SUB KULTUR: BERBAGAI TEKNIK KULJAR
(ESHA FLORA X IAAS IPB)
Sub kultur dan Esha Flora
Kultur
jaringan merupakan ilmu yang tidak terlepas dari langkah-langkah yang
dikerjakan secara teliti. Langkah-langkah yang dimaksud memiliki banyak sekali
tahapan dan secara umum disebut sebagai metode sub kultur. Adanya kegiatan
tersebut berfungsi menghasilkan bibit unggulan dan sebagai media penyelamatan
tanaman yang terancam punah. Namun demikian, ada banyak sekali evaluasi yang
perlu diperhatikan agar menghasilkan produk yang unggulan. Di Esha Flora
sendiri, tingkat keberhasilan sub kultur mencapai 80%-100% hal menunjukan
persentase yang lebih besar dibanding proses inisiasi. Meskipun demikian, ada
beberapa ragam tujuan dari sub kultur, di antaranya untuk penjarangan,
peremajaan, perbanyakan/multiplikasi, pembesaran/pengakaran, dan penyelamatan.
Macam-macam cara sub
kultur
- Penjarangan
Penjarangan
adalah kegiatan menurunkan jumlah individu pada suatu populasi akibat
pertumbuhan untuk menghindari persaingan kebutuhan faktor lingkungan. Biasanya
kegiatan ini dilakukan pada kultur semai biji yang dijarangkan sebanyak 3-4
kali sub kultur agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Adapun langkah dari
kegiatan penjarangan, diantaranya:
1. Eksplan
dikeluarkan dari botol yang telah disemprot oleh alkohol 70%, kemudian letakkan
eksplan pada cawan petri.
2. Pisahkan
eksplan dengan pinset dan scalpel yang telah digarang.
3. Cabut
akar browning dan potong daun eksplan agar pertumbuhannya seragam.
4. Pada
sub kultur yang telah ditumbuhi selama 3 bulan, plb (protocorm-like-bodies)
siap dikeluarkan dengan spatula yang telah digarang.
5. Eksplan
dapat ditanam pada media pertumbuhan.
B. Peremajaan
Peremajaan
adalah kegiatan sub kultur yang bertujuan meremajakan sifat kultur yang akan
dihasilkan. Peremajaan dilakukan apabila ada daun yang mengalami browning dan
dapat dilakukan juga apabila media kultur mengering. Peremajaan dapat dilakukan
melalui cara pemindahan eksplan ke dalam media kultur yang baru.
C.
Perbanyakan atau Multiplikasi
1. Tanaman
selama proses inisiasi sudah steril dan mengalami pertumbuhan dengan kriteria
bisa diperbanyak seperti sudah tumbuh dua ruas atau tiga ruas sehingga bisa
segera dikultur
2. Tanaman
bisa dipotong-potong dan dipindahkan ke media perbanyakan atau multiplikasi
untuk menumbuhkan tunas atau anakan yang banyak.
3. Perbanyakan
perlu dilakukan pada tanaman yang menghasilkan kultur steril. Pada tanaman
tertentu seperti anggrek macodes perlu di sub kultur secara vertikal.
4. Pada
kegiatan perbanyakan ini media tanam dapat digunakan hormon yang sedikit agar
tanaman tidak cepat tumbuh
D. Pembesaran atau Pengakaran
Tanaman hasil multifikasi ukurannya
kecil tapi jumlahnya banyak apabila ingin tanaman tumbuh besar untuk siap
diaklimatisasi harus dipindahkan ke media pembesaran yaitu media yang tanpa
diberi hormon atau diberi hormon dengan konsentrasi rendah, dapat menggunakan
BAP dengan konsentrasi rendah atau menggunakan MS saja, ataupun jika
menggunakan ZPT dapat digunakan dalam dosis rendah sehingga tanaman bisa tumbuh
seperti semula dan tumbuh akarnya. Tanaman bisa dipotong-potong berdasarkan
luasnya atau anaknya dipisah-pisah jika sudah tumbuh individunya. Apabila
setelah di media pembesaran eksplannya sudah besar dan berakar, pada media MS0
maka tidak perlu dipindahkan ke media perakaran. Bila tanaman masih belum
berakar maka pindahkan dulu ke media untuk pengakaran sebelum diaklimatisasi.
Contoh pada tanaman cendana jika tidak diinduksi menggunakan ZPT maka perakaran
tidak akan tumbuh. Adanya kegiatan perakaran bertujuan untuk membentuk akar
sehingga tanaman bisa diaklimatisasi.
E. Penyelamatan
Penyelamatan dilakukan jika
terdapat jamur (berbentuk serabut atau kapas berwarna) ataupun terdapat bakteri
(lendir dan berwarna putih) pada media maupun pada eksplan terkontaminasi.
