Oleh
Ir. Edhi Sandra MSi
Ir Hapsiati
Azizah Zahra S Hut.
I.Pendahuluan
Penguatan usaha, pengembangan usaha, diversifikasi dan efisiensi serta efektifitas usaha dengan pengembangan laboratorium kultur jaringan mempunyai fungsi yang sangat penting seperti: produksi bibit unggul berkualitas dalam jumlah besar seragam unggul, kontinu, berkelanjutan, mampu menghasilkan varietas unggul baru, meningkatkan nilai tambah dan nilai manfaat bibit yang dihasilkan, mampu mempercepat pertumbuhan, meningkatkan produktivitas, koleksi bibit unggul yang dapat dimanfaatkan suatu saat diperlukan, merupakan alternative yang sangat logis dan ekonomis.
Kesemuanya dimungkinkan dengan dimilikinya laboratorium kultur jaringan yang dikelola oleh tim yang solid. Masalahnya untuk dapat mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kompetensi dan kemampuan yang mumpuni dan berpengalaman, karena banyak hal dan banyak faktor yang dapat menyebabkan kegagalan. Dalam realisasinya mencari tenaga kerja yang kompeten dan terampil tidak mudah, kalau pun sudah di dapat maka kepastian bahwa tenaga kerja tersebut loyal dan mau membantu perusahaan tidak dapat dipastikan. Bila ada tawaran lebih baik dari pihak lain maka ia akan langsung pindah kerja.
Untuk itulah maka perusahaan yang mengembangkan kultur jaringan jangan bergantung pada person, jangan bergantung pada orang, tapi bergantung pada sistem dan manajemen perusahaan yang baik, dengan demikian kita tidak akan terlalu terpengaruh, apalagi sampai menghambat perusahaan bila tenaga kerja keluar.
Sistem dan manajemen yang baik haruslah direncanakan dan dibuat berdasarkan kondisi real pelaksanaan kegiatan di lapang secara real. Oleh sebab itulah maka perlu adanya riset dan penyusunan SOP, tata terttib, aturan dan berbagai dokumen terkait kegiatan produksi yang sedang dilakukan. Dan harus ada SOP antisipasi permasalahan yang mungkin muncul sehingga perusahaan dapat terhindar dari permasalahan tersebut.
Untuk menjamin perusahaan agar dapat memiliki dan menguasai teknologi kultur jaringan, agar perusahaan tidak terjerumus pada kegagalan dan kesalahan, maka Esha Flora sebagai lembaga yang berpengalaman selama 29 tahun dapat membantu melalui Program Transfer Teknologi yaitu suatu program pengadaan dan alih teknologi yang dilakukan dengan dukungan pengalaman teknologi, manajemen, dan sistem, serta dalam pelaksanaannya dilaksanakan dengan sangat sistematis. Mengantarkan perusahaan dalam pengembangan dan pengelolaan laboratorium kultur jaringan, dan memperkuat kompetensi sumber daya manusia dan mendokumentasikan semua hal penting dalam perkembangannya sehingga perusahaan tidak perlu bergantung pada seseorang, karena sistem sudah berjalan dengan baik.
II. Proyek Transfer Teknologi (Waktu Satu sampai Dua Tahun)
Adalah suatu program menginisiasi teknologi kultur jaringan dalam suatu perusahaan, yang di “Bidani”, dipimpin, oleh Esha Flora, Plant And Tissue Culture, dimulai dari awal perencanaan sampai tahapan akhir suatu siklus produksi, dalam rangka menyusun, dokumentasi, sistem, tata tertib, aturan, SOP, Metode dll, sehingga Tim Pelaksana sudah memahami dengan baik tata kelola dalam mengelola laboratorium kultur jaringan yang baik.
Keterampilan, kecekatan dalam mengelola laboratorium sangat diperlukan untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang muncul. Antisipasi harus dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien sehingga tidak mengganggu jalannya produksi.
III.Tahapan Program Transfer Teknologi
1.Program Perencanaan Kultur Jaringan Sesuai Tujuan Perusahaan.
