Ketika dud unyamanee diperkenalkan Pramote Rojruangsang-penyilangnya-pada 2003, sosoknya kompak dengan daun agak bulat. Ukuran daun sedang, panjang 12-14 cm dan lebar 8-10 cm. Penampilannya cantik, daun dominan merah berbercak hijau. Selama 6 tahun orang mengenal mutu manikam-arti dud unyamanee-seperti itu. Namun, kini banyak muncul dud unyamanee berpenampilan beda. Contohnya milik Syahrial Usman di Riau. Ukuran daun sepertiga dari normal.
Dud unyamanee juga bersalin warna. Itu tampak pada koleksi Harry Setiawan di Kalimalang, Jakarta Timur. Daun yang semula berwarna merah bercak hijau bermutasi jadi putih-hijau. Dud milik Ukay Saputra di Sawangan, Depok, berubah wujud menjadi merah muda polos. Sedangkan Oping Sulistio di Cirebon mengoleksi mutu manikam dengan 3 pola warna berbeda: merah-hijau; dan putih-hijau.
Dud unyamanee beragam wajah baru 'bermunculan' 6 bulan belakangan. Maklum, 2-3 tahun silam mutu manikam yang masuk ke tanahair berupa bibit berdaun kurang dari 6 helai. Tingginya maksimal 10 cm. Ketika itu sosok asli anggota famili Araceae itu belum jelas. Kini mereka telah dewasa dan beberapa di antaranya berubah wujud. Namun, tak semua perubahan itu mutasi. Bisa saja karena variasi somaklonal yang terjadi akibat pengaruh media dalam kultur jaringan. Jika bukan mutasi, kemungkinan besar penampilan sri rejeki kembali normal.
Kereta cepat
Menurut Gregori Garnadi Hambali perubahan sosok pada aglaonema memang mudah terjadi. 'Penyebabnya adalah jumping gen,' kata penyilang di Bogor itu. Jumping gen atau perubahan susunan gen DNA terjadi karena beberapa faktor. Seperti lingkungan ekstrim, pemberian hormon tertentu, atau tingginya variasi genetik akibat seringnya persilangan. Perbanyakan terlalu tinggi pun dapat memicu perubahan wujud aglaonema.
Ir Edhi Sandra, MS-kepala unit laboratorium kultur jaringan di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor-mengibaratkan jumping gen seperti kereta api berkecepatan tinggi yang diberhentikan mendadak. 'Gerbong kereta akan saling berbenturan dan mungkin ada yang keluar rel sehingga susunannya kacau,' kata Edhi. Sama halnya dengan gen. Bila tanaman yang sedang tumbuh optimal tiba-tiba diperbanyak secara vegetatif, akan terjadi hambatan yang mendorong perubahan gen. Apalagi bila sebelumnya tanaman dipacu tumbuh dengan hormon yang merangsang pembelahan sel secara cepat.
Perubahan sosok bisa berupa warna, gurat daun, atau bentuk daun. Tiara mestinya berdaun hijau berbercak merah. Namun, koleksi William Luhur di Pos Pangumben Raya, Jakarta Barat, merah polos tanpa bercak.
Kultur jaringan
Sosok yang beragam dari satu jenis tanaman juga bisa muncul lewat perbanyakan kultur jaringan. Musababnya, sumber sel kultur jaringan terbagi jadi 4 kombinasi berdasarkan umur biologis dan fisiologis. Ada sel berumur muda dan berpenampilan juvenil; muda bersosok dewasa; tua berpenampilan juvenil; dan tua bersosok dewasa.
'Pada dud unyamanee bersosok kerdil kemungkinan berasal dari sel kultur jaringan dalam kelompok tua dan dewasa,' kata Edhi. Sri rejeki tua pertumbuhannya lambat dan sosok kecil. Tingkat kedewasaan dilihat dari daunnya yang merah. Namun, dalam kasus kultur jaringan itu perubahan yang terjadi tidak masuk kategori mutasi.
Toh, perubahan wujud itu jadi idaman kolektor. Mula-mula Ukay melihat 3 daun salah satu Aglaonema costatum miliknya berubah warna. Mestinya, hijau tua berbercak putih, tapi 3 daun itu hijau muda berbercak putih. Kelainan itu ia pertahankan. Kini hampir seluruh daun costatum itu hijau muda bercak putih.
Menurut Edhi perubahan pada costatum milik Ukay termasuk mutasi kimera. Yaitu, mutasi yang terjadi pada beberapa kelompok sel saja. Pada mutasi itu penyimpangan yang muncul dalam satu tanaman bisa ditingkatkan. 'Caranya dengan mengusahakan agar sel yang termutasi itulah yang tumbuh jadi tunas baru,' tambah Edhi. Itulah yang dilakukan Ukay.