Dikeluarkan dan dipotong eksplan yang tidak terkontaminasi kemudian
disterilisasi dengan clorox 5% selama 7 menit. Kemudian eksplan ditanam pada
media baru. Tidak semua penyelamatan menggunakan clorox 5%, jika tanaman
terlalu kecil atau rentan bahan kimia maka bisa menggunakan antibiotik dan ini
tergantung jenis kontaminasi. Pada kontaminasi jamur menggunakan antibiotik
nistatin. Pada kontaminasi bakteri menggunakan streptomisin ataupun amoxilin,
dan kedua jenis antibiotik ini perlu digerus dan diberi air kemudian disaring
airnya, dan digunakan untuk sterilisasi dengan dikocok lalu dibilas sehingga
subkultur bisa di taman kembali.
Tahapan Sub Kultur
(Penjarangan)
Sebelum
enkas digunakan perlu disterilisasi dengan disemprot menggunakan alkohol hingga
bersih diamkan selama 30 menit, dimasukkan alat-alat satu persatu dan
disemprotkan oleh alkohol juga satu persatu lalu didiamkan selama 30 menit,
alat-alat ditata dengan rapi. Subkultur yang digunakan adalah macodes.
Alat dan Bahan:
● Tanaman
Macodes
● Media
tanam dengan growmoro GP atau Glisin Pepton
● Betadine
● Air
steril
● Kapas
steril dan tisu steril
● Pinset
dan scalpel
● 3
botol selai, satu untuk alkohol, satu untuk air steril yang ditetes dengan
betadine, dan sisanya untuk sampah agar selama menanam sampah tidak berserakan
di dalam enkas
Langkah Pengerjaan:
- Membuat
air steril dan ditambah betadine 5 - 7 tetes sampai warna kecoklatan atau
seperti teh lalu terilisasi petridish menggunakan air steril ratakan air
steril agar tercampur betadine dan sampai rata ke semua permukaan
petridish. Selanjutnya air dibuang ke botol selai untuk sampah lalu
dibilas menggunakan air steril. Dibilas sampai sisa betadine hilang dari
petridish.
- Ambil
kapas steril untuk mengelap petridish, ambil kapas menggunakan pinset,
usahakan tangan tidak menyentuh petridish, dan Sampah kapas dibuang ke
botol selai untuk sampah.
- Enkas
tidak menggunakan bunsen sehingga tuang air steril pada tutup selai dan
beri betadin 3 tetes, kemudian ditambah dengan kapas steril untuk mengelap
tutup botol.
- Sebelum
menanam di dalam petridish ditaruh tisu steril. Siapkan tanaman yang akan
di sub kultur yaitu macodes. Pinset
dan scalpel dari botol
selai berisi alkohol dicelupkan ke dalam air steril dan betadine.
- Diambil
tanaman menggunakan pinset, gunakan scalpel
untuk memotong tanaman yang akan dikulturkan dan apabila telah selesai
menggunakan scalpel ataupun
pinset harus dicelup ke dalam air steril yang sudah diberikan betadine.
Apabila tanaman yang sudah dikulturkan telah selesai diambil maka tutup
kembali botol yang berisi tanaman sub kultur agar terjaga sterilisasinya.
- Tanaman
yang berwarna kecoklatan dibuang, potong menggunakan scapel dan jepit tanaman menggunakan pinset. Selama nanam
jangan banyak berbicara karena dapat menyebabkan kontaminasi dan tangan
tidak boleh keluar
- Tanaman
yang akan disub kultur harus bersih dari media, setelah itu scapel dan telah digunakan
dimasukkan ke dalam alkohol
- Gunakan
media grow more dan glisin pepton untuk media tanam. Gunakan botol selai
atau dapat juga menggunakan botol asi. Botol selai ini diisi 5 - 8 tanaman
tergantung besar tanaman yang dipotong.
- Mulut
botol dilap menggunakan kapas yang telah direndam dalam air steril dan
betadine. Usahakan jari kita tidak menempel pada mulut botol. Untuk air
betadine juga jangan sampai masuk ke dalam media.
- Pada
proses penanaman gunakan pinset lalu ambil satu potong sub kultur masukkan
ke dalam botol selai yang sudah berisi media, Posisi saat menenam pinset
dimiringkan agar lebih memudahkan untuk menanam. Usahakan pinset tidak
terkena media tanam
- Setelah
menanam mulut botol dilap lagi dengan air steril dan betadine dan jangan
sampai menetes ke dalam media, lalu ditutup hingga benar-benar rapa, jika
tidak dapat menyebabkan kontaminasi
- Tutup
botol selai, di wrapping lagi,
sedangkan botol asi di gunakan aluminium foil lalu diikat dengan kuat dan
ditutup lagi dengan wrap.
- Beri
label berisikan tanggal dan hari tanam, jenis tanaman, nama penanam dan
jenis media yang digunakan. Satu bulan adalah minimal tanaman dikatakan
berhasil atau tidak. Jika besok sudah kontaminasi maka menunjukkan cara
kerja kita kurang baik mungkin alat-alatnya kurang diperhatikan atau saat
bekerja berbicara.