Melakukan Kultur jaringan Tanpa
Harus Membuat Laboratorium Kultur Jaringan
Anda Mau Melakukan Kultur
Jaringan Tanaman?
Anda Bisa Melakukan Kultur Jaringan Sendiri di
Rumah, Tanpa Harus Membuat Laboratorium Kultur Jaringan
Oleh
Ir. Edhi Sandra Msi 1)
Ir. Hapsiati
Azizah Zahra S Hut
Rifda Afifah S Hut
1)Pemilik Esha Flora
1.
Kepala Unit Kultur Jaringan Bagian Konservasi Tumbuhan departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB University
Pendahuluan
Pada
awalnya kultur jaringan di Indonesia masih merupakan hal yang eksklusif dan
mahal, tapi lambat laun kultur jaringan mulai di kenal di masyarakat dan mulai
banyak diterapkan di sekolah-sekolah.
Dengan semakin dikenalnya kultur jaringan
di masyarakat, dan semakin baiknya presepsi dan pengetahuan masyarakat luas
mengenai kultur jaringan, maka saat ini secara sporadis mulai banyak dilakukan
oleh perorangan maupun perusahaan atau lembaga tertentu.
Semakin
banyaknya pelaku kultur jaringan, disamping memang kebutuhan terhadap bibit unggul
tidak dapat di tawar lagi maka kultur jaringan merupakan alternatif agribisnis
yang sangat prospektif.
Esha
Flora memiliki misi pengembangan kultur jaringan secara luas di masyarakat
Indonesia, terus berusaha agar semakin banyak pelaku kultur jaringan yang
bergerak dalam memproduksi berbagai macam bibit.
Foto 1 : Pencetus Esha
Flora yang ingin kultur jaringan dapat memasyarakat di Indonesia
( Foto: Rahma Wawa, terima
kasih Bu Wawa atas fotonya)
Beberapa kendala yang di
temui para pelaku kultur jaringan adalah:
1.
Persepsi
negatif terhadap kultur jaringan, yang menyatakan bahwa kultur jaringan mahal,
sulit, hanya bisa dilakukan oleh para sarjana kultur jaringan dan hasilnya
tidak pasti. Semua ini sedikit demi-sedikit sudah mulai dinetralisir dan sudah
menuju persepsi yang objektif.
2.
Kultur
jaringan sulit dilakukan karena memerlukan kondisi (laboratorium khusus yang
sangat mahal dan peralatannya serba ”aneh dan meakutkan” bagi masyarakat
biasa). Saat ini hal ini sudah mulai
berkurang dengan semakin banyaknya pelaku kultur jaringan skala rumah tangga.
3.
Sulitnya
mencari dan mendapatkan bahan dan alat yang diperlukan dalam menjalankan kultur
jaringan. Saat ini sudah mulai mudah ditemukan dengan mulai dijualnya secara
eceran bahan-bahan kultur jaringan. Disamping itu sudah mulai dibuatnya media
alternatif atau organik yang dapat menggantikan media baku yang di rasa
”mahal” bagi para pelaku kultur
jaringan
4.
Sulitnya
tahapan inisiasi, yaitu tahapan pertama kali memasukkan bahan tanaman (eksplan)
ke dalam botol kultur yang tseril. Seringkali pada tahapan ini keberhasilan
0%, bukan karena tidak terampilnya atau tidak pengalamannya pelaku kultur
jaringan, tapi lebih karena banyaknya faktor yang menyebabkan kontaminasi
terutama kontaminasi yang bersifat ”sistemik” (kontaminasi yang berasal
dari bagian tanaman itu sendiri).
Esha Flora berusaha terus agar ”kultur jaringan
skala rumah tangga ” lebih familier di kalangan masyarakat luas. Esha Flora
sudah berusaha menembus kalangan perorangan, swasta/pengusaha, kalangan pemerintahan,
anak-anak sekolah bahkan pemutus kebijakan. Saat ini mulai dirasakan bahwa
kultur jaringan sudah mulai ”membumi” sudah mulai dapat diprediksi dan
direncanakan hasil nyatanya.
Foto 2: Ibu-ibu rumah
tangga yang sedang melakukan kultur jaringan skala rumah tangga
(kegiatan sib kultur di
teras rumah dengan menggunakan enkas)
Berkaitan dengan itulah saat ini Esha Flora terus
berusaha mempermudah agar siapapun yang melakukan kultur jaringan tidak akan
mengalami kesulitan untuk melakukannya.
Oleh sebab itulah maka Esha Flora berusaha
membantu masyarakat luas yang ingin melakukan kultur jaringan, tapi terkendala
dengan harus membuat laboratorium kultur jaringan, maka saat ini bisa melakukan
kultur jaringan tanpa harus membuat laboratorium kultur jaringan.
Program Esha Flora, agar :
Anda Bisa Melakukan Kultur Jaringan Sendiri di
Rumah, Tanpa Harus Membuat Laboratorium Kultur Jaringan
1.
