Oleh Ir. Edhi Sandra MSi
- Owner Esha Flora Plant And Tissue Culture.
- Kepala Unit Laboratorium Kultur Jaringan Divisi KKT DKSHE Fahutan IPB.
- Kepala laboratorium Lingkungan PPLH LPPM IPB.
- Ketua SUA Konservasi IPB.
- Dosen Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan DKSHE Fahutan IPB.
Pendahuluan
Teknologi perbanyakan tanaman secara garis besar di bagi atau dikelompokkan menjadi 2 bagian, dan saya menambahkan menjadi 3 yaitu: 1. Teknologi perbanyakan vegetatif, 2. Teknologi perbanyakan generatif, 3. Teknologi perbanyakan kultur jaringan (kenapa perbanyakan kultur jaringan saya pisah, karena sebenarnya teknologi kultur jaringan mencakup kedua teknologi tersebut, dan banyak pihak belum memahaminya dengan baik).
Teknologi perbnayakan vegetatif adalah suatu teknologi perbanyakan dengan menggunakan bagaian tanaman vegetatifnya dan mempunyai karakter bibit yang dihasilkan sama dengan induknya.
Teknologi perbanyakan generatif adalah suatu teknologi perbanyakan yang dilakukan dengan menggunakan organ generatif yaitu sel kelamin dan sel telur, dan karakter bibit yang dihasilkan merupakan gabungan dari karakter kedua tetuanya karena merupakan gabungan dari genetik kedua tetuanya.
Teknologi kultur jaringan adalah suatu teknologi perbanyakan bibit modern yang menggunakan bagian vegetatif atau sel generatif dan bibi t yang dihasilkan bisa seragam dan sama persis dengan induknya, dan disisi lain mampu menghasilkan karakter bibit sama seperti biji padahal berasal dari sel vegetatif (Embrio somatik) dan mampu menghasilkan akar tunggang (adanya dominasi apikal tunas dan ujung akar.)
Teknik sambung atau okulasi adalah suatu teknologi perbanyakan bibit unggul yang keberadaan jumlah individunya sedikit sehingga akan lebih cepat hasil perbanyakannya bila yang digunakan adalah pucuk atau titik tumbuh.
Teknologi ini juga digunakan bila jenis unggul tersebut masuk dalam kategori unggul produktivitas tapi lemah dalam kaitan serangan hama penyakit, atau pertumbuhan akarnya yang lemah atau pertumbuhannya yang relatif lambat.
Oleh sebab itulah maka teknologi sambung dan okulasi merupakan alternatif untuk mengatasi hal tersebut, tapi bila ternyata bukan itu permasalahannya maka teknologi sambung dan okulasi dapat dikembangkan untuk tujuan yang lain.
Biasanya bahan bawah bibit adalah berasal dari biji (dengan alasan bahwa dari biji mempunyai viabilitas dan perakaran yang baik), dan mempunyai daya tahan yang kuat, kemampuan tumbuh yang cepat, sistem penyebaran dan pertumbuhan akar yang baik.
Latar Belakang Teknologi Perbanyakan Sambung Pucuk dan Okulasi Titik Tumbuh Tanaman.
Untuk membantu mempercepat hasil perbanyakan bibit unggul, maka bila menggunakan sistem cangkon atau setek maka hasilnya akan lambat, maka perlu dilakukan suatu teknologi yang efisien dalam penggunakan bagian tanaman yang akan digunakan sebagai bahan perbanyakan, oleh sebab itulah maka lahirnya Teknolog perbanyakan Sambung pucuk dan okulasi titik tumbuh. Dengan menggunakan bantuan bibit bagian bawah suatu tanaman yang sejenis yang digunakan sebagai individu yang akan disambung dengan pucuk atau titik tumbuh dari jenis unggul. Dengan demikian bila berhasil maka akan di dapatkan bibit unggul dengan cepat karena individu bagian bawah sudah tumbuh dengan baik, maka bibit akan lebih cepat jadi dan siap tanam atau jual
Disamping itu teknologi ini digunakan untuk menggabungkan sifat unggul (akar berasal dari bibit yang sistem perakarannya bagus, tahan hama penyakit, pertumbuhannya cepat dan dapat beradaptasi dengan lingkungan dengan baik) atau mengeliminir kelemahan dari bibit unggul misalnya (akar rawan serangan hama penyakit, pertumbuhan akar tidak baik, pertumbuhan akar lambat, akar dapat beradaptasi dengan lingkungan dengan baik)
Penggabungan sifat dan karakter dari bahan bawah tanaman dan bahan entris (bahan tanaman unggul yang berupa pucuk atau titik tumbuh) akan menghasilkan sifat dan karakter bibit unggul yang merupakan gabungan dari karakter bahan bawah dan karakter bahan entris. Tapi yang perlu diingat bahwa kualitas gabungan ini bukan berarti bahwa gen dari tanaman tersebut berubah atau bergabung.
Pengabungan Kualitas Kedua Fisiologi Tanaman.
Hal yang banyak belum diketahui oleh masyarakat luas adalah bahwa penggabungan sifat atau karakter dari bahan bawah dan entris sangat dipengaruhi oleh kualitas dan karakter dari bahan bawah dan entrisnya. Tidak hanya terkait daya tahan , kecepatan tumbuh dan morfologi tapi juga terkait pada kualitas rasa dan aroma buah yang dihasilkan.
