TITIK TUMBUH ( MERISTEM ) PADA TANAMAN
PERTUMBUHAN
TANAMAN TANPA BATAS UMUR
Oleh
Ir. Edhi Sandra MSi
ABSTRAK
Dengan mencermati definisi
meristem dan karakteristiknya maka sebetulnya kitab isa mnumbuhkan tanaman
tanpa batas umur. Hal ini dapat terjadi bila kita mampu melepaskan perangkap
fisiologi tua pada tanaman sehingga meristem tidak dapat berfungsi secara
optimal. Dengan memperhatikan kondisi fisiologinya gara tetap didominasi oleh
sel-sel muda dan memberi peluang dan mengkondisikan agar dominasi hormonal
selalu menuju ke pertumbuhan dan dominasi ke jouvenil maka tanaman bisa tumbuh
terus tanpa batas umur.
Strategi untuk menjaga agar dominasi tetap kearah pertumbuhan jouvenil maka secara teoritis ilmiah dijaga agar kurva pertumbuhan harus mengarah ke vertical jangan dibiarkan kurva kea rah horizontal, yang mengindikasikan rendahkan pertumbuhan yang akan berdampak dominasi sel-sel dewasa dan tua yang pada akhirnya sel-sel tuan ini akan menghasilkan metabolit sekunder yang kearah kematian. Lambat laun tanaman akan mengarah ke kematian dan akhirnya akan mati. Secara real dilapang maka teknisnya dijaga agar sel-sel muda mendominasi sel-sel tua minimal 60% lebih baik bila mendominasi sampai diatas 80%. Srtateginya adalah dengan memberikan semua kebutuhan untuk tumbuh (10 faktor penting pertumbuhan) dan dominasi hormonal kearah pertumbuhan yaitu gabungan sitokinin dan giberelin.
Titik Tumbuh (Meristem) Pada Tanaman
Pertumbuhan Tanaman Tanpa Batas Umur
Pendahuluan
Yang membedakan tumbuhan
dengan (manusia dan hewan) adalah memiliki titik tumbuh (meristem). Manusia dan
hewan mempunyai batas untuk tumbuh, sedangkan tumbuhan tidak memiliki batas
tumbuh karena memiliki titik tumbuh. Apa betul demikian? Tapi kenapa banyak
tumbuhan yang kemudian mati.? Lalu apa yang di maksud dengan titik tumbuh
tersebut?
Dalam tulisan ini akan
dibahas mengenai titik tumbuh dan konsekuensinya serta pemanfaatan titik tumbuh
dalam budidaya tanaman.
Titik Tumbuh (Meristem)
Titik tumbuh atau
meristem, berdasarkan literatur yang ada adalah sekumpulan sel atau jaringan
yang selalu muda dan tidak pernah tua.
Meristem ini akan membelah sebagian akan berdiferensiasi menjadi
berbagai sel lanjutan, tapi sebagian tetap berupa sel muda. Sel-sel muda inilah
yang disebut meristem.
Di dalam tumbuhan dikenal
beberapa meristem, yaitu :
- meristem
apikal : meristem yang berada pada ujung pucuk maupun ujung akar.
- meristem
lateral : meristem yang terdapat pada ketiak daun.
- meristem
interkalari: meristem yang terdapat pada buku.
- kambium
: lapisan meristem yang terdapat antara kayu dan kulit.
Titik tumbuh merupakan awal mula tumbuhnya organ
tanaman. Titik tumbuh bisa menumbuhkan
tunas, atau akar atau bunga tergantung pada dominasi hormon yang mempengaruhi
tumbuhan tersebut. Titik tumbuh inilah yang akan terpengaruh oleh hormon. Oleh sebab itulah maka hormon sangat
menentukan pertumbuhan tanaman.
