Permasalahan.
Kultur jaringan masih sangat asing buat sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebagian orang yang sudah pernah mendengar dan tau secara sepintas, tidak mendapatkan informasi yang benar mengenai kultur jaringan.
Demikian pula dengan para pemutus kebijakan di berbagai level pemerintahan tidak mendapatkan informasi kultur jaringan dengan benar, sehingga persepsi yang berkembang adalah persepsi yang salah dan bersifat negatif. Hal ini membuat para pemutus kebijakan tidak memasukkan kultur jaringan dalam program institusinya.
Kondisi ini berlangsung bertahun-tahun, dan para peneliti di bidang ini tidak ada yang memberikan informasi dan transfer teknologi ke masyarakat luas. Demikian pula dengan para pengusaha berusaha melindungi dan merahasiakan kemampuan dan keterampilan kultur jaringannya sebagai faktor positif dalam berusaha. Akibatnya masyarakat tetap buta terhadap bioteknologi khususnya dalam hal ini kultur jaringan.
Demikian pula dengan teknologi terapan yang ada di sebagian besar masyarakat masih sangat konvensional. Sangat kontras dengan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi maupun di litbang bioteknologi.
Siapakah yang seharusnya memberikan informasi bioteknologi terkini? siapakah yang dapat mengajarkan bioteknologi terkini kepada msyarakat sehingga Indonesia tidak menjadi negara yang tertinggal dalam bidang bioteknologi? Siapakah yang dapat memodifikasi bioteknologi agar dapat dilaksanakan dengan kondisi masyarakat Indonesia sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Esha Flora Plant Tissue Culture Memasyarakatkan Kultur jaringan di Sekolah-Sekolah
Merasa prihatin dengan kondisi tersebut maka Esha Flora merasa terpanggil untuk dapat memasyarakatkan kultur jaringan sejak dini di sekolah- sekolah. Esha Flora memberikan jasa konsultasi, transfer informasi dan teknologi untuk keperluan proses belajar mengajar untuk anak-anak SD, SMP dan SMA.
Esha Flora memodifikasi alat dan metoda serta materi pembelajaran yang sesuai untuk tahapan pembelajaran di sekolah.
Esha Flora akan sangat senang bekerja sama dengan pihak-pihak sekolah negeri, sekolah swasta, pesantren dll untuk memasyarakatkan kultur jaringan secara dini.
Beberapa hal yang telah dilakukan:
1. Pengembangan alat tanam berupa enkas mini untuk proses pembelajaran di sekolah-sekolah.
2. Pengembangan kultur jaringan anggrek di sekolah-sekolah.
3. Pengembangan materi pembelajaran kultur jaringan yang sesuai dengan level pendidikannya.
4. Pengembangan media kultur jaringan organik untuk praktek kultur jaringan di sekolah - sekolah.
5. Pengembangan laboratorium kultur jaringan sederhana di sekolah-sekolah
6. Pelatihan guru-guru mengenai kultur jaringan secara sederhana di sekolah.
7. Pengembangan kultur jaringan seni berupa gantungan kunci kuljar untuk dikembangkan di sekolah.
8. Pelayanan penjualan alat dan bahan kultur jaringan secara eceran dan murah untuik keperluan
praktikum
9. Menyediakan fasilitas kunjungan, demonstrasi, praktikum maupun penelitian.
10.Menyediakan SDM kultur jaringan untuk keperluan praktek, pelatihan dan transfer materi kultur
jaringan.
Tujuan Pemasyarakatan kultur jaringan secara dini di sekolah-sekolah:
1. Membangun atmosfir dan persepsi positif mengenai kultur jaringan.
2. Mengenalkan kultur jaringan seluas mungkin di masyarakat.
3. Sebagai dasar pengembangan kultur jaringan lebih lanjut di masyarakat.
4. Memperkuat sendi-sendi agribisnis di Indonesia.
Penutup
Kami sangat terbuka kepada semua stake holder yang terkait untuk saling bantu dan bekerjasama untuk pengembangan dan pengenalan kultur jaringan di sekolah-sekolah.
Semoga kultur jaringan dapat berkembang dengan baik disekolah-sekolah dan pada akhirnya kultur jaringan akan dapat lebih dimengerti dan dipahami oleh masyarakat luas.
www.eshaflora.com
Demikian pula dengan para pemutus kebijakan di berbagai level pemerintahan tidak mendapatkan informasi kultur jaringan dengan benar, sehingga persepsi yang berkembang adalah persepsi yang salah dan bersifat negatif. Hal ini membuat para pemutus kebijakan tidak memasukkan kultur jaringan dalam program institusinya.
