai.
g. Manajemen R & D
h. Manajemen perawatan dan standar sterilitas lab.
i. Aturan dan tata tertib serta standar operasional prosedur (SOP)

www.eshaflora.com
Bookmark and Share

28 September 2009

Peluang Usaha Kultur Jaringan di Rumah

Esha Garden - Monday, September 28, 2009

Dapatkah Kita Memperbanyak Tanaman Hias seperti Anthurium, Aglonema, Anggrek, Tanaman Unggul Jati, Pisang, Cabe, atau Tanaman Komersial lain dengan Jumlah Besar, Singkat Dan Berkualitas Baik dalam Skala Rumah Tangga ...?


IKUTILAH PELATIHAN
KULTUR JARINGAN SKALA RUMAH TANGGA

Eshaflora Plants Tissue Culture

Siapa peserta pelatihan kultur jaringan ESHA FLORA ...?

Esha Flora Plants Tissue Culture mengadakan " Pelatihan Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga,

Materi
Teori dan langsung praktek
* Cara buat media untuk menumbuhkan tunas dari akar
* Teknik perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan
* Membuat mutasi dengan teknik kultur jaringan.
* Kiat sukses perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan
* Bisnis Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga

Waktu & Biaya Pelatihan
Reguler : Setiap minggu (Senin s/d Jum'at)
Biaya Rp. 2.500.000

Privat (modul) : 4 hari efektif
harinya boleh pilih sendiri
Biaya Rp 3.000.000

Pembayaran transfer ke Rekening
BCA Jembatan merah bogor
a/n Edhi Sandra
No Rek: 6820181130

Tempat Pelatihan
- Di Rumah EshaFlora ( lihat peta lokasi disini...)


Untuk Konfirmasi dan Keterangan lebih lanjut hubungi :
Ir Hapsiati Edhi Sandra (Hp:08128213720)

Bookmark and Share
Previous
Editor's Choice