Perencanaan produksi dan target laboratorium kultur jaringan berdasarkan tujuan dan target produksi perusahaan, yang kemudian dijabarkan dalam bentuk uraian kegiatan di dalam laboratorium kultur jaringan dengan memperhatikan hambatan-hambatan yang biasanya muncul. Strategi dan antisipasi kegagalan dan perencanaan yang kuat dalam pencapaian target sementara disisi lain banyak faktor yang berpeluang menghambat produksi
Penyusunan perencanaan yang baik, terutama terkait dengan tata tertib, aturan, SOP dan metode sangat berpengaruh pada tingkat keberhasilan, kinerja dan produktivitas. Pemilihan dan penentuan tenaga kerja yang kompeten dan dapat memahami perintah yang diberikan merupakan persyaratan dalam tim pelaksana yang solid. Jadi dalam hal ini tidak hanya sekedar mampu melaksanakan kultur jaringan secara teknis, tapi juga kemampuan manajemen, kemampuan analisa, kemampuan merencanakan target produksi, kemampuan mengantisipasi masalah merupakan penentu faktor kesuksesan.
Kemampuan manajerial mencakup : Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengontrolan. Kemampuan analisa menuntut pemahaman dan penguasan teoritis dan pengalaman mengenai karakteristik dan sifat bahan-bahan yang digunakan. Kemampuan merencanakan target produksi terkait dengan pengalaman memahami karakteristik pertumbuhan dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Kemampuan mengatasi masalah menuntut pengalaman dalam memahami permasalahan yang akan muncul.
Keluaran Program ini adalah:
1. Dokumen Perencanaan Pengelolaan Kultur jaringan dengan pencapaian tujuan perusahaan dengan indikator-indikator target yang harus dicapai setiap jangka waktu tertentu.
2. Dokumen Anggaran yang dibutuhkan dalam satu periode produksi (sampai menghasilkan bibit kultur jaringan.)
2.Program Pengadaan Paket Alat dan Bahan Laboratorium Kultur Jaringan
(Paket kapasitas 10.000 kultur).
Adalah suatu program pengadaan semua bahan dan alat kultur jaringan, dengan kelengkapan minimal yang sudah dapat menjalankan kegiatan laboratorium kultur jaringan. Sedemikian banyaknya komponen bahan dan alat dalam kegiatan kultur jaringan merupakan hal yang tidak mudah, apalagi bila belum pernah mengenalnya atau mengetahuinya. Demikian pula dengan bahan bahan kimia pro analis yang seringkali jarang atau bahkan tidak ada di toko kimia pertanian, melainkan di toko kimia laboratorium.
Dalam perkembangannya maka kebutuhan dan kelengkapan alat dan bahan bisa di cicil secara bertahap sesuai dengan kapasitas produksi yang sedang berlangsung. Demikian pula dengan laboratorium dapat di disain secara fleksibel untuk dapat berkembang dan dapat diperluas sesuai dengan perkembangannya. Tata letak dan desain ruang sedemikian membuat efktif dan efisiennya alur kerja di dalam kultur jaringan.
Penyimpanan dan penggunaan alat dan bahan harus diatur dan dibuat alat tertibnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pengoperasionalan laboratorium kultur jaringan pertama kali merupakan hal yang sangat penting, yang pada saat itu diberi perlakuan sterilisasi besar pada semua ruang laboratorium yang ada, setelah itu maka berlakulah aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua orang dalam rangka menjaga standard sterilisasi laboratorium kultur jaringan.
Keluaran program ini adalah:
1. Tersedianya semua alat dan bahan kultur jaringan yang diperlukan.
2. Tersusunnya aturan dan tatatertib serta SOP penggunaan alat dan bahan.
3. Perlakuan sterilisasi besar ( H O ) sebelum pengoperasionalan laboratorium kultur jaringan
3.Program Pelatihan Kultur Jaringan
Adalah suatu program pelatihan kultur jaringan yang disesuaikan dengan jabatan dan fungsi orang tersebut di dalam perusahaan tersebut:
1. Pelatihan Kuljar Lengkap dengan Prioritas Kearah Manajemen,perencanaan, perkembangan dan strategi bisnis. Peserta pelatihan ini adalah:
1. Owner/Investor
2. Pemutus kebijakan (Komisaris)
3. Pelaksana Tertinggi ( Direktur Utama)
2. Pelatihan Kuktur jaringan Lengkap dengan Prioritas Kearah Teknis detail. Pelatihan ini diperuntukkan bagi:
1. Manajer laboratorium kultur jaringan
2. Asisten laboratorium kultur jaringan
3. Laboran laboratorium kultur jaringan
4. Tenaga Penunjang Laboratorium kultur jaringan
Keluaran program ini adalah
1. SDM yang memiliki pengetahuan kultur jaringan yang sama dengan persepsi yang sama, sesuai dengan jabatan dan fungsinya masing-masing
2. Dokumentasi pelatihan yang merupakan dokumen penting bagi para pelaku bila ada hal yang lupa dan perlu dilihat lagi terkait dengan operasional laboratorium kultur jaringan.