Meristem dan Hormon
Di ujung pucuk terdapat
pusat penghasil auksin (hormon perakaran), sedangkan di ujung akar merupakan
pusat penghasil sitokinin (hormon pertunasan). Padahal hormon auksin menghambat
tunas dan sebaliknya hormon sitokinin menghambat akar. Letak pusat penghasil
hormon dan sifat hormon tersebutlah yang menyebabkan fenomena ”Dominasi
Apikal”. Dominasi apikal inilah yang
menyebabkan bibit akan tumbuh meninggi terus sampai dominasi apikalnya melemah
maka baru akan bercabang.
Tumbuh
Pada tumbuhan ada istilah pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan adalah pertambahan yang bersifat kuantitatif,
sedangkan perkembangan adalah pertambahan yang bersifat kualitatif.
Pertumbuhan pada sel dapat
diklasifikasikan menjadi:
- Pembelahan
sel
- Pembesaran
sel
- penebalan
sel
Pengaturan alokasi energi
untuk ketiga komponen tersebut diatur oleh hormon. Hormon yang dapat mempercepat
pembelahan sel adalah hormon giberelin. Giberelin, mempersempit waktu
(interfase dalam proses pembelahan sel) atau waktu istirahat sel setelah
membelah. Jadi sel akan membelah terus menerus tanpa istirahat. Sedangkan Yang
dapat memperlambat dan menghambat pembelahan sel adalah zat penghambat
(misalnya Packlobutrazol). Zat penghambat memperpanjang waktu istirahat
sehingga pembelahan sel menjadi lebih lambat.
Konsekuensi penggunaan
hormon akan merubah arah pertumbuhan, bila misalnya tadinya antara ketiga
komponen pertumbuhan seimbang anatar membelah, membesar dan menebal. Begitu di
beri giberelin, maka sebagian besar energi dipakai untuk membelah, dengan
demikian proses pembesaran dan penebalan akan mengalami pengurangan, hal ini
akan menyebabkan tanaman akan menjadi menjelulur, memanjang. Sebaliknya bila di
beri zat penghambat maka tidak ada pembelahan sel sehingga energi akan
disalukan ke pembesaran dan penebalan sehingga sel akan lebih besar dan tebal.
Keseimbangan Pertumbuhan
Adanya tata letak pusat
penghasil hormon dan karakter hormon akan menyebabkan keseimbangan pertumbuhan
tanaman. Semuanya saling mmpengaruhi dan
menjaga keseimbangan. Begitu terjadi ketidak seimbangan maka tumbuhan akan
berusaha agar seimbang kembali. Misalnya
kita memangkas sebagian besar tajuk /cabang-cabang dan ranting. Dipotongnya cabang dan ranting menyebabkan
hilangnya sumber auksin yang ada di pucuk tanaman, berarti penghambatan
tumbuhnya tunas akan berkurang, sebaliknya hormon tunas yang dihasilkan diujung
akar akan ditransfer ke ujung pohon dan akan mencapai ujung dari bagian yang
dipangkas tersebut, maka pada bagian ujung cabang yang dipangkas tersebut akan
terakumulasi jumlah hormon sitokinin yang cukup tinggi dan hal ini akan memicu
tumbuhnya tunas baru, karena jumlah hormon sitokinin (tunas yang di transfer
dari ujung akar cukup banyak dan tidak ada penghambatan dari auksin yang sudah
dipangkas pada ujung tajuk, maka hormon
tunas akan memacu tumbuhnya tunas cukup besar sehingga akan memunculkan
trubusan baru yang cukup banyak.
Demikian pula sebaliknya
bila kita menyetek bibit tanaman maka sumber sitokinin pada ujung akar akan
hilang maka akan hilanglah proses penghambatan terbentuknya akar, sedangkan
dari ujung pucuk dihasilkan hormon auksin yang ditransfer ke ujung potongan
stek tersebut, sehingga ujung stek tersebut akan terakumulasi hormon auksin
sehingga akan memicu tumbuhnya akar.
Pada kondisi perbanyakan
tanaman yang kandungan hormonnya kurang untuk dapat memicu tumbuhnya akar atau
tunas maka kita perlu menambahkan hormon eksogen karena potongan tanaman
tersebut tidak cukup menyediakan hormon untuk dapat mendukung tumbuhnya akar
atau tunas. Misalnya perbanyakan stek batang,dan stek ranting. Pada potongan
batang dan ranting tersebut kurang terdapat hormon yang dapat memicu akar atau
tunas.