Kondisi ini berlangsung bertahun-tahun, dan para peneliti di bidang ini tidak ada yang memberikan informasi dan transfer teknologi ke masyarakat luas. Demikian pula dengan para pengusaha berusaha melindungi dan merahasiakan kemampuan dan keterampilan kultur jaringannya sebagai faktor positif dalam berusaha. Akibatnya masyarakat tetap buta terhadap bioteknologi khususnya dalam hal ini kultur jaringan.
Demikian pula dengan teknologi terapan yang ada di sebagian besar masyarakat masih sangat konvensional. Sangat kontras dengan teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi maupun di litbang bioteknologi.
Siapakah yang seharusnya memberikan informasi bioteknologi terkini? siapakah yang dapat mengajarkan bioteknologi terkini kepada msyarakat sehingga Indonesia tidak menjadi negara yang tertinggal dalam bidang bioteknologi? Siapakah yang dapat memodifikasi bioteknologi agar dapat dilaksanakan dengan kondisi masyarakat Indonesia sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Esha Flora Plant Tissue Culture Memasyarakatkan Kultur jaringan di Sekolah-Sekolah
Merasa prihatin dengan kondisi tersebut maka Esha Flora merasa terpanggil untuk dapat memasyarakatkan kultur jaringan sejak dini di sekolah- sekolah. Esha Flora memberikan jasa konsultasi, transfer informasi dan teknologi untuk keperluan proses belajar mengajar untuk anak-anak SD, SMP dan SMA.
Guru-guru SMK Kuningan melakukan kunjungan ke Esha Flora dan membeli satu paket alt bahan kultur jaringan dengan kapasitas 1000 kultur. Bertemu dengan rekan dari SMK Sragen yang sedang magang di Esha Flora.Esha Flora juga turut melatih dan memberikan pemagangan untuk anak-anak SMK pertanian agar mereka dapat menguasai teknologi ini.
Esha Flora memodifikasi alat dan metoda serta materi pembelajaran yang sesuai untuk tahapan pembelajaran di sekolah.
Esha Flora akan sangat senang bekerja sama dengan pihak-pihak sekolah negeri, sekolah swasta, pesantren dll untuk memasyarakatkan kultur jaringan secara dini.
Beberapa hal yang telah dilakukan:
1. Pengembangan alat tanam berupa enkas mini untuk proses pembelajaran di sekolah-sekolah.
2. Pengembangan kultur jaringan anggrek di sekolah-sekolah.
3. Pengembangan materi pembelajaran kultur jaringan yang sesuai dengan level pendidikannya.
4. Pengembangan media kultur jaringan organik untuk praktek kultur jaringan di sekolah - sekolah.
5. Pengembangan laboratorium kultur jaringan sederhana di sekolah-sekolah
6. Pelatihan guru-guru mengenai kultur jaringan secara sederhana di sekolah.
7. Pengembangan kultur jaringan seni berupa gantungan kunci kuljar untuk dikembangkan di sekolah.
8. Pelayanan penjualan alat dan bahan kultur jaringan secara eceran dan murah untuik keperluan
praktikum
9. Menyediakan fasilitas kunjungan, demonstrasi, praktikum maupun penelitian.
10.Menyediakan SDM kultur jaringan untuk keperluan praktek, pelatihan dan transfer materi kultur
jaringan.
Tujuan Pemasyarakatan kultur jaringan secara dini di sekolah-sekolah:
1. Membangun atmosfir dan persepsi positif mengenai kultur jaringan.
2. Mengenalkan kultur jaringan seluas mungkin di masyarakat.
3. Sebagai dasar pengembangan kultur jaringan lebih lanjut di masyarakat.
4. Memperkuat sendi-sendi agribisnis di Indonesia.
Penutup
Kami sangat terbuka kepada semua stake holder yang terkait untuk saling bantu dan bekerjasama untuk pengembangan dan pengenalan kultur jaringan di sekolah-sekolah.
Semoga kultur jaringan dapat berkembang dengan baik disekolah-sekolah dan pada akhirnya kultur jaringan akan dapat lebih dimengerti dan dipahami oleh masyarakat luas.
www.eshaflora.com
0 comments:
Post a Comment