Pelatihan
Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga. Pelatihan ini dilakukan dengan berbagai macam paket. Ada paket profesional
dan privat dengan baiya 3 juta selama 4 hari. Tapi ada juga program pelatihan
gratis bagi masyarakat luas, setiap hari sabtu jam 09.00 sampai jam 12.00 di Esha
flora. Dengan pelatihan ini para peserta dapat mengetahui dan melakukan
kegiatan kultur jaringan dasar skala rumah tangga.
Foto 3: Pelatihan kultur jaringan
skala rumah tangga yang di adakan di tangerang.
(bersama dengan para pecinta bambu
dan phak yang terkait)
2.
Menjual
Koleksi Kultur jaringan Tanaman koleksi yang dimiliki oleh Esha Flora. Agar masyarakat yang ingin melakukan
kultur jaringan tapi belum menguasai dalam kegiatan inisiasi maka ia dapat
memotong jalan agar tetap sukses teap dapat melakukan kultur jaringan dengan
cara membeli kultur jaringan tanaman steril yang ada di esha Flora atau di
laboratorium kultur jaringan lainnya yang sudah mulai menjual koleksi
kulturnya.
3.
Menjual
eceran bahan dan alat kultur jaringan : bahan kimia: media kultur, hormon dll sehingga pelaku kultur jaringan
yang baru belajar bisa mencoba-coba terlebih dahulu tanpa investasi yang besar.
4.
Ditemukannya
alat dan bahan alternatif dan organik kultur jaringan yang murah.
Untuk melakukan kultur jaringan tidak perlu membeli laminar terlebih
dahulu. Esha Flora membuat enkas kecil yang dapat digunakan bagi pemula. Demikian
pula dengan media kultur jaringan, Esha flora telah membuat media alternatif
dan organik yang dapat dipakai untuk kultur jaringan dengan harga murah.
Foto 4 : Pembuatan media
kultur jaringan alternatif atau organik yang dilakukan juga dengan cara
sederhana
(bersama para pecinta
bambu di Tangerang)
5.
Menjual
media kultur jaringan steril. Media inilah yang akan digunakan untuk menanam eksplan / plantlet /kultur
tanaman. Media ini telah dibuat ramuan dan komposisinya dan telah disterilkan,
sehingga pengguna tinggal menanamnya dengan kondisi steril dengan menggunakan
enkasyang juga telah disterilkan.
6.
Menjual
paket enkas dan alat tanam. Hanya dengan menggunakan alat ini maka pengguna sudah dapat melakukan
subkultur / perbanyakan kultur jaringan di rumahnya sendiri dengan membeli
media kultur steril dan kultur tanaman steril yang mau di perbanyak yang ada di
Esha Flora.
Foto 5 : praktek menanam
eksplan yang dilakukan dengan menggunakan enkas dalam pelatihan bambu di
tangerang (Prinsipyang penting tetap terjaga sterilitas di dalam enkas)
7.
Menjual
rak kultur dan media habis pakai lainnya. Bila memang pelaku kultur jaringan memerlukan dan
ingin mengadakannya bisa di beli di Esha Flora atau mengadakan dan beli sendiri
/ bikin sendiri.
Prospek dan Pasar
Indonesia yang merupakan
negara agraris dan lebih dari 60 % rakyatnya hidup di desa, maka agraris
merupakan pilihan yang tepat. Berarti pengadaan benih dan bibit unggul sangat
diperlukan baik untuk pertanian, perkebunan dan kehutanan.
Indonesia dengan kondisi
lahan yang perlu di hijaukan (direhabilitasi / reboisai) dalam jumlah yang sangat luas, yaitu jutaan
hektar (13,5 juta hektar kawasan hutan) belum lagi lahan milik masyaakat.
Berarti kebutuhan benih / bibit unggul sudah sangat mendesak.
Kultur jaringan merupakan
alternatif yang tidak dapat di tawar lagi, tapi bagi sebagian orang menganggap
bahwa biayanya masih cukup besar sedang mereka masih ingin menjajaginya
terlebih dahulu. Dengan program yang dibuat Esha Flora yaitu ”mengkulturkan
tanpa harus membeli Laboratorium kultur jaringan” merupakan tawaran yang sangat menarik.
Foto 6 : Bapak Enday, Pensiunan
kebun raya bogor yang telah terampil melakukan kultur jaringan skala rumah
tangga
Hanya dengan membeli satu
paket enkas dan alat tanamnya dan media kultur steril serta bahan habis
pakainya, maka pengguna sudah dapat melakukan kultur jaringan di rumahnya.
Untuk tanaman yang mau dikembangkan (untuk sementara memang tergantung pada
koleksi kultur steril yang telah ada di Esha Flora atau dari laboratorium
kultur jaringan lainnya yang menjual kultur tanaman sterilnya.
Sementara cara melakukan
subkultur atau perbanyakannya dapat dilihat pada saat pelatihan hari sabtu di
Esha Flora atau dapat membeli VCD yang memang dijual di Esha Flora. Dengan
demikian pengguna sudah bisa melakukan kultur jaringan di rumahnya.
Jenis-jenis yang dapat
diperbanyaka adalah jenis-jenis yang memang banyak di minta oleh pasar:
misalnya anggrek, tanaman hias, pisang pangan, jati, gaharu, sengon, jabon dll.