Karakter Jouvenil
Pada tanaman yang dewasa
maka semua selnya akan terimbas dewasa sehingga semua sel akan terpengaruh
metabolisme dewasa akan tetapi ternyata ada beberapa sel yang tidak terimbas
dewasa yaitu sel-sel meristem. Sel-sel meristem ini tetap jouveil walaupun berada pada pohon dewasa. Dan
karakter jouvenil ini sangat diperlukan pada budidaya pohon,yang lebih
mementingkan karakter muda karena akan berdampak pada umur yang panjang dan
viablitas yang tinggi, sedang karakter dewasa akan berdampak pada proses pembungaan
dan umur lebih pendek. Pada budidaya pohon tidak diperlukan bunga, karena yang
diperlukan adalah pertumbuhan batangnya.
Bebas Virus
Bagian suatu tumbuhan yan
relatif bebas penyakit dan virus adalah meristem. Oleh sebab itulah di dalam
metode kultur jaringan ada istilah kultur meristem, yaitu suatu metode
mengkulturkan bagian meristemnya saja, untuk itu hanya diperbolehkan mengambil
eksplan tidak lebih besar dari 0,5 mm. Karena keistimewaan inilah maka banyak
para pembudidaya tanaman menginginkan hasil pembibitan yang berasal dari “Mericlone”
yaitu perbanyakan dengan cara kloning dan menggunakan bahan eksplan berupa
meristem. Bibit mericlone yang
dihasilkan akan mempunyai karakter, seragam, viablitias tinggi, umur panjang,
dan bebas virus.
Pertumbuhan Diluar Kebiasaan
Adanya batasan-batasan
lingkungan yang ada saat inimenyebabkan tumbuhan tidak dapat tumbuh melebihi
kapasitas dukung lingkungan. Demikian pula dengan sifat fisiologis tanaman yang
juga terbatas akibat keterbatasan lingkungan menyebabkan keterbatasan
pertumbuhan tanaman.
Oleh sebab itulah bila
kita mampu memodifikasi dan mengantisipasi keterbatasan tersebut maka kita
dapat membuat pertumbuhan melebihi atau berubah dari yang biasanya.
Kita bisa membuat bunga dan buah lebih besar dengan
penambahan energi dan hormon giberelin. Kita bisa membuat buah tanpa biji
dengan mengembangkan bunga yang belum diserbuki dengan giberelin dosis tinggi
atau membuat biji redumenter/mati pada buah pentil, sehingga buah pentil
tersebut akan tetap membesar tanpa biji.
Kita bisa membuat tanaman
yang tadinya hanya tumbuh satu tunas menjadi bercabang-cabang dengan memberikan
hormon sitokinin dosis tinggi. Kita dapat membuat produktivitas umbi atau akar
menjadi lebih tinggi dengan memberikan hormon akar dan sumber energi instan.
Kita dapat membuat tanaman
berbunga dan berbuah diluar musimnya dengan mengatur dan menabung cadangan
makanan di dalam tumbuhan dengan menggunakan zat penghambat (packlobutrazol)
dan membungakan serentak dengan menggunakan giberelin.
Pertumbuhan Tanpa Batas
Dengan adanya karakter
meristem dan juga kemampuan manusia di dalam memenuhi semua faktor yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh,
maka tanaman dapat tumbuh tanpa batas. Hal ini sudah dibuktikan oleh ilmuwan
jepang yang menumbuhkan tomat di dalam Growth Chamber, dengan mengatur
semua faktor lingkungan yang dibutuhkan dan menyediakan semua kebutuhan makanan
yang diperlukan, maka tanaman tomat tersebut dapat tumbuh sampai berbuah
puluhan ribu dengan ukuran tanaman yang besar dan batang tomat berdiamerr 10 cm