4.Program Inhouse Training
Adalah suatu program memperkenalkan kegiatan laboratorium kultur jaringan yang kedepannya merupakan suatu kegiatan yang ada di sekitar mereka, orang-orang perusahaan sehingga tidak terjadi persepsi dan sikap tingkah laku yang salah terkait kegiatan laboratorium kultur jaringan tersebut. Hal ini sangat penting agar semua orang diperusahaan tersebut bisa mengetahui dan memaklumi pengelolaan laboratorium kultur jaringan tersebut.
Dan bagi para pelaksana akan mendapatkan gambaran dan wawasan yang lebih lengkap mengenai pengelolaan kultur jaringan yang akan mereka lakukan kedepannya secara global dan utuh. Hal ini penting agar motivasi dan semangat para pekerja dapat terbentuk dengan memahmai semua tahapan dan pencapaian tujuan dan hasil dari kegiatan yang mereka lakukan.
Keluaran program ini adalah
1. Persepsi yang sama dari semua orang yang mengikuti kegiatan In house Trining terhadap pengelolaan laboratorium kultur jaringan.
2. Pengetahuan dan wawasan yang lebih komprehensif bagi para pelaku kegiatan kultur jaringan.
3. Dokumentasi kegiatan In House Training dan Poin-point penting terkait kegiatan tersebut.
5.Program Riset Inisiasi 3 Jenis Tanaman Prioritas di Esha Flora
Adalah suatu proram dukungan terhadap tahapan kegiatan yang mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi yaitu kegiatan inisiasi tanaman. Hal ini akan dilalukan di Laboratorium kultur jaringan Esha Flora, dan hasilnya langsung akan di pindahkan ke laboratorium perusahaan untuk dilanjutkan prosesnya.
Dalam pelaksanaannya sudah melibatkan tenaga kerja perusahaan agar mereka dapat pula mengetahui dan menguasainya, sehingga bila mereka harus melakukannya sendiri mereka dapat mencoba melakukan sesuatu dengan tahapan yang pernah mereka kerjakan dengan Tim Esha Flora.
Keluaran program ini adalah
1. Kultur Steril 3 jeni Tanaman prioritas yang akan dikembangkan atau yang diminta oleh perusahaan.
2. Dokumen protocol inisiasi 3 jenis tanaman prioritas.
3. Tenaga kerja perusahaan juga memahami dan menguasai Insiasi 3 tanaman prioritas tersebut.
6.Program Pendampingan
Adalah suatu program pendampingan tenaga kerja perusahaan oleh tenaga kerja Esha Flora untuk mendampingi di awal setiap tahapan teknis pengelolaan kultur jaringan. Dalam hal ini terdapat Empat tahapan yang perlu didampingi. Teknis Pelaksanaan Kultur Jaringan (1 tahun 4 kali, @ 5 hari) : 1). Saat H-0 dan inisiasi. 2). Subkultur kedua, sekitar 4 bulan kemudian .3). Aklimatisasi 4 bulan berikutnya. 4). Pembesaran & Percepatan perbanyakan bibit di nursery.
Dalam teknis pelaksanaannya, kegiatan pendampingan ini dilakukan setelah para pekerja perusahaan sudah berusaha dan berfikir secara mandiri untuk tahapan yang akan dan sedang dilakukan. Hal ini akan sangat membantu dalam mengingat bahwa evaluasi, analisa dan penyusunan SOP setiap tahapan yang mereka buat ternyata masih ada yang harus dibenarkan dan disempurnakan pada saat pendampingan. Metode ini akan membuat para tenaga kerja mengingatnya terus, mengenai kesalahan yang pernah mereka lakukan.
Keluaran program ini adalah
1. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan dan point penting dalam setiap tahapan yang dilalui.
