PERANAN KULTUR JARINGAN DALAM MENINGKATKAN DAN MENGGALI POTENSI DAERAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
I. Pendahuluan
Kultur jaringan merupakan sarana di dalam meningkatkan dan menggali potensi daerah yang berkaitan dengan biodiversity, dalam hal ini tumbuh-tumbuhan. Dengan kultur jaringan dapat dihasilkan produk tanaman yang berkualitas, dalam jumlah besar, kontinu dan seragam. Disamping itu kultur jaringan dapat digunakan didalam pemuliaan tanaman, baik dalam rangka menghasilkan bibit yang unggul untuk keperluan pertanian dan perkebunan maupun untuk menghasilkan metabolit sekunder (kandungan bioaktif yang berkhasiat obat) untuk keperluan industri obat asli alam.
Kultur Jaringan akan sangat bermanfaat sekali bagi Pemda di dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan cara membantu meyediakan kebutuhan suplai bibit unggul untuk keperluan pertanian seperti sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias (bunga potong; anggrek, krisan) dan tanaman obat, maupun untuk keperluan perkebunan seperti pisang abaca, karet, sawi, cengkeh dll demikian pula untuk keperluan kehutanan seperti jati, pinus, Acacia mangium, gmelina, dll.
Kultur jaringan adalah sesuatu yang tidak sulit dan sangat mungkin di lakukan di daerah-daerah. Kultur jaringan dapat dilakukan oleh siapapun karena kultur jaringan menyangkut aspek keterampilan Dan kultur jaringan dapat dilakukan dengan investasi yang relatif murah dibandingkan dengan hasil yang dapat dilakukan. Dengan menggunakan metode-metode kultur jaringan yang sederhana yang mungkin untuk dilakukan dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi peningkatan dibidang pertanian, perkebunan dan kehutanan.
II. Metode Kultur Jaringan Dan Peluang yang dapat Dihasilkan
Peluang yang dapat diambil dengan adanya faktor positif yang dapat dihasilkan oleh kultur jaringan, adalah seperti uraian di bawah ini :
1. Dengan menggunakan metode embrio somatik atau multiplikasi stek pucuk maka dapat dihasilkan bibit dalam jumlah yang besar (jutaan bibit dalam waktu yang singkat), dengan kualitas yang sama dengan induknya, dan relatif seragam. Berarti bahwa apabila kita mempunyai tanaman yang berkualitas tinggi yang didapat dari luar negeri maka kita dapat memperbanyaknya dengan kualitas yang sama dengan tanaman yang didapat dari luar negeri tersebut. Dengan demikian kita dapat mengadakan suplai bibit tanaman tersebut tanpa harus tergantung dengan negara lain. Hal ini memberikan peluang di dalam mengembangkan bisnis sayur-mayur / buah-buahan eksklusif dari Jepang atau Eropa (Strowbery, paprika, melon dll), tanaman bunga potong (anggrek, krisan dll), Demikian pula dengan tanaman kehutanan yang saat ini sedang ramai yaitu Jati Super maupun Jati Emas.
2. Dengan menggunakan metode Kultur Meristem maka dapat dihasilkan bibit tanaman yang bebas virus dari tanaman yang terserang virus. Berarti bahwa kita dapat mengadakan bibit dalam jumlah besar yang bebas virus. Hal ini memberikan peluang untuk mengembangkan produk-produk pertanian yang potensial yang terkena virus seperti anggrek, jeruk, paprika dll.
3. Dengan menggunakan metode variasi somatik dan mutasi kalus maka dapat dihasilkan varitas-varitas baru atau mutasi-mutasi yang dapat memberikan nilai tambah bagi tanaman tersebut. Hal ini memberi peluang di dalam pengembangan tanaman hias, seperti untuk mendapatkan tanaman hias varigata (tanaman hias dengan daun bergaris, atau bercak putih; kristata yaitu tanaman dengan pola pertumbuhan tunas tidak melingkar melainkan berjajar seperti kipas, kompakta yaitu tanaman dengan bentuk yang kerdil dan kompak/ rapat).