Setiap individu dipengaruhi oleh karakter genetiknya bila bahan bawah berasal dari tanaman dengan genetik A maka karakter, sifat, kebiasaan, dan kecenderungan fisiologis yang dilakukan terkait dengan karakter genetik A, demikian pula dengan entrisnya.
jadi sebenarnya penyambungan bahan bawah dan entris tidak semata-mata menggabungkan karakter morfologi dua individu tapi juga menggabungan dua karakter fisiologi dari dua individu tersebut. Hal ini bila dipahami akan membuka peluang dan memperluas kreasi dan inovasi untuk terus mencoba menggabungkan dua karakter fisiologi yang menarik dan unik.
Kreasi dan Inovasi Rasa Dan Aroma Buah
Penggabunga fisiologi dua tanaman akan berpengaruh pada rsa dan aroma buah, oleh sebab itu bahan bawah tanaman yang digunakan dan entris yang digunakan menentukan kualitas rasa dan aroma buah. penggabunganbeberapa jenis buah unggul sebagai bahan bawah akan menghasilkan citra rasa dan aroma yang khas.
Bahan Entris rupanya akan mendominasi kualitas rasa dan aroma buah yang dihasilkan, sedangkan bahan bawah tanaman yang diguanakn merpakan latar belakang variasi dari rasa yang digabungkan. Oleh sebab itulah maka penggabungan bahan bawah lebih dari satu yaitu 3 atau 4 atau 5 atau 6 dapat mempenbgaruhi kualita rasa dan aroma yang dihasilka. Jadi dari hal ibni saja bisa dihasilkan varias rasa dan aroma yang beragam tergantung bahan bawah yang digunakan dan berapa banyak ragamnya.
Pertanyaan: Kenapa tidak menumbuhkan Bibit Unggul tersebut secara utuh, tidak perlu disambung? Apa beda kualitas dengan Bibit Hasil Sambungan dengan Bibit Unggul yang Utuh
Bibit unggul sambungan akan lebih cepat hasil perbanyakannya karena bahan yang digunakan hanya entris pucuk atau titik tumbuhnya. Tapi sebenarnya bibit sambungan memiliki kelemahan yaitu tidak alamiahnya pembuluh pada bagian sambungan sehingga sangat mempengaruhi kelancaran metabolisme, serta sistem trasnportasi bahan makanan dan hasil fotosintesis.
Disamping itu ada kemungkinan Imkompatible atau ketidak sesuaian fisiologis dan bahan organik yang dihasilkan, hal ini bisa menjadi hal yang negatif atau juga bersifat positif terkait kualitas rasa dan aroma buah. Tapi seringkali hambatan teknis banyak mempengaruhi keberhasilan teknik penyambungan ini.
Bibit Unggul yang kesemua bagiannya adalah berasal dari jenis tersebut, sepanjang tidak mempunyai kelemahan terkait kerentanaan serangan hama dan penyakit akar, kelemahan pertumbuhan akar dan masalaha adaptasi., maka sebenarnya keutuhan suatu tanaman sangat berpengaruh terhadap kekuatan karakter genetiknya atau kualitas rasa dan aroma yang dihasikkan akan lebih kuat dan asli dari karakter jenis tersebut.
Organ akar dari suatu jenis secara fisiologi akan bertugas sesuai dengan karakter genetiknya, maka secara alamiah dia akan mengumpukan semua bahan-bahan yang secara genetik diperlukan sehingga ragam, komposisi ukuran atau jumlah semua bahan-bahan makanan sangat tergantung genetiknya oleh sebab itulah bila bahan-bahan yang dikumpukan berbeda maka kualitas rasa dan aroma yang dihasilkan juga dapat berubah karena tergantung pada bahan baku makanan yang tersedia.
Demikian pula jenis entris yang digunakan sangat mempengaruhi kualitas buah yang dihassilkans esuai dengan genetiknya. Perumpamaan bahwa seorang koki akan membuah masakan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya, demikian pula dengan entris, dia akan membuah kualitas buah yang sesuai dengan karakter genetiknya.
Karakter kaulitas rasa dan aroma dari suatu jenis akan sangat kental bila Si koki benja sendiri kepasar untuk mencari bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat masakan yang menjadi unggulannya. Dengan bahan-bahan yang dikumpulkan dan dicarii tersebut maka akan dihasilkan kualitas rasa dan aroma yang sangat kental dengan karakter genetiknya.
Tapi bila yang di suruh belanja adalah jenis lain maka jenis lain tersebut akan mengumpukna -bahan baku makanan yang disuakinya, bahan baku makanan yang akan dibuat sesuai dengan karakter genetiknya, padahal yang memasak adalah jenis yang lain, maka sama saja dengan bahan baku makanan dari genetik A tapi masakan yang dibuat adalah dari genetik B, maka hasil yang di dapat adalah masakan dari si B tapi dengan bahan baku makanan yang dari dari si A.
Hal Menarik Yang Perlu Diperhatikan Dan Dicobakan
Kualitas rasa dan aroma buah akan lebih kental dan hebat bila jenis tanaman unggul tersebut dibiarkan utuh (mulai dari akar batang dan tajuk) tapi dibantu pula dengan sambung bawah, atau dibantu dengan kaki lebih dari satu dari jenis lain. Tapi jenis tersebut harus utuh agar kualitas rasa dan aroma menjadi lebih kuat.
Diunggah pertama kali tanggal 19 januari 2019, jam 02.32
Edhi Sandra