2. Perbedaan antara pemikiran tenaga kerja perusahaan dan pada sat pendampingan. Ini merupakan laporan dan pembelajaran yang sangat bagus bagi tenaga kerja yang baru.
7.Program Budidaya Tanaman Hasil Kuljar, Organik dan Hayati
Adalah suatu program budidaya tanaman hasil kultur di lapang dengan pengaplikasian pupuk organic dan hayati dan hormone. Dalam pelaksanannya kegiatan budidaya tersebut bisa diarahkan pada berbagai tujuan:
1. Percepatan perbanyakan bibit dengan pengaplikasian ormon sitokinin tinggi
2. Perlakuan pemuliaan Poliploid agar bibit tanaman tersebut menjadi giant/raksasa
3. Perawatan bibit agar kekar, sehat dan siap tanam, dengan perakaran yang kuat batang yang kekar dan tajuk yang rimbun.
4. Perlakuan percepatan pertumbuhan setelah ditanam dilapang.
5. Perlakuan yang mengarah pada produktivitas yang tinggi.
Tujuan dari program ini adalah agar tidak terjadi persentase kematian yang tinggi pada sat bibit hasil kultur jaringan di tanam dilapang, dan jeuga membantu tujuan perusahaan dalam pengadaan jumlah bibit serta peningkatan kualitas bibit tanaman hasil kultur jaringan.
Keluaran program ini adalah
1. Dokumentasi kegiatan Budidaya Bibit Tanaman hasil kultur jaringan serta point-point penting terkait bibit dan tujuan budidaya.
2. SOP Budidaya bibit hasil kultur jaringan dengan tujuan tertentu.
8. Program Supervisi
Adalah suatu program untuk melihat arah tujuan dan tahapan pelaksanaan pengelolaan lab sudah berjalan dengan benar atau tidak. Mengevaluasi dan menganalisa serta memberikan masukan dan motivasi dan semangat bagi setiap pihak terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi. Demikian pula dengan perkembangan dunia luar, terkait agribisnis global maupun kondisi pemasaran terkait produk yang dikembangkan perusahaan.
Kegiatan supervisi dilakukan setiap 6 bulan sekali, dengan dimulai dengan pemaparan supervisor mengenai perkembangan yang ada, dilanjutkan dengan diskusi dan Tanya jawab sesuai dengan perkembangan persepsi para pelaku pengelola laboratorium kultur jaringan.
Keluaran program ini adalah
1. Dokumentasi perkembangan pengelolaan kultur jaringan dan hasil diskusi yang berupa point penting yang dihasilkan saat diskusi.
IV.Permasalahan Yang Sering Muncul
1. Permasalahan teknis, seperti: kontaminasi, browning, viabilitas dan aklimatisasi.
2. Permasalahan non teknis terkait :SDM, pengadaan bahan dan alat, kinerja rendah, tidak efisien dan tidak efektif.
3. Penyimpangan dari target produksi yang tidak disadari, yang pada akhirnya berdampak pada tidak tercapainya target produksi sesuai dengan yang sudah dicanangkan.
4. Penurunan kualitas kultur yang tidak disadari karena tidak adanya Quality control serta Quality assurance
5. Tidak terpenuhinya saranaprasarana karena modal atau kebijakan yang tidak mendukung, diakibatkan kurang memahaminya kultur jaringan.
6. Adanya inisiatif dari pegawai yang berfikir lebih efisien atau lebih mudah, padahal berdampak pada persentase keberhasilan dan kualitas produk bibit tanaman kultur.
7. Kehilangan semangat dan motivasi karena banyaknya permasalahan yang dihadapi, seakan-akan usaha sudah tidak layak untuk dilanjutkan, padahal hal itu disebabkan oleh dampak kelelahan mental. Hal ini sangat berbahaya bila terjadi pada level pimpinan, pemutus kebijakan.
8. Seringkali berfikiran dan bersikap irit, dan selalu berusaha mengurangi anggaran yang
9. dikeluarkan tanpa melihat dan mengevaluasi nilai penting dari nilai nominal tersebut bagi kelayakan kerja, efektivitas dan efisiensi kerja dan kualitas bibit yang dihasilkan.
