Pendekatan Kuljar
Setiap sel tumbuhan (akar, batang, daun, pucuk, mersitem) mempunyai peluang untuk tumbuh menjadi satu individu. Kemampuan tumbuhan yang demikian ini disebut TOTIPOTENSI (Total Genetik Potensi) tergantung teknik formulasi media dan hormone yang dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut. Formulasi hormone untuk batang, akar, daun, ucuk dan meristem akan berbeda satu dengan yang lainnya.
Pucuk merupakan jaringan yang sering dijadikan eksplan untuk inisiasi karena relative mudah untuk tumbuh. Komposisi media dan hormone perlu percobaan masing-masing sehingga dihasilkan komposisi yang baik untuk setiap sel atau jaringan. Jika komposisi media untuk suatu jenis tanaman tertentu sudah pernah di coba oleh peneliti terdahulu maka kita tinggal mengutip dan menerapkannya, tetapi jika belum maka perlu percobaan sendiri dengan system trial and eror .
Oleh karena itu untuk melakukan Kuljar sangat penting mengumpulkan informasi.
Keberhasilan dalam kuljar sangat ditentukan oleh :
1. Informasi / literature yang dimiliki. Semakin banyak informasi tentang kuljar yang dimiliki maka akan meningkatkan daya analisa dan akan mudah pemecahan berbagai persoalan yang timbul.
2. Pendekatan kekerabatan/kekeluargaan jenis. Bila mengkulturkan suatu jenis yang belum ada informasinya maka perlu pendekatan kekerabatan jenis yang sudah berhasil dikuljarkan misalnya satu Famili/satu genus.
3. Pendekatan habitus. Pendekatan habitus juga dapat digunakan bila belum memperoleh informasi dari jenis tanaman yang akan dikuljarkan. Pendekatan habitus misalnya sekelompok semai, pancang, tiang, pohon, epifit dan liana.
4. Sistem coba-coba (try and error). Mencoba beberapa formulasi media dan hormone dengan komposisi yang berbeda-beda
5. Melihat kandungan unsure hara tanaman yang terkandung dalam tanah dan tanaman tersebut.
Cara yang praktis untuk menformulasikan media dan hormone adalah menambil tanah tempat tumbuhnya tanaman dan tanaman yang bersangkutan untuk di analisi kandungan unsure haranya. Bila kandungan unsure hara yang dibutuhkan tanaman sudah diketahui maka pendekatan formulasi media menggunakan pendekatan kandungan unsure hara yang terdapat dalam tanaman tersebut. Misalnya untuk menentukan komposisi media untuk pertumbuhan raflesi maka dapat dilakukan pendekatan dengan mengekstrak tetrastigma sebagai inang raflesia.
Setiap sel tumbuhan (akar, batang, daun, pucuk, mersitem) mempunyai peluang untuk tumbuh menjadi satu individu. Kemampuan tumbuhan yang demikian ini disebut TOTIPOTENSI (Total Genetik Potensi) tergantung teknik formulasi media dan hormone yang dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut. Formulasi hormone untuk batang, akar, daun, ucuk dan meristem akan berbeda satu dengan yang lainnya.
Pucuk merupakan jaringan yang sering dijadikan eksplan untuk inisiasi karena relative mudah untuk tumbuh. Komposisi media dan hormone perlu percobaan masing-masing sehingga dihasilkan komposisi yang baik untuk setiap sel atau jaringan. Jika komposisi media untuk suatu jenis tanaman tertentu sudah pernah di coba oleh peneliti terdahulu maka kita tinggal mengutip dan menerapkannya, tetapi jika belum maka perlu percobaan sendiri dengan system trial and eror .
Oleh karena itu untuk melakukan Kuljar sangat penting mengumpulkan informasi.
Keberhasilan dalam kuljar sangat ditentukan oleh :
1. Informasi / literature yang dimiliki. Semakin banyak informasi tentang kuljar yang dimiliki maka akan meningkatkan daya analisa dan akan mudah pemecahan berbagai persoalan yang timbul.
2. Pendekatan kekerabatan/kekeluargaan jenis. Bila mengkulturkan suatu jenis yang belum ada informasinya maka perlu pendekatan kekerabatan jenis yang sudah berhasil dikuljarkan misalnya satu Famili/satu genus.
3. Pendekatan habitus. Pendekatan habitus juga dapat digunakan bila belum memperoleh informasi dari jenis tanaman yang akan dikuljarkan. Pendekatan habitus misalnya sekelompok semai, pancang, tiang, pohon, epifit dan liana.
4. Sistem coba-coba (try and error). Mencoba beberapa formulasi media dan hormone dengan komposisi yang berbeda-beda
5. Melihat kandungan unsure hara tanaman yang terkandung dalam tanah dan tanaman tersebut.
Cara yang praktis untuk menformulasikan media dan hormone adalah menambil tanah tempat tumbuhnya tanaman dan tanaman yang bersangkutan untuk di analisi kandungan unsure haranya. Bila kandungan unsure hara yang dibutuhkan tanaman sudah diketahui maka pendekatan formulasi media menggunakan pendekatan kandungan unsure hara yang terdapat dalam tanaman tersebut. Misalnya untuk menentukan komposisi media untuk pertumbuhan raflesi maka dapat dilakukan pendekatan dengan mengekstrak tetrastigma sebagai inang raflesia.