Perhitungan Biaya Kasar
Biaya yang perlu
dikeluarkan untuk melakukan kultur jaringan sendiri di rumah tanpa harus
membuat laboratorium kultur jaringan adalah:
Pengeluaran
1. Paket Enkas kecil beserta alat tanamnya Rp. 500.000
2. Bahan habis pakai (alkohol, karet, plastik, wrap, dll) Rp. 100.000
3. VCD + panduan kultur jaringan / bacaan pelatihan Rp. 100.000
4. Kultur steril (misalnya : jati solomon Rp. 100.000/btl) Rp. 100.000
5. Media kultur steril @ Rp. 3.000 x 30 botol Rp. 90.000
--------------------------
+
Total Rp.
890.000
Jati total biaya yang diperlukan adalah Delapan ratus sembilan puluh ribu
rupiah.
II. Pendapatan:
Satu botol kultur jaringan bisa diperbanyak
sekitar 30 botol lebih. Berarti dari satu botol kultur jati steril yang dibeli,
setelah disubkultur dan di inkubasi
selama sekitar 3 bulan maka dari satu botol akan menjadi 30 botol, bila
diumpamakan kegagalan (kontaminasi sebanyak 40 %) maka kultur jati steril yang
di dapat adalah 30 botol – 12 botol = 18 botol Sedangkan harga satu botol
kultur jati tersebut adalah Rp. 100.000. Jadi nilai nominal yang di dapat
adalah : 18 botol x @ Rp. 100.000 = Rp. 1.800.000.
Dua bulan berikutnya maka 18 botol kultur steril
akan dapat disubkultur kembali menjadi: 18 botolkultur steril x @ 30 botol =
540 botol.
Maka perhitungannya:
Biaya untuk membeli media steril:
Rp 3.000 x 540 botol media kultur
steril Rp. 1.620.000
Pemasukan 540 botol kultur (misal gagal 40%):
540 botol – 216 botol = 324 botol
kultur jati steril
324 kultur steril x @ Rp. 100.000 Rp.
32.000.000
Bila dari 324 botol steril terus disubkultur maka akan menjadi:
Subkultur selanjutnya:
- 324
kultur jati –( 3bln)-> 324 x 30 = 9.720 kultur jati –(gagal 40%)-> (9720
– 3.888) = 5.832 kultur steril.
- 5.832
kultur steril -------à 174.960 kultur---------à 104.976 kultur steril
- 104.976
kultur steril-----à 3.149.280 kultur sterilà 2.089.468 kultur steril
Berarti dari satu botol kultur jati steril akan
menjadi: 2.089.468 kultur steril, setelah
dilakukan 5 kali subkultur (@ 3 bulan inkubasi = 15 bulan ditambah dengan
pembesaran dan aklimatisasi (ditambah 3 bulan lagi) maka waktu yang diperlukan
sekitar 18 bulan untuk menghasilkan 2 juta bibit (misal 2 juta yang dikeluarkan
dari botol kultur dan sisanya tetap diperbanyak). Maka nilai nominal yang di
dapatkan adalah (bila 1 bibit harga Rp. 10.000) : 2.000.000 x Rp 10.000 = Rp.
10.000.000.000 (sepuluh milyar)
Nilai tersebut memang fantastic, tapi memang untuk
menghasilkan nilai tersebut harus juga diimbangi dengan kemampuan tenaga kerja
dan manajemen dan kontrol agar kultur dapat terawat dengan baik.
Sebagai
gambaran satu tenaga subkultur akan dapat menghasilkan 100 – 300 botol
(subkultur), berarti dalam satu bulan (25 hari kerja) akan dihasilkan : 100
botol x 25 hari : 2.500. Bila di
dalam satu botol terdapat 10 kultur maka
dalam satu bulan dihasilkan : 25.000 kultur jati.
Memang tidak mudah tapi minimal hal ini
memperlihatkan bahwa bila usaha ini dilakukan dengan serius maka adalah tidak
mustahil kita dapat melakukannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sandra E. Hapsiati, Zahra A. 2022. Panduan Materi
Kultur Jaringan. Esha Flora. Bogor.
Sandra E, Hapsiati, Zahra A. 2022. Panduan Praktikum
Pelatihan Kultur Jaringan
Wattimena GA, Winata L G, Nurhayati A M, Endang S,
Armini W, Andri E. 1992. Bioteknologi Tanaman. Laboratorium Kultur Jaringan
Tanaman. PAU Institut Pertanian Bogor.
Sulistiani E, Samsul AY. 2012. Produksi Bibit
Tanaman Dengan Menggunakan Teknik Kultur Jaringan. SEAMEO BIOTROP. Bogor.
Winata L G.
1995. Teknik Kultur In Vitro
Dalam Hortikultura. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sriyanti D P H.
Pembibitan Anggrek Dalam Botol. Penerbit Kanisius. Jakarta.
Sandra E. 2003. Kultur Jaringan Anggrek Skala
Rumah Tangga. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sandra E. 2013. Cara Mudah memahami Dan Menguasai
Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga. IPB Press. Bogor.