10. Seringkali pandangan demikian pendek, kurang jauh ke depan sampai pada tujuan akhir, sehingga dalam mengevaluasi seringkali menghasilkan kebijakan yang salah, karena berkeinginan mengirit atau efisien, padahal secara jangka panjang justru merugikan.
11. Seringkali takut dengan nilai nominal besar, tanpa membandingkan dan mengkaitkan
12. dengan hasil yang akan di dapat nantinya, maka nilai yang terkesan besar tersebut menjadi sangat kecil dengan hasil yang akan didapat pada akhirnya.
13. Seringkali kita selalu menginginkan sesuatunya ”Murah” padahal kita tahu bahwa hal ini berkaitan dengan kualitas, mutu, dan keterampilan atau kompetensi (pada SDM)
14. Berfikir irit, ingin murah dan ingin efisien dan menganggap mudah dan gampang maka seringkali segala sesuatu sedapat mungkin dilakukan ”sendiri”, padahal seringkali mereka tidak memilki ilmunya sehingga tidak tahu kedalaman keilmuan, kedetilan teknis, ketelitian dan kehati-hatian yang harus dilakukan, sehingga mereka menganggap baik-baik saja, padahal sebenarnya sangat parah dari segi kualitas, mutu dan daya saing.
15. Tidak adanya wawasan yang luas sehingga begitu mengalami kegagalan yang cukup besar dianggap, perusahaan harus ditutup karena tidak layak lagi, atau tidak memadai untuk dilanjutkan. Padahal kalau dia tahu bahwa asset, fasilitas, termasuk, manajemen, sistem yang ada merupakan sesuatu yang sangat bernilai dan mempunyai potensi yang sangat hebat untuk dapat memproduksi objek atau jenis tanaman yang lain, yang bila hal tersebut dilakukan dari awal akan membutuhkna waktu, energi, biaya dan curahan fikiran yang tidak sedikit
V.Anggaran Program Transfer Teknologi.
Anggaran Transfer Teknologi Esha Flora, Plant And Tissue Culture, mencakup semua anggaran yang dibutuhkan dalam setiap tahapan program Tarnsfer teknologi, dan apabila pihak perusahaan ingin melakukan suatu tambahan program baru maka bisa di rencanakan dan disepakati bersama.
1.Perencanaan Kultur Jaringan Sesuai Tujuan Perusahaan Rp. 3.000.000
2.Pengadaan Alat & bahan Lab kuljarkapasitas 10.000 kultur Rp. 57.000.000
3.Pelatihan Kultur Jaringan minimal 3 Orang: 3 x 5Juta Rp. 15.000.000
4.Pelatihan Teknis Praktis `+ Magang 10 hari
untuk laboran: 3 orang x Rp. 5 juta Rp. 15.000.000
4.Inhouse Training seluruh Pelaksana Teknis (5 hari ) Rp. 10.000.000
( 2 orang Pelatih x 5 hari x 1.000.000)
5. Riset Inisiasi 3 jenis di Esha Flora x Rp. 3.000.000 Rp. 9.000.000
6.Pendampingan Setiap Peralihan
Teknis Pelaksanaan Kultur Jaringan (1 tahun 4 kali, @ 5 hari)
( 2 orang Instruktur x 5 hari x Rp. 500.000)/pendampingan.
1. Saat H-0 dan inisiasi Rp. 5.000.000
2. Subkultur kedua, sekitar 4 bulan kemudian Rp. 5.000.000
3. Aklimatisasi 4 bulan berikutnya Rp. 5.000.000
4. Pembesaran & Percepatan perbanyakan bibit di nursery Rp. 5.000.000
7.Pelatihan Budidaya Hasil Kuljar, Organik & Hayati Rp. 10.000.000
( 2 orang Pelatih x 5 hari x Rp. 1.000.000 )
8.Supervisi : 2 kali x 2 orang x @ Rp. 2.000.000 ( 2 hari ) Rp. 8.000.000
T o t a l Rp. 147.000.000
Jadi Total nilai Proyek : Rp. 147.000.000. (Seratus empatpuluh tujuh juta rupiah).
Catatan :
1. Semua transportasi dari dan ke lokasi ditanggung perusahaan
2. Semua akomodasi selama di lokasi di tanggung oleh perusahaan
3. Setiap kunjungan tambahan yang diminta oleh perusahaan yang diluar program, maka salary dan biaya transportasi, penginapan dan akomodasi ditanggung perusahaan.