4. Dengan menggunakan metode Kultur Anther maka dapat dihasilkan tanaman yang genetiknya 1 n, berarti bahwa dengan metode ini dapat dihasilkan tanaman mini, tanaman hibrida maupun untuk mendapatkan sifat resesif yang positif / baik. Hal ini memberikan peluang untuk pengembangan jenis-jenis hibrida yang baru atau menghasilkan tanaman hias mini , seperti anggrek mini, bunga potong mini dan sebagainya, atau untuk mendapatkan varitas baru dengan sifat unggulnya.
5. Dengan menggunakan metode pelipatgandaan kromosom maka dapat dihasilkan tanaman yang poliploid, berarti bahwa kita dapat menghasilkan tanaman dengan produktifitas yang tinggi, kandungan bioaktif lebih tinggi dan penampakan atau bentuk tanaman yang lebih besar maupun pertumbuhan yang lebih cepat. Hal ini memberikan peluang di dalam menghasilkan bibit-bibit baru dengan kualitas yang lebih baik. Hal ini dapat dikembangkan pada tanaman hias, tanaman sayurmayur, buah-buahan maupun tanaman perkebunan dan kehutanan.
6. Dengan menggunakan metode metabolit sekunder maka dapat dihasilkan kultur dengan kandungan bioaktif yang tinggi, berarti bahwa dengan metode ini dapat dihasilkan bahan bioaktif yang sangat bermanfaat dalam dunia farmasi langsung dari botol. Hal ini memberikan peluang di dalam pengembangan industri produksi metabolit sekunder langsung dari laboratorium tanpa harus melalui penanaman di lapang. Tanaman di kulturkan dalam botol dengan kondisi yang dibuat sedemikian rupa sehingga kultur tersebut dapat menghasilkan kandungan bioaktif yang tinggi. Setelah beberapa bulan diambil dan langsung diekstrak untuk mendapatkan larutan ekstrak tanaman obat tersebut. Industri metabolit sekunder ini sangat diperlukan oleh industri farmasi maupun industri obat tradisional karena saat ini bahan baku tumbuhan obat di alam semakin menyusut keberadaannya dan sangat sulit di dapat.
7. Dengan metode pertumbuhan minimal dan penggunaan zat penghambat maka dapat dihasilkan kultur tanaman dengan pertumbuhan yang sangat lambat, berarti bahwa kita dapat menyimpan berbagai jenis tanaman potensial dan komersial serta langka dalam botol kultur. Hal ini memberikan peluang dalam mengkonservasi secara eksitu keanekaragaman genetik tanaman dengan cara kultur jaringan. Dengan teknik ini maka yang seharusnya setiap 3 bulan media kultur harus diganti maka dengan metode ini kultur dapat terus disimpan selama 1 sampai 3 tahun tanpa harus penggantian media kultur. Dengan demikian dengan metode ini dapat dilakukan bank plasma terhadap tanaman-tanaman yang potensial yang terdapat di daerah maupun dari luar.
III. Pengembangan yang Dapat Dilakukan di Daerah
Pengembangan yang dapat dilakukan berdasarkan kemampuan kultur jaringan adalah :
1. Pengembangan pusat pembibitan tanaman komersial, tanaman pertanian, tanaman perkebunan, tanaman kehutanan, tanaman langka dan tanaman hutan potensial.
2. Pengembangan budidaya pertanian, perkebunan, dan kehutanan dengan menggunakan bibit unggul yang diproduksi sendiri.
3. Pengembangan agribisnis sayuran dan buah-buahan eksklusif Jepang dan Eropa dengan teknik hirdoponik dan aeroponik, dengan bahan bibit disuplai sendiri.
4. Pengembangan perkebunan anggrek dan bunga potong dengan bibit yang berkualitas tinggi dan up to date yang di dapat datri luar negeri dan diperbanyak sendiri dengan kultur jaringan.
5. Pengembangan hutan rakyat dengan menggunakan bibit unggul dengan harga yang murah dan produktifitas yang tinggi yang dihasilkan sendiri.