Menurut Ukay aglaonema mutasi menjadi idaman karena nilai jualnya 5-10 kali lipat ketimbang normal. Pantas Songgo Tjahaja, hobiis tanaman hias di Jakarta Barat menyebut mendapat sri rejeki mutasi ibarat mendapat jackpot. Artinya, perubahan sosok aglaonema tak membuat dunia menangis seperti saat reaktor nuklir Chernobyl meledak. (Rosy Nur Apriyanti)
sumber : trubus
Dud unyamanee juga bersalin warna. Itu tampak pada koleksi Harry Setiawan di Kalimalang, Jakarta Timur. Daun yang semula berwarna merah bercak hijau bermutasi jadi putih-hijau. Dud milik Ukay Saputra di Sawangan, Depok, berubah wujud menjadi merah muda polos. Sedangkan Oping Sulistio di Cirebon mengoleksi mutu manikam dengan 3 pola warna berbeda: merah-hijau; dan putih-hijau.
Dud unyamanee beragam wajah baru 'bermunculan' 6 bulan belakangan. Maklum, 2-3 tahun silam mutu manikam yang masuk ke tanahair berupa bibit berdaun kurang dari 6 helai. Tingginya maksimal 10 cm. Ketika itu sosok asli anggota famili Araceae itu belum jelas. Kini mereka telah dewasa dan beberapa di antaranya berubah wujud. Namun, tak semua perubahan itu mutasi. Bisa saja karena variasi somaklonal yang terjadi akibat pengaruh media dalam kultur jaringan. Jika bukan mutasi, kemungkinan besar penampilan sri rejeki kembali normal.
Kereta cepat
Menurut Gregori Garnadi Hambali perubahan sosok pada aglaonema memang mudah terjadi. 'Penyebabnya adalah jumping gen,' kata penyilang di Bogor itu. Jumping gen atau perubahan susunan gen DNA terjadi karena beberapa faktor. Seperti lingkungan ekstrim, pemberian hormon tertentu, atau tingginya variasi genetik akibat seringnya persilangan. Perbanyakan terlalu tinggi pun dapat memicu perubahan wujud aglaonema.
Ir Edhi Sandra, MS-kepala unit laboratorium kultur jaringan di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor-mengibaratkan jumping gen seperti kereta api berkecepatan tinggi yang diberhentikan mendadak. 'Gerbong kereta akan saling berbenturan dan mungkin ada yang keluar rel sehingga susunannya kacau,' kata Edhi. Sama halnya dengan gen. Bila tanaman yang sedang tumbuh optimal tiba-tiba diperbanyak secara vegetatif, akan terjadi hambatan yang mendorong perubahan gen. Apalagi bila sebelumnya tanaman dipacu tumbuh dengan hormon yang merangsang pembelahan sel secara cepat.
Perubahan sosok bisa berupa warna, gurat daun, atau bentuk daun. Tiara mestinya berdaun hijau berbercak merah. Namun, koleksi William Luhur di Pos Pangumben Raya, Jakarta Barat, merah polos tanpa bercak.
Kultur jaringan
Sosok yang beragam dari satu jenis tanaman juga bisa muncul lewat perbanyakan kultur jaringan. Musababnya, sumber sel kultur jaringan terbagi jadi 4 kombinasi berdasarkan umur biologis dan fisiologis. Ada sel berumur muda dan berpenampilan juvenil; muda bersosok dewasa; tua berpenampilan juvenil; dan tua bersosok dewasa.
'Pada dud unyamanee bersosok kerdil kemungkinan berasal dari sel kultur jaringan dalam kelompok tua dan dewasa,' kata Edhi. Sri rejeki tua pertumbuhannya lambat dan sosok kecil. Tingkat kedewasaan dilihat dari daunnya yang merah. Namun, dalam kasus kultur jaringan itu perubahan yang terjadi tidak masuk kategori mutasi.
Toh, perubahan wujud itu jadi idaman kolektor. Mula-mula Ukay melihat 3 daun salah satu Aglaonema costatum miliknya berubah warna. Mestinya, hijau tua berbercak putih, tapi 3 daun itu hijau muda berbercak putih. Kelainan itu ia pertahankan. Kini hampir seluruh daun costatum itu hijau muda bercak putih.
Menurut Edhi perubahan pada costatum milik Ukay termasuk mutasi kimera. Yaitu, mutasi yang terjadi pada beberapa kelompok sel saja. Pada mutasi itu penyimpangan yang muncul dalam satu tanaman bisa ditingkatkan. 'Caranya dengan mengusahakan agar sel yang termutasi itulah yang tumbuh jadi tunas baru,' tambah Edhi. Itulah yang dilakukan Ukay.
Menurut Ukay aglaonema mutasi menjadi idaman karena nilai jualnya 5-10 kali lipat ketimbang normal. Pantas Songgo Tjahaja, hobiis tanaman hias di Jakarta Barat menyebut mendapat sri rejeki mutasi ibarat mendapat jackpot. Artinya, perubahan sosok aglaonema tak membuat dunia menangis seperti saat reaktor nuklir Chernobyl meledak. (Rosy Nur Apriyanti)
sumber : trubus
0 comments:
Post a Comment