VI.Manfaat Program Transfer Teknologi
Banyak keuntungan dan manfaat mengambil Program Transfer Teknologi Esha Flora ini.
1. Berarti inisiasi dan perkembangan laboratorium kultur jaringan anda didampingi, diawasi dan dikontrol secara langsung oleh Esha Flora.
2. Manfaat lainnya adalah konsultasi gratis selama program transfer teknologi terkait dengan program tersebut bila ada masalah, hambatan dan jejaring bisnis, kemitraan, trend pasar, membantu keputusan kebijakan perusahaan terkait perubahan kondisi pasar dan trend dan lain sebagainya.
3. Sejalan dengan program transfer teknologi yang sedang berjalan bisa dikembangkan objek/subjek yang topiknya sama. Misalnya mengkulturkan jenis-jenis tanaman yang lain, pembuatan formula percepatan pertumbuhan tanaman, formula untuk mempercepat pembungaan, formula untuk meningkatkan kandungan metabolit sekunder dll.
4. Selain perkembangan laboratorium yang terawasi dengan baik, setiap tahapan proses didampingi dan tim pelaksana perusahaan dapat bertanya berbgai hal terkait kegiatan di dalam laboratorium
5. Pada akhir kegiatan terbentuknya dokumen terkait dengan tata tertib, aturan, SOP dan metode yang dilakukan. Demikian pula dengan analisa permasalahan yang dihadapi dan solusinya.
6. Secara tidak langsung akan ditunjuki dan diberi tahu mengenai berbagai hal teknis detil yang biasa dilakukan dalam kegiatan laboratorium, sehingga para pelaksana laboratorium perusahan tidak perlu try and error dalam melaksanakan kegiatan teknis detail umum.
7. Demikian pula dengan antisipasi permasalahan teknis akan didampingi oleh Esha Flora sehingga daya analisa dan evaluasi lebi tepat dan lebih baik sehingga solusi lebih cepat dihasilkan dan rekomendasi yang dihasilkan juga lebih baik.
8. Tidak perlu korban waktu, biaya dan tenaga dengan terjadinya hal-hal yang tidak perlu seperti, banyak munculnya permasalahan teknis, penyimpangan metoda dan inisiatif yang salah tapi tidak dikatahui karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan, salah perencanaan sehingga tidak memenuhi target yang ditetapkan, kualitas bibit yang dihasilkan tidak baik sehingga harus di buang/ tidak terpakai.
9. Jumlah nominal Transfer teknologi kelihatannya besar, tapi sebenarnya masih jauh lebih kecil dibanding kerugian yang ditimbulkan oleh berbagai kesalahan yang dilakukan oleh tim perusahaan yang memang belum pernah mengoperasionalkan laboratorium kutlur jaringan. Lagipula sebagian besar dikembalikan lagi dalam bentuk paket alat dan bahan kultur jaringan, pembentukan SDM yang berkualitas serta dokumen penting yang membuat perusahaan tidak perlu bergantung pada seseorang. Lagi pula biaya tersebut justru membuat perusahaan efisien dan efektif karena tidak harus mengeluarkan kerugian karena try and error, atau salah teknis, atau sala analisa, atau salah perencanaan, Kebiasan-kebiasan penting yang harus dilakukan dalam laboratorium (yang tidak ada di dalam buku) dapat langsung ditransfer ke tenaga pelaksana perusahaan sehingga mereka dapat melaksanakan setiap tahapan dengan baik.
VII.Penutup
Dalam pelaksanaannya untuk setiap perusahaan memilki situasi dan kondisi yang berbeda jadi Program transfer teknologi ini dapat disesuaikan dengan kondisi dari setiap perusahaan yang mengambil program ini. Jangan takut melihat nominal besar diawal dengan mengalokasikan ke Program Transfer Teknologi ini, bila program ini justru dapat menyelamatkan perusahaan anda dari kerugian yang jauh lebi besar akibat berbagai macam hal yang disebabkan karena tidak berpengalamannya tim pelaksana yang dibentuk dan masih sangat tergantung pada seseorang. Demikian salah satu service Esha Flora untuk perusahaan yang ingin mengembangkan kultur jaringan dan tidak ingin rugi atau gagal.
Bogor, 6 Oktober 2019. Jam 21.39.
Edhi sandra