6. Pengembangan varitas baru, jenis unggul baru dengan melakukan pemuliaan sederhana kultur jaringan.
7. Peningkatan nilai tambah keanekaragaman hayati potensial yang masih tersimpan dihutan. Misalnya Anggrek hutan, tanaman hias hutan, tumbuhan obat hutan, pohon kayu potensial, tanaman pangan hutan, tanaman aromatik hutan dll.
8. Pengembangan industri metabolit sekunder langsung dari botol kultur. Penyediaan bahan baku bioaktif langsung dari laboratorium langsung diekstrak ke pabrik.
9. Pengembangan sentra-sentra produksi seperti sentra produksi sayuran, sentra produksi tumbuhan obat dan sentra produksi buah-buahan.
10. Peningkatan produktifitas perkebunan dengan penyediaan bibit unggul sendiri sehingga dapat meningkatkan produksi dengan harga murah.
11. Reboisasi dengan berbagai tanaman langka dan potensial maupun denmgan tanaman yang komersial dengan pengadaan bibit sendiri, murah dan berkualitas serta kontinu.
IV. Dampak yang Dihasilkan dengan Adanya Pengembangan Tersebut
Dampak yang timbul dengan adanya pengembangan tersebut adalah :
1. Bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan akan lebih bergairah dengan tersedianya bibit unggul dengan harga yang relatif lebih murah dan kontinu.
2. Produktifitas pertanian, perkebunan dan kehutanan akan semakin meningkat dengan dipakainya bibit berkualitas.
3. Agribisnis sayuran dan buah-buahan dengan teknik budidaya yang intensif (hidroponik dan aeroponik) akan semakin berkembang dengan mudah didapatnya bibit-bibit yang diperlukan dengan harga yang murah.
4. Dihasilkannya anggrek dan bunga potong dengan kualitas yang tinggi akan memacu agribisnis anggrek dan tanaman hias di daerah.
5. Dihasilkannya kayu dengan jumlah yang memadai dengan kualitas yang tinggi.akan menjadikan daerah sebagai salah satu daerah pemasok kayu dengan kualitas yang tinggi.
6. Terdapatnya varitas baru atau jenis unggul baru akan memacu produktifitas dan daerah dapat berperan sebagai pemasok jenis unggul baru yang berasal dari tanaman potensial endemik daerah.
7. Dihasilkannya metabolit sekunder langsung dari laboratorium ke pabrik bersifat lebih stabil dan dapat direncanakan karena tidak terlalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sehingga daerah dapat berperan sebagai pemasok kebutuhan bahan baku bioaktif bagi kebutuhan industri farmasi maupun industri tumbuhan obat tradisional.
8. Terbentuknya sentra-sentra produksi akan meningkatkan dinamika agribisnis daerah sehingga perekonomian akan semakin berkembang dengan baik dan sehat.
9. Dengan tersedianya bibit yang berkualitas dean mencukupi maka kebutuhan bibit untuk reboisasi akan terpenuhi sehingga program reboisasi dan rehabilitasi akan berjalan dengan baik sehingga daerah akan menjadi lebih hijau dan sehat.
10. Dengan adanya kegiatan tersebut diatas akan membuka peluang terbukanya lapangan pekerjaan yang cukup besar sehingga dapat menyerap pengangguran dengan berbagai level pendidikan.
11. Dengan meningkatnya kegiatan perekonomian akan meningkatkan dan mempercepat perputaran modal di masyarakat sehingga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pendapatan daerah.
12. Dengan diproduksinya berbagai macam produk agribisnis yang berkualitas akan membuka peluang masuknya finansial dan modal yang lebih besar baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
13. Dengan kemampuan yang dapat dilakukan dengan kultur jaringan dalam memproduksi bibit unggul maka daerah dapat bersaing dengan luar negeri dalam hal pengadaan bibit unggul khususnya bibit unggul yang masih sulit di dapat maupun bibit unggul endemik daerah yang bibit tersebut tidak terdapat di luar negeri. (misalnya jenis-jenis endemik dan asli hutan tropis dll).
14. Dengan adanya peningkatan pemasukan pendapatan daerah maka daerah akan lebih mudah untuk dapat melaksanakan tujuan yang akan dicapai.
Sumber : www.eshaflora.com
0 comments:
Post a Comment